Part 3

305 54 5
                                        

Sesampainya di rumah, tiara disambut oleh papanya, bukan apa-apa sangat jarang papanya sudah pulang, biasanya papanya selalu pulang larut malam

"Tiara!" Panggilnya

"Kamu gak lihat ada papa di sini?" Tanyanya

"Maaf pa tiara capek" ucap tiara

"Satu langkah kamu pergi, orang itu akan celaka!" Tegasnya

Tiara menghampiri papanya, berusaha menahan emosi karena ucapan papanya

"Apa maksud papa?" Tanya tiara

"Kamu pasti tau siapa yang papa maksud"

"Sudah berapa kali papa bilang, jauhin dia!" Bentak nya

"Dan udah berapa kali tiara bilang, tiara gak mau!" Tegas tiara

"Mas udah" ucap mama tiara

"Biarin ma, biar anak ini ngerti!" Teriaknya sambil menunjuk tiara

"Apa pa! Apa yang harus aku ngerti? Kalo harga diri seseorang dilihat dari status sosialnya? Iya?" Ucap tiara

"Kurang ajar kamu!"

Plak

Wajah tiara tertoleh ke samping, satu tamparan mendarat sempurna di pipi tiara

"Mas!" Mama tiara tidak terima karena anaknya ditampar begitu keras

"Mama mau belain dia? Anak ini sudah berani membentak papanya!" Ucapnya

"Anak yang kamu tampar ini anakku!" Tegasnya

"Tiara! Sekali lagi papa ingatkan kamu? Jauhi pemuda itu! Kalau tidak-"

"Kalau enggak apa pa? Papa mau celakain dia, seperti yang papa lakuin sama farel dulu? Papa gak lebih dari seorang pengecut!" Ucap tiara lalu pergi ke kamarnya

"Tiara!" Tiara tidak peduli meskipun papanya memanggilnya berkali-kali

"Lihat itu! Anak yang kamu bela berani berkata seperti itu pada saya!" Bentaknya pada rina

"Itu karena sikap kamu sendiri!" Ucap rina lalu menyusul putri semata wayangnya

"Ara" panggil rina

Tiara menoleh dan langsung memeluk mamanya, mungkin di depan papanya ia terlihat kuat namun tidak dengan sekarang, sebenarnya ia takut jika papanya nekat, tapi rasa cintanya pada anrez terlalu dalam, apa boleh dia egois untuk saat ini?

"Mama" rengeknya

"Salah ya ma kalo ara sayang sama anrez, ara gak mau jauh dari anrez ma" ucap tiara dalam pelukan mamanya

"Iya nak mama paham, tapi jangan buat papa kamu marah, kamu tau kan kalau papa kamu marah gimana?"

"Kalau keras di lawan dengan keras jadinya akan hancur" lanjutnya

"Mama dukung kamu berjuang, mama bantu, tapi nggak dengan cara seperti tadi, pelan pelan sayang" ucapnya, tiara mengangguk paham, memang selama ini hanya mamanya yang selalu bersikap hangat pada anrez dan pada teman-teman tiara semuanya

"Papa itu sayang sama kamu nak, hanya saja cara papa kurang tepat" ucap rina sambil mengusap air mata tiara

Anrez dan teman-temannya sedang berkumpul hanya sekedar ngopi katanya, anak muda gak boleh di rumah terus, harus nongkrong, itu prinsip mereka, anrez, david dan aldo

"Nih kenalin pacar gue" ucap aldo

"Baru lagi?" Tanya anrez tidak menyangka

"Astaga, lo kapan tobatnya sih aldo" ucap david sambil menepuk jidatnya

Dunia Untuk Tiara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang