Amber menikmati waktunya di Edzhar. Walau terkadang Alice sering menyeretnya dan mengurungnya di ruangannya untuk mengerjakan dokumen yang menumpuk, Ramia dan Calvin menjadi obat penyembuh bagi Amber.
Sekarang Amber sedang mengerjakan tugasnya dengan serius. Matanya tajam memeriksa seluruh isi dokumen. Terkadang dia membuangnya dan terkadang menandatangani nya. Walau, ini sudah cukup malam, dia tetap menjalankan kewajibannya.
'Tok.. Tok.. Tok.. '
Amber mengembalikan senyumnya dan menjawab. "Masuk"
Pintu ruangan terbuka dan menampilkan Ramia yang tersenyum sambil membawa nampan yang di atasnya terdapat gelas.
"Kakak, aku membawa coklat panas untukmu" ucap Ramia masuk ke dalam ruangan dan meletakkan coklat panas nya di meja.
Amber tersenyum dengan mata bersinar. Dia berdiri dan memeluk erat Ramia. "Ramia~ kau yang terbaik"
"Ka.. Kakak... Sesak... Akkh"
"oh-oh, maaf, hehehe" Amber pun melepas pelukannya.
"Tumben kau tidak tidur" ujar Amber
"Awalnya mau tidur sih, tapi aku liat kakak sedang bekerja. Aku ingat bahwa kakak suka minum coklat panas buatan kak Iris, walaupun ga se enak buatan kak Iris, tapi aku membuatnya dengan sepenuh hati"
"Ramia... " Amber menatapnya dengan mata berkaca kaca dan kembali memeluknya. "Aaaa~ kau adikku yang terbaik"
Ramia hanya tersenyum dan membalas pelukan kakaknya.
Amber kemudian menarik Ramia ke sofa. Coklat panasnya dia letakkan di meja depan sofa.
"Katakan, apakah Alexander mengganggu mu? " tanya Amber sambil meminum teh nya
Ramia tersenyum. "Memang terkadang begitu, tapi lama lama sikapnya menjadi lebih baik kepadaku. Mungkin karena dia tau bahwa tidak mungkin baginya untuk melawan ku" Ramia terkekeh
Amber tersenyum penuh arti sambil menatap coklat panasnya. "Hee~ sikapnya menjadi lebih baik... Ya.. " ucap Amber dengan suara kecil
"Kakak mengatakan sesuatu? " tanya Ramia
Amber kembali tersenyum ceria. "Tidak, hanya saja aku senang karena Pangeran Alexander memperlakukanmu dengan baik. Beritau aku jika kau memiliki masalah dengan pangeran itu"
Ramia mengangguk.
Amber dan Ramia mengobrol kecil sampai coklat panas Amber habis. "Pergilah ke kamar, ini sudah malam. Waktunya kau tidur"
Ramia mengangguk patuh dan berjalan ke pintu.
"Ramia" Amber memanggilnya saat dia mau keluar.
"Ingatlah untuk tidak jatuh cinta kepada pangeran Alexander. Dia akan membawamu ke neraka jika kau bisa jatuh dalam perangkapnya" Amber menatap Ramia dengan mata tajam
Ramia tertegun. Dia kemudian membungkuk. "Saya mengerti ucapan anda kakak" Ramia berdiri dan berjalan pergi
Amber menatap pintu yang tertutup. Matanya bercahaya hijau dengan kilat bahaya. "Alexander..... Kau harus beruntung karena Ramia melindungi mu, untuk sekarang "
Amber kemudian berjalan ke jendela dan menatap bulan yang bersinar. "Jika tidak.... Kau pasti akan mati di tanganku "
-
Sementara itu, Ramia berjalan dengan cepat dan tergesa gesa ke kamarnya. Dia langsung menutup pintu kamarnya dan menyenderkan punggungnya ke pintu kamar.
Ramia merosot ke bawah dengan air mata. "Alexander..... Apakah kau benar benar akan membawaku ke neraka? " gumamnya kecil
Selama ini, dia dan Pangeran Alexander menikmati waktu untuk 'mendekatkan diri'. Walaupun terkadang Alexander tidak memperlakukannya dengan baik. Tapi Alexander juga tidak memperlakukannya dengan buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Friend Reincarnated in otome game as the Villain/villainess Sister
Fantasy(HIATUS & REVISI) Halo semua nya, ini adalah cerita pertama ku, jadi pasti banyak kata kata yang salah. Anggap aja cerita ini sebagai cerita latihan buat aku dan aku butuh komentar kalian agar aku bisa memperbaiki dan mengembangkan cerita ini. Tolo...