Bab 23 Arthur Family

35.3K 2.3K 36
                                    

Arthur  memandang kosong ke arah kolam renang yang begitu luas ini. Ia sedang berada di rumah tantenya lebih tepatnya sepupu dari Mamanya. Mereka baru saja kembali dari Swedia dan akan kembali menetap di Indonesia setelah bertahun -tahun.

Semua keluarga dari pihak ibunya berkumpul. Semua nampak bahagia dengan kepulangan Tante Hana dan Om Derin kecuali ibunya tentu saja.

Sejak dulu, Sonya memaksa Arthur untuk belajar dan menyaingi anak - anak dari tantenya itu. Ibunya selalu memakai Fabian dan Derian sebagai perbandingan setiap prestasi dan pencapaian Arthur. Fabian menang olimpiade matematika, Arthur dipaksa les matematika hingga Arthur merasa ingin menyerah.

Saat Derian berhasil menjadi ketua tim basket, ibunya memaksa Arthur untuk masuk ke tim basket. Bahkan mamanya tega menghancurkan semua gitar milik Arthur hingga Arthur membuang mimpinya untuk menjadi seorang musisi.

Arthur tersenyum lirih, hidupnya hanya untuk menuruti semua kemauan ibunya. "Kau mengapa bengong disini?" tanya Derian sepupunya. Sepupunya satu ini memang sangat easy going.

Fabian Arthalas dan Derian Arthalas. Kembar identik dengan sifat yang sangat berbeda. Fabian pendiam dan begitu misterius sedangkan Derian sangat easy going dan sedikit cerewet.

"Mana istrimu kudengar kau sudah menikah?" Derian nampak celingak - celinguk mencari keberadaan istri Arthur. Mereka memang seumuran hanya saja Arthur yang lebih dulu menikah karena kedua sepupunya ini masih betah untuk membujang.

"Dia dirumah,"ujar Arthur malas.

Setelah datang dari tempat ini, Ia yakin ibunya akan kembali memintanya untuk menyaingin Fabian dan Derian.

Arthur menatap iri kearah keluarga hangat itu. Tante Hana sangat keibuan dan begitu juga Om Derin yang tampak sangat mencintai keluarganya.

Arthur menatap ayahnya, Lelaki itu seakan tuli dan tak perduli akan tingkah mamanya. Arthur rasa papanya terlalu mencintai mamanya.

"Pa," panggil Arthur saat lelaki itu duduk disebalahnya. Wajah lelah ayahnya memang tergambar jelas.

"Dulu Papa, Tante Hana dan Om Derin bersekolah di tempat yang sama hingga akhirnya Mamamu sepupu dari tante Hana datang," cerita Fero menerawang.

Arthur tertarik pada cerita papanya. "Papa langsung jatuh cinta pada mama" tebak Arthur membuat lelaki patuh baya itu terkekeh.

"Papa mencintai tante Hana," ujar Ayahnya membuat Arthur tak percaya.

"Mama tahu?"

Fero mengangguk. "Mamamu sangat menggilai Derin namun sejak awal memang Derin mencintai Hana. Bahkan Derin rela membuang beasiswanya di Singapura demi bersekolah di kampus yang sama dengan Hana," cerita Fero.

Arthur mengangguk, matanya menatap tatapan ibunya pada Om Derin, ternyata mamanya memang masih menyimpan rasa pada suami sepupunya itu. "Papa masih mencintai tante Hana?"

Fero hanya tersenyum membuat Arthur tak mengerti apa maksud dari senyum itu.

Suara panggilan membuat Arthur dan Fero menghentikan keterdiaman mereka. ayah dan Anak itu bergabung dengan keluarga.

Mata Arthur tak sengaja melihat foto besar yang terpampang di lemari. Siapa bayi perempuan yang digendong Tante Hana?

Seingatnya Tante Hana hanya memiliki 2 orang anak lelaki bukan perempuan dan semua sepupunya juga laki-laki. Arthur mengindikan bahu acuh, namun matanya tetap fokus menatap figura itu, mengapa bayi kecil itu terasa familiar? terutama baju itu? Dimana Ia pernah melihat baju itu?

Tanpa sadar seseorang berdiri disamping Arthur. "Astaga" ujar Arthur terkejut.

"Apa yang kau lihat?" tanya  Derian

Fated to LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang