Bab 38 Mertua Galak

38K 2.6K 28
                                    

Sadam mengandeng tangan istrinya. Hari ini, Ia mengantar Inka ke rumah Derin dan Hana.
"Ma" ujar Inka memeluk ibunya

Sadam menyalami Hana. "Tumben kesini tanpa diminta" sindir wanita paruh baya itu.

Sadam dan Inka terkekeh. Kedatangannya kerumah memang ingin menjelaskan fakta yang sempat keliru. Sadam tak rela jika anaknya dikira anak Arthur. Enak saja, usaha Sadam itu.

"Papa mana ma?" Tanya Inka mencari papanya.

Hana mengantar mereka keruang tamu. Lelaki itu nampak asik menonton berita di TV.

"Pa" Inka menyalimi ayahnya.

Inka dan Sadam duduk bersebelahan dan tangan mereka saling menggenggam. "Gak jadi cerai?" Tanya Derin santai namun Ia bersyukur putrinya sudah kembali ceria.

"Papa"
"Pak tua"

Geraman Inka dan Sadam berbarengan.

Sadam berdehem kemudian mulai menceritakan semuanya dengan seksama. Ia hanya tak ingin Arthur mendapat masalah, Ia tak ingin menjadikan Arthur kambing hitam pada kesalahan yang Ia lakukan.

"Kurang ajar beraninya kamu perkosa anak saya" ujar Derin berdiri hendak memukul Sadam.

"Udah.. Udah pa. Lagian sudah berlalu. Sadam kan udah tanggung jawab" ujar Hana memberi suaminya pengertian.

"Tetap aja Hana" kesal Derin karena istrinya  malah membela Bocah sombong ini.

"Saya minta maaf karena bagaimanapun saya melakukan kesalahan namun jika ditanya apakah saya menyesal jawabanya tidak. Saya malah bersyukur malam itu saya melakukannya sehingga Inka jadi milik saya seutuhnya" ujar Sadam membuat Derin memijit pelipisnya.

Derin menghela nafas. Kali ini Ia berbicara sebagai orang tua dari Inka. "Saya tahu kamu mencintai putri saya dan terimakasih kamu sudah berada disampingnya disaat paling terburuk dalam hidupnya meski itu karena kamu"

"Saya hanya berharap sebagai seorang ayah bahagiakan putri saya, kamu akan tahu sakit orang tua beribu kali lipat saat milihat anaknya tersakiti" ujar Derin, lelaki itu tak bisa menyembunyikan rasa harunya. Ia tak bisa mengantar Inka di Altar.

"Terimakasih .. terimakasih" ujar Sadam pada Derin.

"Saya juga punya kejutan buat anda. Kebetulan saya dan Inka belum mengadakan resepsi pernikahan. Saya berencana mengadakan resepsi setelah putri kami lahir. Anda setuju kan?" Tanya Sadam membuat Derin menatap lelaki itu pelan.

"Saya ingin mihat Inka berjalan di Altar sekali lagi dan itu bersama anda Ayahnya" jelas Sadam lugas membuat Derin dan Hana menatap menantunya berkaca kaca.

"Lakukan nak"

***

Hubungan Sadam dan Derin tak bisa dikatakan membaik. Kini dua orang itu tengah berebut channel televisi.

"Saya mau nonton tinju" kekeh Derin

"Gak bisa gitu dong. Moto GP baru mulai. Lagian kan saya yang duluan duduk disini" kesal Sadam tak mau kalah.

"Kurang ajar kamu ya! Ini kan rumah saya terserah saya dong" Derin tak terima

Sadam tak kehilangan akal. "Inkaaa..."panggil Sadam mengadu pada istrinya.

Inka datang melihat suaminya dan Papanya berebutan remote.  "Sayang masa papa kamu nyerobot padahal saya yang duluan duduk didepan tv" adunya pada Inka.

Derin mendelik. "Papa cuma mau nonton tinju Inka" belanya.

"Tetep aja. Saya duluan duduk disini" kesal Sadam

Fated to LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang