Part 10 [Nasi Goreng]

49 20 6
                                    

•[Can We be Together?]—Part 10—•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[Can We be Together?]
—Part 10—

"Dita!" tepuk seseorang dari belakang.

Dita terpelonjak kaget dengan tepukan tiba tiba di bahunya, "Eh!"

Fian tersenyum, "Gue ngagetin lo banget ya Ta, sampe gitu reaksinya?"

Dita hanya tersenyum kikuk. Pikiran nya belum sepenuh nya disini. Sebagian masih berada di parkiran —lebih tepatnya mobil Rafa.

"Berangkat bareng siapa Ta?" tanya Fian tiba tiba.

Dita jadi teringat lagi dengan kejadian tadi. "Anjing malu banget!" ucapnya tanpa sadar.

"Lo kenapa Ta?" Fian bingung dengan ucapan Dita yang tiba tiba dan tidak sinkron dengan pertanyaan yang ia berikan barusan.

"Eh gapapa, gue kelas dulu ya yan," Dita kemudian berlalu dari hadapan Fian

Melihat Dita yang berjalan sambil terus memukul mukul kepala membuat Fian bertanya tanya apa yang baru saja terjadi antara Dita dan Rafa.

Sebenarnya Fian hanya basa basi saat menanyakan prihal Dita berangkat dengan siapa hari ini. Pasalnya ia sendiripun melihat Dita yang turun dari mobil Rafa.

"Lo udah move on ya Ta, selamat deh," ucap Fian lirih.

***

"Bu es teh anget nya satu,"

"Es teh anget?" tanya Bu Ida memastikan apa yang barusan Dita ucapkan.

"Iya bu es teh anget satu," ulang Dita

"Es teh kok anget toh, bangun dulu mbak Dita," Bu Ida menggelengkan kepalanya sambil menepuk nepuk bahu Dita.

Dita hanya menatap Bu Ida bingung, belum paham apa yang Bu Ida maksudkan, "Heh maksudnya gimana bu?"

"Mba Dita itu mau pesen es teh, atau teh anget?"

"Es teh kan bu, tadi saya bilangnya gimana?"

"Tadi mba Dita bilang es teh anget satu ya bu, gitu," jelas Bu Ida sambil menahan tawa.

Dita menggaruk tengkuk nya salah tingkah, "Maaf bu, baru ngga fokus,"

"Makannya jangan mikirin gue terus,"

Dita menoleh. "Rafa!"

Rafa hanya menain turun kan alisnya. Lalu beralih untuk memesan makanan "Bu Ida mau nasgor satu sama es teh anget nya ya," Rafa sengaja menekankan pada kata 'es teh anget' untuk menyindir gadis di sampingnya.

"Apaan sih lo Raf! Ga lucu!" sewot Dita

Tak lama Bu Ida datang membawa pesanan Dita, "Ini mba Dita es teh anget nya," Bu Ida ikut menggoda Dita

"Ihhh Bu Idaa!!!"

Dita yang malu kemudian buru buru berjalan menuju kelas.

Melihat Dita berjalan salah tingkah membuat Rafa gemas. Gadis itu tanpa usaha ekstra juga sudah menarik. Terlahir menarik.

"Pacarnya mas Rafa ya?" tanya Bu Ida tiba tiba.

"Eh engga Bu,"

Bu Ida tersenyum, "Alah mosok, kalian cocok lho," goda Bu Ida

"Masa sih bu? kalau gitu, belum bu maksudnya, bukan engga, masih usaha ini, doain ya!"

"Pasti mas Rafa!"

Rafa kemudian berjalan ke lorong kelas sambil membawa plastik bungkusan nasi goreng.

"Eh kak Rafa ngapain ke lorong kelas 11?" tanya beberapa siswi yang heran dengan kemunculan Rafa pagi pagi di lorong kelas 11.

Rafa tidak menjawab. Kemudian ia masuk di salah satu kelas yang ada di sana.

"Ta ta ta, ada Kak Rafa," bisik Hanan sambil menggoyang goyangkan bahu Dita.

"Apa sih nan, gue ngantuk banget," Dita sama sekali enggan bergerak. Namun hanan masih saja menepuk nempuk bahunya.

Rafa kemudian menghampiri Dita yang masih setia pada posisinya yang menenggelamkan kepala di lipatan tangan.

Hanan hendak memanggil Dita lagi namun tidak jadi karena Rafa yang memberi kode dengan menempelkan jari telunjuknya di mulut.

"Hai Dita, bangun dong," bisik Rafa di samping telinga Dita.

Mendengar itu Dita sontak membuka matanya. "KYAAAAA SETAN!!"

Ia melihat sekeliling. Kini dirinya benar benar menjadi pusat perhatian. Di depan nya masih ada Rafa yang berdiri sambil memandangi nya.

"Kak Rafa ngapain kesini?" tanya Dita sopan. Ia tidak mungkin memanggil Rafa tanpa embel embel kak saat ini. Bisa makin panjang urusan.

"Nih buat sarapan," Rafa memberikan nasi goreng yang tadi ia beli di kantin.

"Maaf kak tapi aku udah sarapan," tolak Dita.

Rafa berdehem untuk mengurangi rasa malunya. Bisa bisanya ia lupa padahal tadi Rafa yang menjemput Dita di rumahnya saat gadis itu tengah sarapan.

"Yaudah buat makan siang aja, dihabisin ya," setelah mengucapkan itu Rafa keluar kelas.

Semuanya hendak mendatangi meja Dita untuk meminta penjelasan, nemun mereka mengurungkan niatnya saat Bu Yanti masuk ke dalam kelas.

"Selamat pagi anak anak," sapa Bu Yanti semangat.

"Selamat pagi bu,"

"Baik kita mulai pelajaran nya,"

Tiba tiba saja ponsel Dita bergetar. Sebuah pesan masuk ke akun instagram nga

Rafaeldmr
Dimakan ya cantik. Nanti pulang sama gue. Ga ada penolakan.

"Rafaaa!!" kesal Dita setelah membaca pesan yang baru saja ia terima.


tbc











.

CAN WE BE TOGETHER?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang