Bab 25 Ini Apa?

30K 2.4K 16
                                    

Inka terduduk lemas. Air matanya mengalir. Ia menatap foto dua orang berbeda kelamin sedang duduk menikmati makan siangnya. Bahkan tangan perempuan itu menggandeng sang lelaki.

Air matanya merembes. Gagita Lestari? kekeh Inka. Hatinya terasa ngilu, Ia tak menyangka ternyata Sadam melakukan hal itu dibelakangnya.

Ia memasukan foto itu kedalam tasnya. Inka terbengong menatap taman rumah yang cukup luas. Pikirannya melayang, seharusnya hati Inka kebal, Penghianatan bukanlah  hal baru bagi Inka. Wanita itu terkekeh.

Pelukan seseorang membuat Inka menghapus air matanya. Ia merasakan hembusan nafas Sadam. Ia merasa hatinya perih, lukanya semakin menganga.

"Saya kangen kamu," ujar Sadam.

Kangen? Inka ingin tertawa dalam hati. Ia merasa Sadam memainkan peran disini. Wanita itu diam - diam tersenyum getir.

Inka menikmati pelukan Sadam, meski Ia tahu dirinya bukanlah satu-satunya. Sadam mengecup kening Inka membuat Inka kembali ingin menangis. Apakah Sadam melakukan hal yang sama pada Gita?

Bolehkan Inka Egois?

Inka melepaskan pelukannya. Ia masuk kedalam kamar mandi. Air matanya sudah tak bisa Ia tahan. Inka memukul dadanya yang sesak.

"Kamu gak apa -apa Inka?" diluar suara Sadam terdengar panik.

Inka menetralkan suaranya. "Aku gak apa," ujar Inka membasuk wajahnya.

Inka keluar, Sadam langsung menangkup wajah cantik istrinya. "Kamu gak apa? mana yang sakit?" tanya Sadam khawatir.

Inka hanya tersenyum seadanya. "Tadi aku cuma pengen kencing aja," bohong Inka.

Sadam mengandeng tangan istrinya. Ia membawa Inka duduk di sofa sembari menonton TV. Quality time yang Sadam sukai. Ia merasa bahagia bisa memeluk Inka seperti ini.

"Kapan kita periksa our little Angel?" tanya Sadam, Ia mengelus perut Inka sayang.

Seperti biasa, bayi Inka selalu bereaksi berlebihan ketika Sadam berada didekatnya. Bulan ini kandungan Inka berusia enam bulan. "Hari ini harusnya periksa," cicit Inka pelan.

Astaga Sadam sampai lupa. "Ayo kita periksa, kenapa kamu gak bilang aku?" tanya Sadam.

"Lupa," bohong Inka.

Hari ini Inka berencana memeriksakan kandungannya dan Pak Tejo pun sudah siap namun kiriman foto itu membuat Inka lemas seketika.

***

Sadam menatap ke arah layar.  Air matanya tak bisa Ia tahan. Malaikat kecilnya disana.

"Gimana dok?" tanya Sadam.

"Lihat. Itu tangan dan kakinya yang sering menedang," kikik Dokter mau tak mau membuat calon orang tua itu tersenyum.

Sadam sangat exited mendengar penjelasan dokter. "Jenis kelaminnya apa dok?" tanya Sadam.

Dokter tersenyum melihat binar di wajah Sadam. Khas orang tua baru. "Duduk Pak Bu,"

Dokter meresepkan vitamin untuk Inka, Sadam terus bertanya jenis kelamin anaknya apa. "Dok jenis kelaminnya apa?" tanya Sadam lagi.

Dokter tersenyum misterius membuat rasa penasaran pada diri Sadam meningkat. "Apa dok?" tanya Sadam lagi.

Dokter memberikan print USG tadi pada Sadam. Lelaki itu membukanya dengan tak sabar, ternyata dokter sudah menuliskan disana.

"Inka, We gonna have a baby girl,"ujar Sadam semangat.

Inka hanya mengangguk. "Kenapa kamu kelihatan tak senang?" Sadam menyadari Inka tak seperti biasanya.

Fated to LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang