Gadis cantik itu mengayunkan kakinya sambil memandang rerumputan dari atas rumah pohon yang sekarang menjadi pijakannya, entah apa yang dia pikirkan
Satu tetes, dua tetes air matanya perlahan mengalir di wajah cantiknya, masalah yang datang padanya telah membuatnya menangis
"Tiara!" Panggil lelaki paruh baya dengan wajah tegas
"Apa lagi pa?" Tanya tiara, ia sudah capek dengan ulah papanya itu
"Sudah berapa kali papa bilang, jauhin lelaki itu!" Tegasnya
"Kenapa? Dia baik sama aku!" Ucap tiara
"Dia gak pantes buat kamu!" Teriaknya
"Kasih tiara satu alasan pa! Apa karena status sosial?"
"Iya! Dia gak punya masa depan!"
"Sampai kapan papa harus ngatur hati aku! Maaf pa kali ini aku gak bisa, udah cukup dulu aku kehilangan orang yang aku cintai! Gak untuk sekarang!" Tegas tiara lalu berlalu begitu saja
Ia lelah harus mengikuti kemauan papanya yang selalu menekannya, mengancamnya dan apalah itu, dia juga ingin bahagia dengan pilihannya, ini hidupnya, mengapa dia tidak bisa menikmatinya?
Pertengkaran dengan papanya tadi membuatnya malas untuk pergi ke sekolah, jadilah di sini tiara sekarang, rumah pohon yang beberapa hari lalu anrez membuatkan untuknya
Di sisi lain, seorang lelaki berumur 17 tahun sedang mengelilingi sekolah, ia mencari sosok gadis yang menjadi tambatan hatinya, sejak pagi tadi ia tidak melihat batang hidungnya, padahal mereka satu kelas, kata mamanya tadi gadis itu sudah berangkat tapi sampai saat ini ia belum menemukannya, di telfon pun percuma, seringkali gadis itu mematikan hpnya jika sedang menyendiri
"Kamu dimana sih ra?" Gumamnya sambil menyugar rambutnya frustrasi
"Ada apa gerangan sih kawan?" Tanya aldo
"Belum ketemu tiaranya?" Tanya david, sahabatnya, anrez menggeleng
"Gak berangkat kali rez" ucap aldo
"Gue udah tanya tante rina, tapi tiara udah berangkat" jawab anrez
"Lah tumben lo gak jemput dia" ucap david
"Gue tadi harus nganter ibu dulu nganter jahitan" ucap anrez
"Eh lo mau ke mana?" Tanya aldo karena anrez berlari keluar sekolah
"Izin!" Teriak anrez
Anrez sepertinya tau keberadaan tiara, ia langsung menuju ke sana, ia sangat khawatir dengan kondisi tiara, dan benar saja anrez menemukan tiara di rumah pohon, anrez segera naik ke atas
"Ara" panggil anrez, tiara menoleh dengan tidak ada rasa bersalah dia tersenyum melihat anrez
"Kok di sini? Bolos?" Tanya tiara
"Kamu yang buat aku bolos ra, aku cariin kamu loh, gak ada kabar sama sekali, aku kha-" belum selesai anrez berbicara tiara sudah memeluk anrez membuat anrez menghentikan ucapannya
"Aku khawatir ra" ucap anrez pelan
"Maaf, tadi ara gak mood buat sekolah jadi ke sini deh" jawabnya lugu
"Lain kali kabarin aku" ucap anrez sambil menangkupkan kedua tangannya di pipi tiara, tiara mengangguk
"Kenapa? Ada masalah?" Senyuman tiara luntur saat mendengar pertanyaan anrez, apa harus ia bercerita pada anrez apa yang dikatakan papanya, ia tidak mau anrez menjauh darinya