Hello Everyone.
Semoga malammu menyenangkan.Cerita ini baru saja selesai di tulis, belum sempat diperiksa. Mungkin akan ada typo
Happy reading
------------
Untuk menolong Sean, akhirnya Yibo mendapat satu akal, agak bodoh memang tapi lumayan untuk menambah sumber panas. Yibo naik ke ranjang, masuk ke dalam selimut dan memeluk Sean dari belakang.
"Maafkan aku Sean-ge....aku lakukan ini demi menolongmu! Jangan marah padaku ya" bisik Yibo
Beberapa saat berlalu, Yibo belum berhasil menghangatkan tubuh Sean. Apa akal??
Yibo melompat turun dari ranjang, lalu meloncat-loncat dan berlarian di tempat, maksudnya untuk menaikkan suhu tubuhnya sendiri, lalu setelah dirasa cukup, ia pun segera naik ke ranjang dan masuk ke dalam selimut. Memeluk tubuh Sean dari belakang
"Oh...kalau begini. Yang kuhangatkan cuma bagian belakang, depannya bagaimana?? Harus berganti posisi nih..." gumam Yibo seraya berpindah posisi, ia ke depan Sean, rencananya memeluk Sean dari depan
Tapi....
Deg...deg....
"Aaaargh!!... tolol! Kenapa jantungku berdebar begini!!... Oh ayolah Yibo...abaikan jantung bodohmu itu, jangan merasa malu... Sean-ge sekarat ini!!..." teriak Yibo pada dirinya sendiri, lalu dipeluknya Sean dari depan dengan posisi menyamping di atas ranjang. Tak berapa lama..
"Lho.... Bagian belakangnya bagaimana?? Aduh....andai tubuhku bisa dibelah dua, jadi satu peluk depan, satu peluk belakang. Ayo Yibo....cepat berpikir!!"
"Sean-ge!!.... ayolah memanas!!....please...ge!!..." seru Yibo seraya menggosok-gosok punggung Sean yang tetap dingin
"Mungkin panasku sudah turun!!" Yibo buru-buru turun dari ranjang, lalu melakukan hal yang sama, olah raga lagi, lalu kembali masuk ke dalam selimut.
Kali ini dikarenakan Yibo terlalu buru-buru, membuat Sean berbaring terlentang, Yibo mendapat ide untuk memulai posisi baru
"Jika Sean-ge telentang, lalu aku peluk di atas, bukankah tubuh bagian belakangnya akan terlindung kasur. Itu jauh lebih baik" usai berkata Yibo naik ke atas tubuh Sean. Kedua telapak tangannya memegang kedua pipi Sean yang dingin.
Tapi apa yang terjadi selanjutnya membuat Yibo kalang kabut mengatasi debaran jantungnya, dan keinginan aneh yang terpendam gara-gara Yibo memandang lekat wajah Sean, dan menyadari betapa ia bisa melakukan apa pun saat ini.
"Sean-ge... kenapa ge-ge begitu tampan dan manis?? Yibo sangat tergoda...." Bisik Yibo seraya melihat wajah itu dari dekat. Meski pucat pasi tetapi tidak mengurangi wajah manisnya. Yibo mengusap-usap wajah itu untuk membagi kehangatannya. Perlahan ia mendekati wajah Sean, hingga hidungnya menyentuh hidung Sean. Merasakan hembusan napas menerpa lembut wajahnya.
Yibo terpaku beberapa saat. Gejolak keinginan dan hati bertempur berlawanan. Di satu sisi, Yibo penuh gejolak rasa dan nafsu yang menggebu, ingin merasakan bibir tipis menantang dan terlihat manis dengan satu titik hitam yang menggoda di tepi bibir bawah. Padahal bibir itu terlihat pucat keunguan, tetapi tidak mengurangi keelokannya.
Glek....
Yibo menelan liurnya, seolah-olah ada makanan nikmat yang tersaji
"Sean-ge...izinkan Yibo, merasakan bibirmu... satu kali saja...." katanya seraya memandang fokus pada bibir yang menggoda hati.
Yibo lupa akan niat menghangatkan tubuh Sean, Yibo menyentuh bibir tersebut dengan jari-jari tangannya, terasa dingin.
"Sean-ge.... Bibirmu dingin.... Aku hangatkan bibirmu ya" Setelahnya Yibo segera merunduk, memiringkan sedikit wajahnya, mendekatkan bibirnya dengan menghiraukan detak jantung yang memukul keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing the Wind [SLOW UPDATE]
De TodoSeperti angin sejuk yang menyapa, berhembus di sisiku dan berlalu, ku kejar kau berlari, meninggalkan jejak kerinduan pada setiap helai daun. Aku mengejarmu sampai hilang akal, ingin menahanmu dalam genggaman tapi tersadar kau tak mungkin kukejar, t...