Part 6 [Berangkat Bareng]

61 25 11
                                    

Mengapa kita selalu memilih mengejar pada sesuatu yang sebenarnya ingin terus menghindar?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengapa kita selalu memilih mengejar pada sesuatu yang sebenarnya ingin terus menghindar?


[Can We be Together?]
—Part 6—

Dita berdiri di depan cermin, merapikan seragam nya. Bagaimana pun Dita masih perempuan yang memperhatikan penampilan. Walau nanti ketika pulang sekolah seragamnya sudah persis anak urakan. Setidaknya waktu pagi sempat rapi bukan?

"Dita, kamu sesekolah sama Rafa ya?" tanya Mama yang tiba-tiba masuk kamar Dita.

"Yoi bu bos, kenapa?" jawab Dita tanpa menoleh, masih sibuk mengamati pantulan dirinya.

Mamanya kemudian duduk di kasur sambil merapikan selimut Dita yang berantakan. "Engga, tadi mama sekilas liat bed seragam kalian sama,"

Dahi Dita mengernyit, "Bentar, emangnya tadi mama liat Rafa dimana?" heran Dita.

"Itu tadi mama liat waktu di depan,"

Dita mengangguk mengerti, "Eh tapi ngapain lewat rumah kita ya, ma?"

"Kok lewat gimana toh, orang dia mampir kesini,"

Mata Dita membulat, "Ngapain?!"

"Jemput kamu, itu Rafanya masih di ruang tamu." jelas Mama santai.

"WHAT!" heboh Dita. Bisa bisa nya Mama tidak langsung to the point jika Rafa menjemputnya.

"Lah kirain kamu tau, yaudah sana buruan keburu telat," setelah mengucapkan itu Mama berlalu dari kamar Dita.

Mampus, gue harus apa. Batin nya

Ia tak habis pikir dengan otak idiot Rafa. Apa tidak cukup kejadian pulang bersama dan menggendongnya ke UKS kemarin?

Dita menggeleng kuat. Ia tidak mau menjadi bahan pembicaraan biang gosip sekolah karena interaksinya dengan Rafa yang cukup sering akhir akhir ini.

Ia mengambil tasnya. Kemudian keluar menemui Rafa di ruang tamu.

"Raf,"

Rafa berdiri setelah menyadari kehadiran Dita "Eh Pagi Ta, sorry gue ga bilang kalau mau jemput lo,"

"Lo berangkat sendiri aja. Gue mau naik gojek!" tolak Dita. Ia benar benar tidak ingin menjadi bahan gosip.

"Eh jangan gitu Kak, Rafa nya udah jauh jauh kesini buat jemput kamu lho. Udah sana berangkat." Mama tiba tiba ikut berbicara saat mendengar penolakan Dita.

Dita menggeleng, "Ish mama apaan sih, Dita kan bisa berangkat sendiri!"

"Jangan gitu ah Kak, gasopan!"

Akhirnya mau tidak mau Dita menuruti sang Mama dan berangkat bersama Rafa. Ia masih dongkol dengan kedatangan Rafa yang tiba tiba.

"Lo kenapa sih Raf pake jemput gue segala," sewot Dita tak suka.

CAN WE BE TOGETHER?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang