Happy Reading
Dia siswa baru itu, masih sibuk memberi respon pada warga sekolah yang mengerumuninya, memberi respon yang ramah, dan menjawab setiap pertanyaan dengan sikap manisnya.
Yibo buru-buru masuk kelas, dia teringat cerita Acheng, kalau siswa baru itu kemarin duduk di kursinya. Jadi dia harus klaim kursinya sekarang. Saat siswa baru itu masuk ke kelas dia melihat Yibo sudah duduk di kursinya dengan santai sambil mengutak-atik ponselnya.
"Xiao Zhan, kau suka angin segar, kan? duduk saja di tempatku" seorang siswa laki-laki menawarkan tempat duduknya yang tepat bersebelahan dengan jendela. Siswa yang dipanggil Xiao Zhan itu segera beralih menuju tempat yang ditawarkan Jiyang.
'Huh, sok baik, padahal diri sendiri harus pindah' pikir Yibo, ia memperhatikan gerak-gerik Xiao Zhan.
"Tapi kau bagaimana, Jiyang?" Zhan balik bertanya pada siswa yang bernama Jiyang itu.
"Tak apa, aku bisa duduk di belakang sana" jawabnya sambil menunjuk kursi kosong di bagian paling belakang.
"Lagi pula, kau 'kan pakai kaca mata, jadi jika kau di belakang akan menyulitkanmu."
"Terima kasih, Jiyang" Zhan tersenyum manis, tetapi karena memakai masker matanyalah yang tampak tersenyum.
'Huh, sok manis' rutuk Yibo dalam hati.
"Eh Yibo, menurutmu Zhan itu bagaimana?" Acheng bertanya sambil berbisik.
"Makhluk kerempeng lemah! Pasti penyakitan" Sahut Yibo sambil memperbaiki posisi duduknya.
"Apa maksudmu, walau memakai masker, tapi kurasa dia manis" Acheng kembali berbisik, namun Yuchen yang duduk di belakang Yibo dapat mendengarnya. Diam-diam Yuchen tersipu sendiri karena ada yang sependapat dengannya.
"Cih! Manis apanya? Matamu kemasukan gula ya? orang memakai masker itu pasti orang pesakitan, atau bermuka jelek, mungkin saja lagi bisulan sebesar kelereng makanya disembunyikan." Yibo berkata dengan ketus, sehingga Yuchen mendorong punggung Yibo, tidak setuju kata-kata Yibo.
"Mungkin dia flu jadi mudah alergi terhadap udara" bela Yuchen.
"Iya sama saja ah! Flu itu penyakit, maka kubilang tadi dia pesakitan." kilah Yibo
"Ah! Lihat dia pakai kacamata, itu berarti matanya minus. Dan itu lihat. Dia pakai baju begitu tebalnya untuk menutupi tubuh kerempengnya yang lemah itu, atau karena memang dia pesakitan." Sambung Yibo dengan sorot mata sinis. Acheng dan Yuchen cemberut mendengar paparan Yibo.
"... dan lihat itu, rambutnya begitu kering berantakan menutupi dahi, haish.... Cupu abiz!"
Yuchen dan Acheng geleng-geleng kepala mendengarkan penilaian Yibo yang berat sebelah.
"Satu hal lagi. Aku tadi mencium suatu aroma yang manis tapi agak berbeda dari biasanya. Sub-gendernya pasti Omega." kembali Yibo memaparkan sudut pandangnya.
Acheng dan Yuchen sama-sama menoleh pada Zhan yang sudah duduk di kursinya dan sedang menatap pemandangan diluar jendela, dengan Jiyang yang sedang menunjuk-nunjuk arah luar jendela.
"Bagaimana kau yakin dia Omega, sementara aku tak bisa mendeteksinya?" Yuchen bertanya keheranan pada Yibo, karena Yuchen adalah Alpha. Dan identitas Omega itu tak akan terdeteksi, ia sama saja dengan orang biasa normal sampai Omega itu berada pada masa heatnya. Apakah Xiao Zhan sedang masa heat hingga aromanya tercium, jika ya mustahil Yuchen tak bisa menciumnya, sedangkan Yibo bisa mencium aromanya.
"Kau ini Alpha yang bagaimana sich, Yuchen. Hidungmu kurang peka sepertinya."
"Ck.., justru aku heran dengan hidungmu itu, bagaimana kau bisa mencium aroma yang aku gak bisa cium."
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing the Wind [SLOW UPDATE]
AcakSeperti angin sejuk yang menyapa, berhembus di sisiku dan berlalu, ku kejar kau berlari, meninggalkan jejak kerinduan pada setiap helai daun. Aku mengejarmu sampai hilang akal, ingin menahanmu dalam genggaman tapi tersadar kau tak mungkin kukejar, t...