Part 1 [Kenalan]

155 40 11
                                    

•[Can We be Together?]—Part 1—•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[Can We be Together?]
—Part 1—

Dita celingukan mencari keberadaan Tera. Mata rabun nya membuat semua wajah terlihat datar. Penyakit mayoritas remaja sekarang, mata minus.

"Nyari siapa?"

Dita mengucek matanya beberapa kali. Mencari Tera yang latihan nya cukup jauh membuat ia harus menyipitkan mata supaya lebih fokus. Seseorang di hadapan nya ini mau tak mau membuat matanya mengatur ulang titik fokusnya menjadi jarak dekat.

"Lo—" kaget Dita yang mendapati seseorang yang tadi sempat mencibirnya di depan gym.

"Nyari siapa?" pemuda tadi mengulang pertanyaan nya.

"Eh, nyari adek gue,"

Laki laki itu berdecak, "Adek lo yang mana kan gue ga tau,"

"Kak!" akhirnya Tera menghampiri Dita.

"Eh Kak Rafa, sore kak," sapa Tera pada laki laki tadi yang bernama —Rafa

"Nih pelindung tangan lo, gue di kamar 412 lantai 7, tar call gue kalo udah selesai,"

"Yoi thanks, dah sono pergi!"

"Ga ada sopan sopan nya ye lu jadi adek, ntar kalo lo ga bawa janji jiwa, ga gue bukain kamar, ga gue anter balik! inget!"

Tanpa mengucap sepatah kata adiknya berlalu dari hadapan nya. Alis Dita menekuk tajam, emosi "Ga ada sopan sopan nya banget tu orang!"

"Sendirinya emang sopan?" sahut Rafa

"Lo tu punya hobi kenapa nyaut omongan orang terus sih, cari hobi yang guna dikit kek!" kesal Dita. Jika di hitung sudah dua kali Rafa mencibir nya saat Dita sedang bermonolog.

"Suka suka gue lah, mulut juga punya gue," jawab Rafa

Tiba tiba Rafa mengulurkan tangan nya, "Gue Rafa,"

Dita memutar bola mata malas, tapi ia tetap membalas uluran tangan Rafa, "Dita," jawab nya singkat.

"Yaudah sono pergi," bukan hanya Tera, tapi Rafa juga berani mengusirnya. Heran, dulu waktu pembagian sopan santun mereka bolos kemana?

"Dasar! Gemes banget gue sama lo!"

"Serius? Emang gue se ngegemesin itu ya di mata lo?" goda Rafa

"Apaan sih narsis, gajelas."

"Soalnya baru lo doang yang bilang gue gemes,"

Dita berdecak, "Dih pede gila, pasti biasa orang langsung bilang lo ngeselin,"

"Salah! Biasanya gue dibilang keren, sexy, lincah, kekar, kuat, tampan, menawan, idaman,"

"Narsis! Najis!" Dita kemudian berlalu dari hadapan Rafa.

CAN WE BE TOGETHER?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang