Part 6

232 61 12
                                    

Hari ini anrez mulai bekerja, setelah pulang sekolah anrez mengantar tiara pulang, sebenarnya tiara memaksa ingin ikut anrez bekerja tapi anrez melarangnya karena memang akan sampai larut malam

"Gak boleh ra, nanti kamu dimarahin lagi sama papa kamu" ucap anrez

"Pengen ikuut" rengek tiara

"Enggak ra, kamu istirahat aja ya" ucap anrez sambil mengusap lembut rambut tiara, gadis itu memajukan bibirnya beberapa senti

"Jangan cemberut gitu dong, nanti kalau aku libur kita main ya" ucap anrez

"Janji?" Ucap tiara

"Iya janji tuan putri" ucap anrez

"Yaudah sana nanti telat" ucap tiara

"Yaudah aku pergi ya" ucap anrez, tiara mengangguk

"Jangan ngebut, hati-hati" ucap tiara sebelum anrez pergi

"Siap komandan" ucap anrez

Setelah melihat tiara masuk ke dalam rumahnya, anrez segera menyalakan motor yang dipinjamnya tadi pagi

"Jauhi anak saya!"

Anrez menoleh mendengar ucapan itu, ia sangat mengenal suara itu, pandangan anrez lurus dan beradu dengan pemilik suara berat itu

"Pergi dari kehidupan anak saya!" Ucap Surya sambil melempar beberapa lembar uang ratusan ribu di wajah anrez, anrez memejamkan matanya menahan emosi

"Maaf om harga diri saja tidak bisa dibeli dengan uang!" Tegas anrez, surya tersenyum remeh

"Sudahlah terima saja uang itu, saya yakin kamu dan keluarga kamu tidak pernah kan punya uang sebanyak itu?" Emosi anrez semakin naik saat surya melibatkan keluarganya

"Saya dan keluarga saya memang miskin om, tapi saya tidak pernah diajarkan untuk menjatuhkan harga diri saya hanya untuk uang!" Tugas anrez

"Tau apa kamu tentang harga diri! Bahkan uang ini lebih tinggi dari pada harga diri kamu" ucap surya

"Jaga bicara om!" Ucap anrez sedikit menaikkan nada bicaranya

"Apa yang harus saya jaga? Apa yang saya katakan itu benar adanya" ucap surya

"Pergi dari kehidupan anak saya hai pemuda miskin!" Tegas surya

"Saya tidak akan pergi sampai tiara sendiri yang meninta saya pergi!" Tegas anrez, ia sayang menyayangi tiara

Surya memberi tanda untuk 3 anak buahnya agar memberi pelajaran pada anrez

"Lepasin saya!" Tegas anrez sambil berusaha melepaskan tangannya

"Itu akibatnya jika kamu tidak menuruti apa yang saya ucapkan! Kamu itu hanya butiran debu bagi saya pemuda miskin!" Ucap surya

Ketiga anak buah surya mulai memukuli anrez, bukan anrez tidak bisa membalas namun kedua tangannya dicekal membuatnya tidak bisa menghindar dari pukulan

"Papa cukup!" Teriak tiara

Tiara langsung berlari ke arah anrez dan memeluk tubuh anrez yang jatuh di aspal jalan

"Kamu keterlaluan mas!" Bentak Rina

Plak

"Berani kamu sama saya!" Bentak surya

"Papa cukup!" Teriak tiara, dia berdiri di depan papanya

"Jangan pernah sakitin mama!" Tegas tiara, air matanya masih mengalir deras

"Sampai kapan papa kayak gini! Papa pikir di dunia ini hanya papa yang punya kehendak! Papa pikir semua orang di dunia ini boneka! Yang bisa papa permainkan sesuai keinginan papa! Apa papa pikir semua hal di dunia ini harus berjalan sesuai dengan kemauan papa! Papa sal-"

Dunia Untuk Tiara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang