Tiara masih terpaku setelah mendengar ucapan anrez, masih mencerna, ia tidak menyangka jika anrez akan mengucapkan kata-kata yang sudah ia tunggu sejak lama
"Tiara?" Panggilan dari anrez membuatnya sadar
"Mau jadi istriku?" Anrez kembali meminta tiara untuk menjadi miliknya
"Tiara kamu di sini juga?" Sebelum tiara menjawab anita datang menghampiri mereka
"Eh i-iya" jawab tiara
"Hai anrez" ucap anita namun anrez mengabaikannya
"Kamu sudah mengajak saya bermain anrez" ucap anita dalam hati
"Kamu ngapain ada di sini malam-malam?" Tanya tiara
"Lagi cari angin, oh iya ada yang mau saya tunjukkan" ucap anita
Anrez mulai panik, apa anita akan menunjukkan rekaman kamera itu
"Tiara kita harus pulang" ucap anrez
"Tapi-"
"Sebentar anrez, saya mau berbicara dengan tiara" ucap anita
Jika anrez semakin melarang tiara, maka tiara akan semakin curiga dengannya
"Bentar ya" ucap tiara, akhirnya anrez mengangguk
"Saya tidak bisa memiliki kamu maka orang lain juga tidak boleh memiliki kamu" batin Anita sambil tersenyum
"Lihat ini" ucap anita lalu menyerahkan hpnya ke tiara
Tiara mencoba biasa saja dengan apa yang ditunjukkan oleh anita, perasaan anrez benar, anita memberikan video rekaman saat dia dan anita berada di kamar yang sama
"Terus kenapa ya? Kenapa kamu kasih tau aku video ini?" Tiara mencoba biasa saja dan tetap tenang memghadapi anita
"Saya ini kekasih anrez sejak dia tinggal di singapura" ucap anita
"Bener?" Tanya Tiara pada anrez, anrez dengan cepat menggelengkan kepalanya
"Dia cuma mantan aku, aku udah gak ada apa-apa kok sama dia" ucap anrez
"Kamu bisa denger kan? Kamu cuma mantannya, dan kamu salah kasih tau aku video itu, karena aku bukan siapa-siapanya anrez" ucap tiara
Sikapnya memang tenang dan kuat, namun hatinya begitu sakit dan runtuh, baru saka anrez melamarnya namun apa? Dia menyembunyikan hal sepenting ini? Dan sekarang dengan tiba-tiba wanita ini mengungkapkan semuanya di saat yang seharusnya dia dan anrez bahagia
"Masih ada lagi? Atau mau ngobrol sama MANTAN?" Tiara menekankan ucapannya pada kata mantan, seolah ingin membuat anita sadar jika anrez sudah bukan lagi miliknya
"Ra" panggil anrez
"Kamu diem!" Sentak tiara
"Jawab dong! Masih ada perlu sama gue?" Tanya tiara pada anita
Anita benar benar tidak percaya respon tiara akan biasa saja, dia berharap Tiara merasakan sakit seperti yang dia rasakan saat anrez meninggalkannya
"Gak bisa jawab ya? Atau bisu?" Tiara terus saja menyerang anita
"Oke kalau udah selesai, anrez ayo pulang" tiara langsung saja pergi dan masuk ke dalam mobil
Hatinya benar-benar sesak, mencoba kuat saat hatinya benar-benar hancur untuk kesekian kalinya, dia ingin marah, kecewa, sedih, tapi dia siapa? Hubungannya dengan anrez masih belum keluar dari status friendzone
"Ra"
"Jalan sekarang!" Ucap tiara dingin
Anrez menurut, dia tidak mau membuat tiara semakin tidak nyaman
"Maaf ra, sekali lagi aku harus nyakitin kamu, walau aku benar-benar tidak pernah ingin ini semua terjadi" ucap anrez dalam hati
Sesampainya di rumah tiara, tiara langsung turun tanpa mengucapkan apapun
"Dengerin dulu penjelasan aku" ucap anrez sambil menahan tangan tiara
"Apa lagi yang harus aku denger? Tadi udah cukup jelas!" Tegas tiara
"Aku mohon dengerin aku, aku sama dia udah gak ada hubungan apapun, percaya sama aku" ucap anrez
"Percaya?" Tiara tersenyum miris
"Harus berapa kali lagi aku kasih kamu kepercayaan tapi kamu rusak lagi, gitu aja terus!" Sentak tiara
"Ra tapi aku bener gak ada hubungan sama dia" tegas anrez
"Kalo emang gak ada apa-apa kenapa kamu gak jujur sama aku?! Oh jadi ini alasan sikap kamu aneh hari itu?!"
"Aku minta maaf, aku akuin aku salah, aku gak jujur sama kamu, tapi aku masih nyari waktu yang tepat buat cerita semuanya"
"Sampai kapan? Sampai semuanya terbongkar sendiri? Alasan kamu basi anrez!"
"Ra-"
"Pergi! Aku capek!" Ucap tiara lalu masuk ke dalam rumahnya
"Belum selesai satu masalah, kamu malah nambahin rasa sakit rez, aku berharap kamu yang akan selalu ada buat aku di saat-saat seperti ini, tapi apa? Kamu malah nambahin luka lagi" tiara tidak benar kuat, tepat saat pintu rumahnya tertutup, tubuhnya merosot ke lantai, menangis tanpa suara agar tidak ada yang mendengarnya terutama mamanya
"Maafin aku ra" lirih anrez
Anrez melangkah pergi, hatinya juga hancur, saat dimana seharusnya dia bahagia bersama tiara, momen itu rusak karena kesalahannya, kesempatan untuk bersama tiara kini hilang
"Aaarhhgggt!" Teriaknya sambil memukul setir mobilnya
Apa tidak ada waktu sebentar saja untuk mereka bahagia berdua, apa tidak ada waktu sebentar saja untuk mereka tertawa tanpa ada pengganggu diantara mereka, mengapa selalu saja semesta tidak berpihak pada mereka
Tiara melangkah menuju kamarnya, kejadian hari ini membuat benar-benar lelah, ayahnya ditahan, dan sekarang ditambah dengan masalah dengan anrez, belum lagi anita, belum lagi masalah david dan tere
"Tenang tiara, lo gak boleh lemah! Lo harus kuat!" Ucapnya untuk menyemangati dirinya sendiri
Matanya kini tertuju pada bingkai fotonya bersama anrez dulu, sebelum kejadian yang memisahkan mereka berdua
"Sebahagia itu dulu kita rez, apa sekarang gak bisa?"
"Sakit rez, meskipun aku tau, dan aku yakin kalau semua yang kamu katakan tadi itu jujur, tapi anita gak akan tinggal diem untuk hancurin hubungan kita"
"Bari aja tadi aku bahagia watu kamu lamar aku, tapi kenapa semua hancur tiba-tiba rez? Salah ya kalau aku pengen bahagia sama kamu? Kenapa sulit banget"
"Kita pisah sementara dulu ya, sampai nanti kita bisa perbaikan semuanya dan selesain urusan kamu sama anita"
"Aku harap cinta kita bisa kuat ya, aku sayang kamu anrez"
Tiara mengakhiri ucapannya dengan tangisan, dan memeluk bingkai fotonya bersama anrez, sungguh ini begitu menyakitkan, tapi dia yakin semua ini pasti akan berlalu
"Papa" matanya kini tertuju dengan foto kecilnya bersama surya
Dimana Surya dengan tawanya menggendong Tiara kecil yang masih berusia 5 tahun
"Bagaimana pun sikap papa ke aku, sebagai anak aku gak akan tega lihat papa di penjara dan bukan atas kesalahan papa, dan aku harap ini adalah awal dari keutuhan keluarga kita pa"
"Aku gak peduli kalau nanti papa kehilangan harta papa, aku cuma pengen papa kayak dulu lagi"
"Aku sayang banget sama papa, aku yakin mama juga pasti kangen banget sama papa, sama keluarga kita dulu pa"
"Kita mulai semuanya dari awal ya pah" kini tiara tidak lagi mengakhiri ucapannya dengan air mata, melainkan senyum saat mengingat ucapan surya tadi
