Part 22 [Pantai]

35 12 0
                                    

•[Can We be Together]—Part 22—•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[Can We be Together]
—Part 22—

Acara nge-date Rafa dan Dita tidak berhenti hanya makan di KFC saja. Bahkan kali ini mereka sudah berada di pantai. Sedang duduk berdua sambil meminum kelapa muda yang barusan diantar ibu penjual.

"Random banget lo raf tiba tiba ke pantai,"

"Lah lo tadi minta 'ke pantai seru kali Raf liat sunset' yaudah gue juga masih belum mau pisah sama lo,"

Dita menatap Rafa tajam. Setiap perkataan Dita pasti dijadikan bahan untuk melontarkan gombalan atau lelucon jayus yang tak jauh berbeda isinya.

Rafa menutup matanya. Membiarkan angin senja kali ini menerbangkan helaian rambutnya kebelakang. Sepertinya Rafa mulai menyukai senja, persis seperti perempuan di sebelahnya.

Tak jauh berbeda dengan Rafa, Dita juga menikmati angin yang menerpa wajahnya. Sembari mengamati warna jingga yang perlahan memerah dan akan berakhir gelap. Satu sisi hari yang ia sukai. Senja tidak pernah gagal membuatnya bahagia.

Dita tersenyum sembari masih menatap langit di depan nya. Rasanya senja kali ini berbeda. Ada sebuah kehangatan dan keceriaan yang bertambah. Ia mengakui nya, itu karena Rafa. Laki laki yang hari ini sukses membuat nya terpesona.

"Ta," panggil Rafa memecah keheningan

Dita menoleh. Setelah itu Rafa tersenyum dan memulai kalimatnya, "Boleh ngga sih Ta, kita sama sama?"

Dita menunduk dan menggeleng lemah, "Raf, gue bahagia jadi temen lo." alih alih memberi jawaban, Dita malah mengeluarkan sebuah pernyataan.

"Gue suka sama lo, sayang sama lo, cinta sama lo. Ta, gue bakal jagain lo. Gue bakal selalu ada buat lo."

"Mungkin gue juga," jawab Dita

Rafa menatap Dita tidak percaya, apa Dita yakin dengan ucapan nya? "Lalu?"

"Lalu?" Dita terkekeh, "Raf ada satu hal yang perlu lo ngerti. Dalam kamus mencintai engga di wajibkan buat memiliki. Lo harus paham itu,"

Rafa tertawa hambar, "Tapi apa gabisa Ta, kita bahagia? Kita saling mengobati luka, saling berbagi rasa,"

"Kita saling mencintai aja bisa Raf, apalagi cuma saling berbagi rasa dan mengobati luka. Itu sepele banget. Yang kita ga bisa itu sama sama,"

Rafa tertegun sejenak. Mencerna satu per satu kalimat yang Dita katakan, "Jadi lo cinta sama gue?"

Dita tersedak ludah nya sendiri. Dia tak sengaja mengakui nya tadi. Sungguh tidak disengaja. Kalimat itu tersusun dan keluar begitu saja bahkan tanpa Dita saring dulu maksudnya.

"Kapan gue ngomong gitu?" tanya Dita seolah olah ia tak pernah mengatakan nya.

Rafa tersenyum. "Seenggaknya hari ini gue udah tau kalo lo ada rasa sama gue Ta. Akhirnya gue bisa coret 1 baris di list gue,"

CAN WE BE TOGETHER?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang