8. Robin Hoodie??...

676 62 9
                                    

Hello...Readers...
Happy reading!...

Wang Yibo memang butuh kegiatan yang bisa membuatnya fokus ke hal baru. Maka pada sore hari ia memutuskan untuk pergi keluar. Yibo pergi dengan naik taksi ke Wangs Hospital, tujuannya untuk menggenapi janji yang dibuatnya sendiri, yaitu berkenalan dengan seorang pasien yang diceritakan oleh Haikuan kemarin. Yibo ingat namanya Sean, tetapi Sean apa Yibo lupa, untunglah Yibo ingat nomor ruang inapnya, VVIP Room nomor 1.

Sesampai di sana keadaan koridor di depan kamar VVIP nomor 1 tampak sepi, Yibo berpikir sejenak. Apakah pasien dipindah? Tetapi menurut Haikuan pasien Sean itu selalu menempati ruang VVIP Room 1 jadi tidak mungkin dipindah. Kata Haikuan lagi, pasien Sean itu banyak yang menyayanginya, jadi tidak mungkin kan tidak ada yang menunggu di luar? Kata Haikuan lagi, pasien Sean itu kondisinya tidak begitu baik, jadi apa mungkin yang menungguinya semua ada di dalam? Oh ya mungkin benar, mereka semua menunggu di dalam, kan VVIP Room itu punya ruang khusus untuk orang yang menunggu. Jadi Yibo mengayunkan tuas handle pintu.

Cklek.....

Wang Yibo pun masuk ke dalam, ternyata kosong....ruang tunggu di dalam kosong. Yibo pun masuk ke kamar pasien tetapi Yibo cuma bertemu ranjang kosong yang rapi, tidak ada siapa pun disana. Yibo menggaruk kepalanya yang mendadak terasa gatal. Ia pun segera keluar dan mencari perawat yang ada di sekitar tempat itu.

"Hai, sus. Apakah pasien kamar VVIP Room 1 dipindah?" tanyanya pada seorang perawat yang melintas. Perawat itu berhenti sejenak memandang pintu bertuliskan VVIP Room 1.

"Maaf, tuan siapa?"

"Wang Yibo, cucu pemilik rumah sakit ini, jadi jawab pertanyaanku jika kamu masih mau bekerja di sini!"

"Eh, iya tuan. Pasien itu tidak dipindah, tapi...."

Deg....

Jantung Yibo berdebar, pikirannya langsung ke hal yang paling buruk.

"Sudah meninggal?" Tanya Yibo seraya meraba dadanya yang tiba-tiba terasa nyeri akibat pikirannya sendiri.

"Bu, bukan, tuan. Pasien itu menghilang."

"Apa? menghilang? Dia punya ilmu menghilang begitu maksudmu?"

"A.... a maaf saya tidak tahu, maafkan saya" perawat itu menundukkan wajahnya. Wang Yibo segera melengos pergi untuk bertanya langsung dengan Haikuan.

Di kantor dr. Haikuan.

"Iya...., bukan menghilang. Tapi seperti biasa dia pergi begitu dia sadar dari komanya" Jawab Haikuan.

"Seperti biasa?...Pergi begitu saja? Kapan?" Haikuan menganggukkan kepalanya.

"Dua jam lalu."

"Kenapa tidak dihalangi?"

"Siapa bisa halangi dia, dia punya kaki dan tangan" jawab Haikuan kesal namun mencoba menekan emosinya.

"Kenapa tidak diberi obat tidur, atau penenang atau apapun yang bisa menahannya?"

"Kami tak bisa memberi dia obat-obatan seperti itu, efeknya malah akan memperburuk kondisinya. Yibo, kan sudah kubilang dia memiliki kondisi fisik yang berbeda, maka penanganannya juga berbeda."

"Ka... Kalau begitu, diikat saja tangan dan kakinya agar...."

"Yibo!" Seru dr. Haikuan mulai berang.

"Eya..ya... baiklah, maafkan aku. Apa Gege sudah mencarinya?"

"Sudah, tapi... ya Sean punya keahlian, dia bisa mengelabui para penjaganya. Yah inilah yang kucemaskan, aku tak tahu dia di mana jika dia tidak memberitahu. Yibo kenapa kau tanyakan dia?"

Chasing the Wind [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang