28. Unbelievable Sean.

648 46 44
                                    

Goodnight Dear Readers

Beberapa dari Readers bertanya padaku, apakah Sean adalah Zhan?
Di beberapa chapter sebelumnya, karakter Xiao Zhan sudah diceritakan. Jika lupa boleh baca ulang.

Dalam chapter ini, aku mengajakmu untuk sedikit lebih mengenal tokoh Sean
Happy Reading.

Sekitar jam 11 malam tampak 6 buah mobil warna hitam tiba di lokasi tak berpenghuni bukit Shunjin, di mana Sean dan anggotanya sudah menunggu sejak jam 9 malam itu. Salah satu mobil berjenis pick up besar membawa sesuatu di bagasinya tetapi ditutupi terpal. Dari kelima mobil itu turun para penumpangnya. Dari mobil yang paling depan, keluar dua orang pria berpakaian jas sama hitamnya dengan pria-pria yang lain bedanya ia memakai kemeja bagian dalam warna hijau muda sementara yang lain memakai kemeja putih. Pria itu duduk bersama beberapa orang, sementara beberapa orang yang lain memeriksa keadaan sekitar dan juga bagian dalam dari ketiga rumah tua yang berdiri di lokasi itu. Setelah mereka merasa aman, mereka segera duduk-duduk, membuat api unggun dan entah apa yang mereka obrolkan, sesekali memeriksa keadaan kalau-kalau ada penyusup yang bisa mengacaukan rencana mereka.

Sean dan anggotanya berdiam dalam jarak yang cukup untuk jangkauan tembak. Mereka mengamati dari balik pepohonan di hutan tanpa mengeluarkan suara sedikitpun, dan tanpa menyalakan cahaya apa pun. Sean dan anggotanya sudah terlatih untuk melihat dalam suasana minim cahaya. Angin basah berhembus menambah rasa dingin membuat semua orang merapatkan jaket dan jas-nya. Sean tadi tiba agak terlambat di markas, sehingga tidak sempat memakai jaket yang tebal, akibatnya kini tubuhnya agak menggigil, tetapi ia tahan sebab sebagai pemimpin pasukan elit, di mana para anggotanya adalah para pemuda kuat gagah berani yang sudah membawa persiapan yang dibutuhkan kala kau harus mengintai di tengah malam, ia tidak boleh terlihat lemah. Jika saja cukup cahaya di sana, maka akan terlihat jelas jika wajah Sean sudah pucat. Tapi dingin terlalu memaksa, sehingga Sean beringsut mundur dan menyandarkan tubuhnya pada salah satu pohon.

Luo Yunxie yang mengintai tidak jauh dari posisi Sean, diam-diam mengamati Sean dan mengetahui jika pemuda yang lebih muda usianya itu mulai kedinginan. Maka dengan perlahan dan hati-hati ia menghampiri Sean. Sean menoleh menyadari pergerakan Yunxie yang mendekatinya. Yunxie menyentuh jaket yang dikenakan Sean, Sean tersentak dan menahan tangan Yunxie

"Mari kita bertukar jaket sebentar, agar kau tidak terlalu kedinginan" bisik Yunxie seraya melanjutkan gerakannya melucuti jaket Sean. Sean paham maksud baik Yunxie sehingga ia tidak menolak ketika Yunxie memakaikan jaket tebal miliknya pada Sean. Yunxie sendiri sudah memakai sweater hangat maka ia tidak masalah jika bertukar memakai jaket tipis milik Sean. Setelahnya Yunxie menggosokkan kedua telapak tangannya yang memang sudah hangat hingga agak panas lalu tanpa peringatan segera menempelkan kedua telapak tangannya ke wajah Sean yang dingin. Sean terkejut dan sedikit bergeser hingga punggungnya menempel pada batang pohon di belakangnya.

"Udara sangat dingin, kau bisa terkena Hipotermia" bisik Yunxie.

Sean terdiam, merasakan betapa hangatnya tangan Yunxie, hatinya heran mengapa Yunxie yang jarang akrab dengannya seolah menjaga jarak, sedikit bicara dan terkadang bersikap dingin padanya tiba-tiba begitu perhatian dan hangat?

"Terima kasih" bisik Sean dan dibalas dengan anggukan sebelum Yunxie kembali ke posisinya.

Yunxie tersenyum sendiri dan memuji keberaniannya sendiri karena telah bertindak tepat di saat yang tepat. Ia telah berhasil memberikan perhatiannya pada Sean terlebih Sean tidak menolaknya. Diremasnya jaket milik Sean lalu diam-diam ia menghirup aroma Sean yang tertinggal pada jaket itu

'Aku heran, mengapa dia begitu harum. Serasa seperti dipeluk olehnya heheheh...' Yunxie tertawa tanpa suara sambil sesekali menghirup aroma yang menguar dari jaket Sean

Chasing the Wind [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang