3 January 2022
Hello Everyone.... Semoga semua dalam keadaan baik, sehat dan banyak rezeki.
Aku berharap chapter ini dibaca pelan-pelan karena beberapa rahasia dalam inti cerita akan dibuka melalui dialog tokoh utama. Harap disimak baik-baik biar gak terlewat.
Isinya benar-benar Bed Fighting dalam makna lugas.
No romance without fighting. Happy Reading!
===============================================================
"Aku tidak mengira mengapa kau memanggilku. Apakah hanya untuk melihatmu bersenang-senang, Wang Yibo?!"
Jdar!....
Bagai mendengar suara petir. Wang Yibo terkejut hingga jantungnya mau melompat dari rongga dadanya. Itu suara yang sangat ia kenal dan terdengar marah.
"Gyaaaaaaaaaaaaaa!!.....itu Sean-ge!!..." Yibo menjerit ketika tersadar bahwa ia dalam keadaan telanjang sekarang.
Yibo gelagapan malu dan panik, mencari sesuatu yang terdekat yang bisa digunakan untuk menutupi tubuhnya. Selimut!
Tidak ada selimut!!
Ia menarik sprei tetapi sprei itu bagai di lem hingga tidak berkerut dan tidak tersingkap!
Ia menarik kain kelambu tetapi itu terlalu tipis dan amit-amit warnanya merah jambu!
Oh!... Yibo tidak mau mati karena malu sekarang!
Dengan panik Yibo menurunkan kaki untuk mengambil bajunya yang tersebar jauh di lantai. Tetapi ia urungkan karena sekejap mata Sean telah berdiri menjulang di depannya, memandang dengan raut tidak suka.
Yibo gelagapan dan segera bergeser ke belakang, lalu duduk meringkuk memeluk bantal yang ada di dekatnya untuk menyembunyikan area privasinya.
"Kenapa kau lakukan ini?!!..." Sean bertanya dengan nada suara yang tidak terlalu keras, tetapi cukup membuat Yibo merasa seolah-olah ketahuan tengah selingkuh.
*********
"Kenapa kau lakukan ini?!!..." Sean bertanya dengan nada suara yang tidak terlalu keras, tetapi cukup membuat Yibo merasa seolah-olah ketahuan tengah selingkuh.
"Se... Sean-ge.... aku..."
Wang Yibo memberanikan diri balik menatap Sean hingga matanya bersirobok dengan mata Sean. Pemuda itu menggunakan masker yang menutupi hidung ke bawah, tetapi pancaran matanya mampu membuat Yibo terpaku. Mata yang memancar kilatan emas ketika tirai gorden putih bergerak-gerak sehingga banyak memberi pantulan cahaya yang bergelombang. Kilatan emas yang menakjubkan tetapi berbeda dengan pertama kali Yibo melihat kilatan itu di awal pertemuan mereka. Kilatan emas yang tajam tetapi teduh yang mengirimkan rasa aman. (*Awal pertemuan mereka face to face ada pada chapter 8-9)
Namun, kilatan emas yang kini memancar pada mata itu seperti pedang yang menghantarkan rasa takut dan gentar yang menjalar ke seluruh saraf membuat lemas seluruh anggota gerak dan lidah menjadi kelu. Yibo tidak kuasa berlama-lama dalam adu pandang. Mata itu seperti menelanjanginya hingga jauh ke dasar jiwa. Ia tidak bisa melukiskan rasa malu dan jengah hingga ia berharap langit runtuh menimpanya saat itu juga.
Sementara di lantai, Xi Luhan tidak dapat menahan diri lagi, ia perlahan bersusah payah menekan keinginan menggebu untuk mendekati Sean. Di matanya, Pemuda Alpha telanjang yang kini duduk meringkuk tidak lagi menarik, tetapi pemuda tinggi yang tadi menghempasnya jauh lebih memikat dan auranya menjanjikan pemenuhan lebih untuk nafsu liarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing the Wind [SLOW UPDATE]
RandomSeperti angin sejuk yang menyapa, berhembus di sisiku dan berlalu, ku kejar kau berlari, meninggalkan jejak kerinduan pada setiap helai daun. Aku mengejarmu sampai hilang akal, ingin menahanmu dalam genggaman tapi tersadar kau tak mungkin kukejar, t...