Part 32 [Kejutan Kecil]

38 7 2
                                    

•[Can We be Together]—Part 32—•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



[Can We be Together]
—Part 32

Setelah mengantarkan Tera pulang, Rafa dan Dita keluar lagi untuk menghabiskan malam minggu mereka. Namanya juga anak muda, harus seimbang belajar dan hiburannya.

"Kita mau kemana Raf?"

"Ke alun alun kota aja yuk, aku udah lama ga kesana," ajak Rafa

Dita tersenyum antusias. Sama seperti Rafa, Dita juga sudah lama sekali tidak ke alun alun kota. Bahkan ia sendiri lupa kapan terakhir kali kesana.

"Aku udah lama banget deh ga ke alun-alun,"

"Sama aku juga, terakhir si sama Galen Nathan, habis itu Galen di kejar banci terus balik deh," Rafa terkikik geli saat mengingat ekspresi Galen ketika dikejar banci.

Dita menutup mulutnya, "Hah kok bisa dikejar banci,"

"Bego banget waktu itu si Galen manggil manggil mba mba rambut nya panjang cakep gitu kan—"

"Eh waktu nengok rambut palsu anjing alias bencong, habis itu kejar kejaran mereka, HAHAHAHA,"

"Sialan kek film india,"

"Iya lagi, di hp Nathan ada tuh di kasih backsound india. Ga jelas emang."

Mereka berdua menertawakan tingkah Galen cukup lama hingga mobil sudah terparkir di samping alun alun. Memang kalau diceritakan ke randoman sorang Galen, sebulan tanpa jedapun juga tak akan cukup.

"Yuk yang turun,"

"Ish apaan yang yang,"

"Heheheh, iyaa deh. Ayo Ta, turun,"

Mereka berdua kemudian turun bersama. Karena hari ini Sabtu, tak heran jika alun alun kota sangat ramai. Kebanyakan anak anak muda yang sedang berpacaran seperti yang dilakukan Dita dan Rafa saat ini.

"Rame banget ya,"

"Mau langsung beli makan ga, terus duduk di rumput," Dita kemudian menyetujui perkataan Rafa.

Alun alun kini sudah lebih modern dan tertata. Banyak stand yang menjajakan makanan yang bermacam macam. Mulai dari gorengan, jagung, bahkan makanan korea hingga jepang pun ada. Beginilah dampak positif globalisasi.

"Raf aku mau beli odeng, sama cumi cumi bakar," Dita menunjuk stand makanan tersebut.

Rafa mengangguk, "Yaudah kamu beli gih, aku mau beli minum sama makanan yang lain. Biar nanti cepet,"

"Okeee, nanti kamu yang kesini ya!"

Dita mengantri untuk membeli odeng. Makanan khas korea itu menjadi salah satu makanan kesukaan Dita dan mamanya. Tapi tetap saja ia lebih menyukai gado gado Bu Ida.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CAN WE BE TOGETHER?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang