Bab 39 New Beginning End

56.4K 2.7K 78
                                    

Sejak tadi Inka merasa perutnya mulas, ilang kemudian muncul lagi.

Perutnya benar-benar tak nyaman. Ini pukul 1 dini hari, Sadam juga sudah terlelap namun Inka bahkan tak bisa memejamkan matanya barang sejenak. Ia meringis tatkala merasakan sakit diperutnya semakin parah.

Sadam merasakan Inka gelisah langsung terbangun. "Inka sayang" ujar Sadam dengan suara seraknya. Ia menghidupkan lampu dan terkejut.

"Inka, ketubanmu pecah" Sadam panik. Ia masih menggunakan piyama tidurnya. Ia sering melihat video tentang melahirkan di youtube

"Ambil tas dipojok" ujar Inka mengingatkan Sadam. Lelaki itu membawa tasnya sembari menggendong Inka.

"Ma.. Pa... Ma.. Pa.. Inka mau lahiran" teriak Sadam.

Sadam dan Inka sudah di mobil. Mama Hana ikut bangun dan terkejut. "Ma susul kita sama papa, saya duluan" mobil Sadam melesat menembus jalanan.

Ia harus tenang karena saat saat seperti ini ketenangan yang utama. "Inka, sabar ya sebentar lagi sampai" Sadam mengelus kening Inka yang berkeringat dingin.

"Aku gak apa" ujarnya lemas.

Mobil mereka berhenti. Sadam langsung membopong istrinya masuk ke UGD. Beberapa perawat siaga menangani Inka. Dokter kandungan Inka datang beberapa menit kemudian.

"Baru pembukaan 4 pak" ujar Sang dokter membuat Sadam cemas. Pasalnya istrinya sudah tampak kelelahan.

"Berapa lama lagi dok?"

"Setiap ibu berbeda jarak pembukaannya pak" jelaa dokter.

Matanya menatap Inka sayang. Ia mengelus pelan rambut istrinya kemudian mencium kening Inka. "I love you" ujar Sadam pelan.

Mendengar ucapan Sadam, Inka tersenyum pelan. Ia mengelus pipi Sadam. "I love you too papa" lirih Inka pelan.

Inka menahan rasa sakitnya. Entah dibagian mana Ia tak tahu, semua badannya terasa pegal bahkan pinggangnya terasa terbelah. Beberapa kali perawat memeriksa pembukaannya.

"Sebentar lagi buk Inka. Sudah pembukaan sembilan" ujar yang dokter.

Sadam siaga berada di samping Inka. "Kalau sakit jambak atau cubit aku. Aku gak apa" ujarnya. Ia ingat beberapa film nya Ia tonton.

Inka sempat terkekeh namun gejolak dalam perutnya membuat wanita itu meringis. "Pembukaan lengkap" ujar sang dokter.

"Kepala dedeknya sudah kelihatan. Dorong buk Inka"pinta Sang dokter.

Inka dengan sekuat tenaga mengikuti instruksi dokter hingga suara tangisan bayi menggema membuat dokter dan perawat tersenyum.

Sadam tak dapat menahan tangisnya melihat bayi mungil didepannya. Inka pun sama, wanita itu sudah menangis

Sadam memeluk istrinya erat. Menghujami ciuman pada wajah Inka. Mengucapkan ribuan terimakasih pada wanita itu.

 Mengucapkan ribuan terimakasih pada wanita itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fated to LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang