Hello......dear Readers!
Just two words... : "Happy Reading!!..."*********
Dua hari kemudian.
Sepulang sekolah, Acheng dan Zanjin ikut ke rumah Yuchen. Mereka tampak ceria meski beberapa sisa lebam tampak jelas di wajah mereka. Acheng dan Zanjin segera duduk berhadapan dengan Yibo, sementara Yuchen masuk ke kamar untuk berganti baju.
"Hai, Bo! Bagaimana keadaanmu? Wah wajahmu sudah membaik tuh" kata Zanjin sambil mengangkat tangannya mau menyentuh wajah Yibo, tapi buru-buru Yibo menepis tangannya sebelum mendarat di wajahnya.
"Jangan sentuh." Sahut Yibo malas dengan melotot.
"Uh.. galak amat sich, jadi gemes dech" kata Zanjin sambil mengedipkan sebelah matanya. Yibo tambah melotot.
"Yak! Matamu kelilipan ya!" Seru Yibo sambil menendang kaki Zanjin.
"Eh, Yibo. Kau ketinggalan berita." Kata Acheng sambil mengeluarkan sebuah kotak dari dalam tasnya dan meletakkannya di meja.
Yibo memandang Acheng sekilas, tampak tak tertarik dengan ucapan Acheng. Yibo malah menarik kotak tersebut dan membukanya. Beberapa potong ayam goreng tepung garing menyembul. Yibo segera mengambil satu bagian yang paling besar.
"Ah! Pasti berita yang kau maksud tentang kejadian waktu itu kan? Aku sudah tahu" sahut Yibo sambil bersandar di sofa dan mulai melahap ayam goreng itu.
"Bukan itu, tapi....ini hebat! Hihihih...." Zanjin yang menjawab sambil cekikikan.
Yibo menatapnya curiga, apalagi Zanjin tertawa dengan semburat warna merah muncul di kedua pipinya, dan Acheng juga tertawa cengengesan.
"Mengapa mukamu memerah? Kau kasmaran lagi ya!" Tuding Yibo pada Zanjin sambil melempar bantal sofa ke muka Zanjin. Zanjin reflek dan menangkapnya.
Bukan hal baru jika Zanjin seperti itu, sebab di antara mereka berempat Zanjin terbilang pemuda yang cukup sering jatuh cinta. Jika pemuda berlesung pipi itu mulai terlihat senyum-senyum sendiri dan menampilkan rona merah, biasanya ada tambatan hati baru, tetapi menjadi aneh jika Acheng juga ketawa cengengesan tidak jelas.
"Kalian kenapa sih? Kesambet ya?!" Yibo jadi kesal kok kayaknya hanya dia di sini yang pusing memikirkan kejadian semalam.
"Dengar Yibo, tadi di sekolah ada siswa baru lho...." Kata Acheng sambil terus memamerkan giginya ke segala arah.
"Ku kira ada hal apa. Itu sih biasa. Apanya yang hebat?" Yibo menjawab dengan ketus, sambil mengunyah daging.
"Siswa barunya itu laki-laki. Dia sekelas dengan kita, dan dia tadi duduk di kursimu hahahahaha...." Acheng tertawa lebar.
"Apa?!...Terus kalian membiarkannya?" Tanya Yibo mulai emosi dan melempar bantal sofa yang lain pada Acheng dan Zanjin yang duduk berdampingan.
"Kalian tahu, aku tidak suka ada yang menduduki kursiku. Aaaargh....!" Teriak Yibo masih emosi, ia menjambak rambutnya, meluapkan emosinya. Baginya kursi adalah hal penting, seperti berkaitan dengan kepemilikan dan kedudukannya.
"Sabar Bo." Potong Zanjin "Kami tahu kamu pasti tak suka jika ada yang mengganggu privasimu jadi..." Zanzin melirik pada Acheng.
"Kami berniat memindahkan dia. Yuchen yang maju untuk membicarakannya, tapi...." Acheng menjeda kalimatnya.
"Hah..hahaha...haha..!!!" Acheng dan Zanjin tertawa bareng membuat Yibo agak frustrasi, dia sedang kesal eh temannya malah tertawa terus.
"Yuchen gak sanggup melakukannya!! Hahahahaha" seru Acheng dan Zanjin berkata dan tertawa bersamaan.
Yibo membelalakkan matanya tak percaya, 'mana mungkin Yuchen bisa tidak sanggup, Yuchen kan bukan pengecut' pikir Yibo.
"Kenapa?"
"Siswa baru itu terlalu manis......hihihihi, saat dia tersenyum pada Yuchen hihihihi..." Zanjin cekikikan lagi.
" Yuchen sampai memerah mukanya seperti kepiting rebus dan lupa mau ngomong apa hahahahah ...!" tawa Acheng meledak lagi.
Bletak!.
"Awas Kalian!" Yuchen tiba-tiba muncul dan melempar sandal selop busa ke wajah Zanjin.
"Adaw!" Seru Zanjin kaget, lalu kembali cekikikan. Sementara Yuchen menerkam Acheng dan mencekiknya, buru-buru Zanjin pindah ke sofa lain dan mengambil satu ayam goreng sambil terus cekikikan.
Acheng meronta sambil masih tertawa terbahak-bahak.
Yibo melongo tak percaya jika Yuchen bisa begitu.
Di antara mereka berempat Yuchen itu orangnya selalu tenang, lebih sabar dan berpikir lebih dewasa. Tapi melihat saat ini Yuchen dan Acheng malah gulat gak jelas di sofa karena Acheng terus menggodanya dan menertawainya. Mau tak mau Yibo tertawa juga.
".... dan saat mata siswa baru itu memandangmu, kau lupa cara berkedip huahahhahaha..."
"Ish diam kau, Acheng! aku habisi kau!..."
"Oh hohoho...jangan-jangan kau juga lupa cara bernapas hahahaha!..."
"Kalau aku lupa cara bernapas, aku sudah gak ada di sini tau!" Teriak Yuchen.
Diam-diam Yibo menyesal tidak datang sekolah hari ini, ia jadi melewatkan hal-hal yang menyenangkan bersama teman-temannya.
Ya, kehadiran teman-temannya mampu membuat Yibo kembali semangat, dan mampu sejenak mengusir sosok yang tengah menguasai hati dan pikirannya. Sepertinya Yibo butuh kesibukan untuk mengalihkan pikirannya.
Tbc....
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing the Wind [SLOW UPDATE]
RandomSeperti angin sejuk yang menyapa, berhembus di sisiku dan berlalu, ku kejar kau berlari, meninggalkan jejak kerinduan pada setiap helai daun. Aku mengejarmu sampai hilang akal, ingin menahanmu dalam genggaman tapi tersadar kau tak mungkin kukejar, t...