Part 18 [Temenan aja]

48 15 4
                                    

"Temenan aja kok ma,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Temenan aja kok ma,"


[Can We be Together?]
—Part 18—

Kejadian di danau sore kemarin membuat Dita berfikir, apakah tindakan nya membuat Rafa menjauh adalah pilihan yang tepat?

Mereka memang berbeda, sebuah jarak sangat lebar tercipta diantara keduanya. Namun di satu sisi, mereka sama sama membutuhkan. Untuk sama sama merasa bahwa mereka tidak sendirian.

Dita tidak bisa memungkiri jika kehadiran Rafa sedikit banyak membuat hari harinya lebih berwarna. Dita menyukai nya. Kesabaran juga perhatian yang selalu Rafa tunjukkan. Ia ingin dekat dengan Rafa, mengenalnya lebih jauh lagi.

Tok tok tok . Seseorang mengetuk kamar Dita.

"Siapa?"

"Mama Ta,"

"Masuk aja ma,"

Sang mama kemudian masuk ke kamar anak sulung nya itu. Ia melihat Dita sedang berdiri di balkon yang langsung menghadap ke jalan raya.

"Kok di luar ta, udah malem loh."

Dita tersenyum, "Iya mah, tadi selesai packing terus ngadem di balkon,"

Mama menghampiri Dita. Dan ikut mengamati lalu lintas yang padat malam ini. Maklum, malam minggu.

"Ga keluar Ta, malem minggu loh," goda Mama

"Engga ma, mager,"

"Mager apa ngga punya pacar kak?"

Dita menoleh sambil senyum terpaksa, "Gausah ngeledek ya ibunda. Anak mu ini memang belum ada yang mau,"

"Kak, kemarin kamu pergi sama Rafa kemana?" tanya Mama tiba tiba

Bagaimana mama bisa tau?

"Hah apaan sih ma, engga ada yang jalan sama dia kok," jawab Dita gugup. Ia takut mamanya akan marah jika mengatakan yang sebenarnya.

"Mama kemarin ke tempat temen mama, Tante Sara. Sekalian jemput kamu, eh tapi kata Hanan sama Lalak kamu udah balik sama Rafa," jelas Mama

Dita menggaruk lehernya, "Em iya mah," cicit Dita

"Dita mama kan udah bilang sama kamu. Kalau kalian gini terus makin susah loh. Mama juga pernah muda kali Ta. Kalau kalian makin deket mesti nanti saling suka,"

Sebenarnya Dita tau maksud sang mama baik. Mamanya itu tidak mau pada akhirnya Dita dan Rafa akan saling melukai. Tapi masalahnya, Dita nyaman bersama Rafa. Apa itu menjadi masalah?

"Ma, kenapa gitu? Dita tau kok kita beda. Tapi masa temenan juga ga boleh sih ma?"

Mama mengusap kepala Dita lembut, "Yaudah Ta, kamu boleh temenan sama Rafa tapi tetep inget ya jangan sampe kebawa perasaan,"

CAN WE BE TOGETHER?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang