23. I Love You, But... •

59 5 0
                                    

Hidup memang penuh kejutan, tapi aku tak menduga akan semengagetkan ini. Dari sekian ribu perempuan di luar sana kenapa harus Kate? Maksudku, selain ia adalah orang yang sedang menjalin hubungan dengan Kak Azel, dia juga satu-satunya orang yang berhasil membuatku merasa hina hanya karena presensinya. Aku juga tidak tahu dari sekian ribu perempuan kenapa aku hanya membanding-bandingkan diriku dengannya? Kenapa aku merasa tersaingi hanya pada Kate?

Kejadian tadi sore seolah menghipnotis mataku untuk tetap melek meski jam kodok sudah menujukkan angka dua belas. Bagaimana aku bisa tidur nyenyak saat aku tahu keberanan bahwa Miyu itu adalah Kate? Lihat, betapa hidup tidak adil bagi perempuan rendahan sepertiku. Di saat kau menyukai seorang lelaki dan kalah karena kemunculan perempuan berhati malaikat—kata mereka, kemudian mencoba bahagia atas keputusan mereka dengan memilih pergi, ternyata kau juga tetap tersisihkan oleh orang yang sama?

Aku tak habis pikir, apa keberuntungan hanya untuk orang-orang pintar dan cantik?

Siapa yang tak kenal Katherine? Ralat, maksudku manusia mana yang tak akan menyanjung seorang Katherine. Siapa yang tak bangga akan presensinya? Kau bahkan rela mengampanyekannya pada teman luar sekolahmu, berkata bawha ada malaikat sempurna bersekolah di sekolah yang sama denganmu dan dia tahu kau eksistensimu. Sekolah? Sudah jelas bangga dengan prestasi yang gadis itu miliki. Aku pun sempat bangga, sempat mengaguminya, menyanjungnya dan berkata beruntungnya aku bisa mengenalnya hingga saat ini. Berusaha mengesampingkan rasa cemburuku, mati-matian bergelut dengan pikiran yang memaksa diriku membenci orang sesempurna Kate. Dan aku berhasil, aku berhasil melawan pikiran bejat itu karena kupikir terlalu jahat aku membenci seorang malaikat hanya karena kecemburuan. Toh, Kate adalah orang yang membantuku dan Sheza saat dulu di-bully senior. Aku hanya berpikir begitu tidak tahu dirinya aku jika berakhir membenci Kate.

Tapi inikah kenyataan yang aku dapatkan? Sebuah pengkhianatan? Pada lelaki yang aku sukai, lelaki yang membantuku kembali bahagia di saat aku sudah di ambang kebencian. Kenapa harus Juno? Dari puluhan lautan manusia di muka bumi ini kenapa harus Juno yang ia khianati? Hidupnya sudah terlalu hancur, masalahnya sudah terlalu pelik. Tidakkah Kate tahu sudah berapa pikiran bunuh diri yang terlintas di benaknya? Berapa banyak rasa sakit yang ia sembunyikan? Berapa banyak beban yang ia pikul di pundaknya? Apa lucu memainkan perasaan seseorang? Apa menyenangkan memanfaatkan kekayaannya lalu menghilang? Maksudku apalagi alasan gadis itu menciptakan sandiwara ini jika bukan soal uang? Aku lihat persis bagaimana Kate merengek ingin dibelikan sesuatu, soal kalung itu dan makanan-makanan di restoran mewah.

Juno hanya lelaki polos, aku memang tidak mengenal Juno sebaik Yasmine tapi dari sejauh yang kuamati sejak awal aku berteman dengan Juno, ia bahkan belum pernah merasakan apa itu hubungan berpacaran. Dan aku tahu persis bagaimana Juno mengagumi cinta pertamanya, cinta bertepuk sebelah tangan yang ia anggap cinta sejati, cinta yang membuat ia rela berjuang tiga tahun lamanya demi mendapatkan hati sang pujaan. Kupikir Juno tidak akan menduga sejauh itu, tidak akan mengantisipasi hal-hal buruk yang berpotensi terjadi. Aku tak bisa membayangkan sedalam apa kecewanya nanti, sesakit apa lukanya nanti saat tahu Kate mengkhianatinya? Entah Juno yang menjadi selingkuhan atau Kak Azel, pengkhiatan tetaplah pengkhianatan. Apa yang akan Juno pikirkan saat itu terjadi?

Aku tak bisa tinggal diam karena itu juga akan menyakitiku. Ia bukan sekedar teman yang baru kukenal dua bulan lalu, bukan juga sekedar pelarian dari Kak Azel. Dia lebih dari itu. Dia Juno yang menyadarkanku kembali bahwa kebahagiaan masih berpihak padaku, Juno yang mengajariku banyak hal tentang pahitnya hidup, hancurnya pertemanan, kacaunya penyesalan, dia juga yang merubah segalanya menjadi lebih indah.

Sejujurnya aku ingin mengatakan kebenaran, meski itu pahit aku merasa Juno masih memiliki kesempatan untuk pulih karena ia memiliku, dan tentu Yasmine yang kini sudah berbaikan. Bahkan jika butuh penghibur yang lain dengan senang hati aku akan merekrut Mahesa dan Sheza untuk menemaninya. Tapi kupikir, jika aku memberitahunya terlalu mendadak, tidakkah itu menyakitinya?

Second RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang