Bab 9 Arthur's regret

46.7K 3.1K 32
                                    

Arthur kembali membuka apartmennya berharap Inka ada disana. Sudah dua bulan lebih Inka menghilang, semua akun sosial medianya di blokir oleh Inka sehingga tak ada akses bagi Arthur untuk berbicara dengan wanita itu.

Arthur mengacak rambutnya. Ia baru saja mengantar Isabel ke dokter kandungan untuk check- up. Ia meluangkan sedikit waktunya untuk mencari keberadaan Inka yang hilang tanpa jejak. "Kemana wanita itu?" gumam Arthur.

Lelaki itu mengambil foto mereka yang masih terpajang di meja. "Maafin aku Inka, aku gak bisa nepatin janji. Aku menghianati kamu," ujar Arthur.

Ia merindukan Inka hingga dadanya sesak. Sosok wanita tangguh yang membawa hati Arthur bersamanya.

Tekanan pekerjaan, tekanan keluarganya dan tekanan keluarga Isabel. Arthur benar-benar tertekan, selama ini ada Inka disebelahnya yang menenangkan Arthur, mendengar keluh kesah lelaki itu. "I miss you, Inka," ujar Arthur memeluk foto wanita itu.

Ponselnya berdering, Arthur mengatur nafasnya. Nama mamanya tertera disana.

"Kamu dimana?" tanya Sonya pada putranya langsung.

"Dikantor," bohong Arthur.

Sonya terkekeh pada putra semata wayangnya itu, "Kamu mau bohongi mama, GPS-mu berada di apartment, kamu mendatangi wanita itu lagi?" tanya Sonya marah.

"Buka pintunya!! Mama akan kasih pelajaran wanita sialan itu,"

Arthur membuka pintu, ternyata benar mamanya berada didepan. Sonya langsung masuk dan mencari keberadaan Inka.

"Mana wanita sialan itu? Dimana dia bersembunyi?" Tanya Sonya marah pada Arthur.

Lelaki itu diam dan mengepalkan tangannya. "Arthur, mama bertanya sama kamu. Dimana wanita sialan itu?" tanya Sonya sekali lagi membuat amarah Arthur tersulut.

"Ngapain mama nyari dia lagi?" tanya Arthur dingin.

"Ngapain? Dia coba menganggu rumah tanggamu dan Isabel," tuduh Sonya lagi.

Arthur malah tertawa, "Mama nyari Inka? beneran nyari Inka. WANITA SIALAN YANG MAMA BILANG UDAH GAK DISINI MA. DIA UDAH NINGGALIN ARTHUR," marah Arthur pada ibunya.

Sonya menatap anaknya sedikit terkejut.

"Gimana? Mama sudah puas liat Arthur kayak gini? Puas ma? Arthur kayaknya mau mati, sakit ma , sakit." Arthur memukul dadanya bersimpuh.

Melihat itu Sonya terkejut. "Inka ninggalin Arthur ma, Inka ninggalin Arthur. Arthur gak tahu dia dimana," ujar Arthur lemah.

Air matanya mengalir. Dadanya benar-benar sesak. Merindukan seseorang sangat berat, Ia bahkan merasa hampa tanpa Inka disisinya.

Sonya menatap Arthur yang lemah, "Ingat Arthur, kamu sudah punya Isabel. Lupakan wanita itu," perintah Sonya.

Arthur memandang Ibunya dengan perasaan terluka. Kalau saja melupakan semudah itu. Arthur yakin dirinya tak akan sesakit ini. Lelaki itu memilih bangkit dan meninggalkan ibunya.

***
Arthur meneguk cairan putih yang terasa membakar ditenggorokannya. Ia tak ingat sudah berapa botol alkohol itu masuk kedalam tubuhnya, yang Ia tahu tubuhnya ingin lagi dan lagi.

Bartender yang merupakan temannya sudah meminta Arthur untuk berhenti namun lelaki itu sama sekali tak mendengar ucapan temannya.

"Inka.. kamu dimana?" tanya Arthur.

Ia mendatangi seorang wanita yang mempunyai perawakan mirip Inka. "Inka ini kamu?" tanya Arthur menangkup pipi wanita itu.

Seorang laki-laki yang merupakah kekasih wanita itu langsung meninju Arthur. "Keparat, beraninya kau menyentuh wanitaku," ujar Lelaki itu.

"Wanitamu? Inka itu miliku...miliku,"rancau Arthur.

Lukas sang bartender langsung menyeret Arthur. Ia menatap Arthur kasihan. Lelaki ini benar-benar frustasi.  Ia tahu benar bagaimana sulitnya kisah cinta Inka dan Arthur.

Restu ibu Arthur sangat sulit didapat, Inka bahkan berkali-kali ingin menyerah dan pada akhirnya mereka harus berpisah.

Lukas membawa Arthur ke tempatnya, Ia tak mungkin mengatar Arthur pulang dengan kondisi seperti ini.

Sepanjang jalan, Arthur terus mengumamkan nama Inka. Lelaki itu bahkan menangis sembari memanggil manggil nama Inka.

Lukas baru saja selesai mandi. Gedoran dari pintu membuatnya bertanya siapa yang berkunjung malam-malam.

"Tante," gumam Lukas. Ia melihat ibu Arthur yang sudah berdiri didepan pintu.

"Arthur disini?" tanya Sonya.

Lukas mengangguk dan mempersilahkan Sonya masuk, Ia langsung disiguhkan pemandangan Arthur yang tertidur di sofa.

"Dia tertidur setelah muntah," ujar Lukas.

Sonya mengangguk, "Dia selalu mabuk?" tanya Sonya pada Lukas.

Lukas menggeleng, Arthur memang biasanya minum  ke bar ketika sedang penat namun baru kali ini Ia mabuk hingga seperti ini.  "Ini pertama kali," ujar Lukas.

Sonya menghela nafas, Ia meminta Lukas membantunya membawa Arthur ke mobil miliknya.

Sonya mengendarai mobil. Anaknya memang sangat susah diatur. Ia sebagai ibu hanya ingin yang terbaik untuk Arthur dan keluarganya.

Arthur adalah anak tunggal, Sonya hanya ingin Arthur mendapat pendamping yang sesuai. Bibit, bebet dan bobotnya jelas. Inka cukup cantik namun cantik tak cukup untuk seorang wanita.

"Kenapa lagi anak itu?" tanya Fero pada istrinya.

"Mabuk,"ujar Sonya singkat.

Arthur sudah direbahkan di ranjang rumahnya. Ia membawa Arthur kerumahnya dan suaminya. Ia tak mau membuat Isabel khawatir, menantunya sedang hamil.

"Iya nak, Arthur sakit. Jadi hari ini Ia menginap dirumah biar mama yang rawat. Kamu disana saja nanti mama telpon mami kamu biar nemenin hari ini" ujar Sonya pada menatunya yang polos dan naif itu.

Masalah Isabela beres. Kini Ia harus menyelidiki pasal Inka. Ia tak mau Inka merusak rencana yang sudah Ia buat. Sonya tersenyum miring.

Fero hanya menatap putranya dari kejauhan. Ia tak bisa berbuat apa-apa untuk Arthur. "Maafin papa nak," gumam Fero.
***

Ini sudah malam, Inka baru saja menelpon dengan Sadam. Ia dan Sadam memang berkomunikasi  intens. "Iya, besok aku pulang," ujar Sadam.

Sudah dua minggu Sadam berada di California. Ia kasian pada Sadam yang harus meeting siang malam. "Iya, Semangat. See you," ujar Inka.

Inka mematikan sambungannya. Entah mengapa Inka merindukan Sadam. Lelaki membuat Inka merasakan getaran di hatinya.

Apakah Inka mulai menyimpan ketertarikan pada Sadam?

Atau ini hanya perasaan sementara karena Sadam yang selalu baik kepadanya?.

Fated to LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang