•
[Can We be Together]
—Part 26—
•Hari ini akan diselenggarakan pekan olah raga antar sekolah. Semuanya sibuk bersiap-siap dengan tugasnya. Dita sedari tadi sibuk merapikan bahan-bahan untuk memasak. Benar, ia didapuk sebagai perwakilan sekolah untuk lomba memasak.
Memasak merupakan bakat terpendam Dita yang pernah membuat teman sekelasnya tidak menyangka hal tersebut. Mau dilihat dari sudut manapun, Dita tidak terlihat piawai mengolah makanan.
"Udah siap Ta?" tanya Lalak.
Dita mengangguk mantap, "Udah. Gue yakin banget kali ini kita bakal menang!" Dita memang selalu percaya diri dengan hasil masakan nya yang selama ini tidak pernah gagal.
Dita, Lalak, dan tiga orang teman kelas nya sudah siap di tempat mereka memasak. Hari ini tidak hanya melawan sekolahnya saja namun juga melawan sekolah lain yang sebenarnya Dita tidak tau sehebat apa mereka dalam mengolah makanan.
"Ta, gue takut kalo nanti kita kalah," Lalak cemas sendiri melihat kelompok lain juga sepertinya pandai memasak.
"Udah gausah dipikirin, kita kemarin aja penyisihan lolos, kali ini kita bakal berhasil juga!" Dita menyemangati.
"Tapi kan penyisihan satu sekolah doang Ta, dan di ambil lima kelompok pula. Lah ini posisinya kita aja gatau kemampuan mereka kaya gimana."
"Udah Lak, kita masak enak aja yang penting. Mau juara berapa gamasalah gue yakit pasti dapet! Feeling gue sih juara satu," ucap Dita percaya diri.
"Halo semuanya! Udah siap belum nih buat menghidangkan masakan yang special buat para juri?" tanya MC di tengah tengah peserta lomba memasak.
"Siap!" semua peserta menjawab dengan semangat juga beberapa penonton yang tertarik dengan perlombaan tersebut.
Dita sedang menata bahan bahan agar nanti lebih mudah dan cepat dalam memasak sehingga waktu dapat digunakan secara efisien. Tiba-tiba sebotol air mineral dingin ada di depan wajahnya. Dita menoleh kepada si pemberi.
"Minum dulu biar seger," kata Rafa
Dita tersenyum dan mererima air mineral yang Rafa berikan, "Thanks kak Rafa,"
Rafa ikut tersenyum sambil menahan tawa mendengar panggilan sopan Dita untuknya. Sebenarnya, terdengar aneh ketika mendengarnya. Namun apa boleh buat, Dita harus menjaga kesopanan nya di keadaan sekolah yang ramai hari ini.
"Tanding jam berapa kak?"
"Jam 9 an kira-kira, kenapa?"
Dita menghembuskan napas beratnya, "Yah nanti lomba masak selesai jam 10, gimana dong?" ia tidak bisa menyemangati Rafa bertading jika seperti ini.
Rafa yang gemas mengacak kepala Dita, "Gapapa lagi, emang kenapa si? Pengen banget liat gue tanding,"
Dita menatap Rafa tajam, "Enak aja, gue mau yang paling keras ngetawain lo waktu kalah nanti," elak Dita.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAN WE BE TOGETHER?
Teen FictionSemesta memang selalu punya cara untuk mempertemukan orang-orang tak terduga. Pun juga dengan mudahnya menumbuhkan cinta tanpa kita tau kepada siapa. Jika bisa memilih, Dita tidak akan menaruh cinta pada Rafael. Atas pertemuan tanpa sengaja itu mala...