Bab 6 Meet Oma

43.8K 3.6K 39
                                    

Selepas dari rumah sakit, Sadam tak langsung mengantar Inka pulang melainkan lelaki mengarahkan mobilnya menuju tempat yang tak Inka ketahui.

"Kita mau kemana?" tanya Inka

Sadam tersenyum penuh arti, "Someone wants to meet you," jelas Sadam.

Inka mengerutkan keningnya, siapa yang ingin bertemu dengannya? Pikiran Inka langsung menjadi negative.

Menyadari pikiran Inka, Sadam langsung menyentil kening wanita itu. "Jangan pikir macam-macam, gak ada yang akan jahatin kamu," ujar Sadam.

Mobil Sadam masuk kepekarangan rumah cukup besar dan terlihat nyaman. Beberapa maid sudah berjejer menunggu kedatangan Sadam.

"Cucuku yang durhaka akhirnya kamu datang menemui oma yang tua ini," ujar wanita tua yang Inka yakini adalah oma Sadam.

Sadam langsung memeluk wanita tua itu. "Sadam rindu oma," ujar lelaki itu memeluk omanya.

Inka tersenyum kikuk ketika menyadari wanita tua itu menatapnya, "Apakah ini Inka?" tanya Oma padanya.

Inka terkejut mendengar itu, wanita tua itu mengenalnya. "Masuk nak," ajak Oma membuat Inka mengikuti langkah cucu dan nenek itu.

"Gimana kabar kamu Inka?" tanya Oma pada Inka.

"Baik oma," ujar Inka kikuk. Terlalu sering mendapat penolakan membuat Inka menjadi kikuk jika harus berkunjung kerumah orang.

Jauh sebelum ditolak keluarga Arthur, Inka pernah ditolak di keluarga teman perempuan sepermainannya. Mereka menganggap Inka anak haram karena dibuang di panti oleh orangtuanya.

Oma tersenyum, Ia mengelus rambut Inka sayang. Cucunya banyak bercerita tentang Inka akhir-akhir ini, bagaimana kisah Inka hingga kehamilan wanita itu.

Elisye tahu Sadam menyimpan ketertarikan pada wanita didepan ini dan baginya masa lalu Inka tak masalah selama itu bisa membuat cucu kesayanganya bahagia.

"Endang masak banyak hari ini, kalian makan siang disini ya," bujuk Oma.

Sadam mengangguk dengan semangat membuat Inka tak tega untuk menolak. Akhirnya mereka bertiga duduk bersama. Inka masih merasa kikuk untuk menyuap nasinya sedangkan Sadam lelaki itu tampak makan seperti dua tahun tak makan.

"Makan yang banyak, Kau pasti selalu makan makanan cepat saji," ujar Oma pada Sadam.

Sadam mengangguk sembari menyuap makanannya. Inka memperhatikan wajah Sadam, lelaki itu biasanya kaku nampak relax. Inka tersenyum sepertinya Sadam memang dekat dengan Omanya.

Mereka sudah selesai makan, Sadam lelaki itu mendapat panggilan mendadak dari kantor membuat Inka harus terjebak dirumah ini bersama Oma.

"Inka," panggil Oma Elisye.

Inka yang sedang duduk memperhatikan halaman yang luas menoleh, "Ada apa Oma?" tanya Inka.

Oma duduk sembari melanjutkan rajutan di tangannya. "Sadam anak yang ceria dan banyak bicara," ujar Oma mulai bercerita.

Inka tertarik dengan cerita wanita tua itu.

"Ia tumbuh dan dibesarkan dikelurga yang harmonis hingga kecelakaan itu merenggut kebahagiannya. Kedua orang tua Sadam meninggal ditempat dan hanya Sadam yang selamat," jelas Oma membuat Inka tak menyangka bahwa selama ini lelaki itu menyimpan luka yang amat pahit.

"Dia sebenarnya terluka hanya saja terlalu pintar menutupinya. Tepat didepan matanya Sadam melihat orang tuanya merenggang nyawa," air mata Inka menetes mendengar itu. Ia tumbuh tanpa orang tua disinya namun Ia membayangkan hal itu terjadi pada Sadam membuat Inka tak kuasa menahan kesedihannya.

Fated to LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang