10. I need your name!

678 53 3
                                    

Happy Reading

'Jadi siapa? Siapa dia?'

'Apakah orang yang sama yang kupikirkan atau orang yang lain? Oh ya Lord aku bingung'

'Aku berdebar saat berdekatan, bahkan saat kami bersentuhan, apa dia merasakan hal yang sama? Tapi kelihatannya dia biasa-biasa saja, atau hanya aku??'

Setelah jarak mereka tinggal 3 langkah, Yibo berhenti, memandang lekat-lekat pemuda yang masih memakai cadar kain itu. Pemuda itu melirik pada Yibo.

"Baik, kami tunggu, terima kasih" pemuda itu menyudahi sambungan ponselnya, lalu memandang Yibo.

Yibo jadi kikuk dan salah tingkah, hingga tak sadar tangannya mengepal erat ujung baju di kedua sisinya. Apalagi ia begitu bingung bahwa pemuda ini adalah sosok gelap di tengah kobaran api yang ia cari, dan ia yakini sang Omeganya, atau orang lain lagi, yang dengan gila mengajaknya bersandiwara, bahkan menjamah bagian tubuhnya. Dan anehnya lagi tubuhnya memberi respon gila saat itu.

Maka tak ayal lagi degup jantungnya terasa membahana bahkan ia bisa mendengar desiran darahnya mengalir ke kepala. Ia tidak tahu harus memulai bicara apa sekarang.

Berterima kasih? Yibo tidak biasa mengatakan terima kasih, rasanya begitu canggung

Salam perkenalan? Oh terasa aneh kedengarannya, kan sudah terlibat dengannya dari tadi.

Bertanya 'apa kau baik-baik saja?' itu lucu, jelas-jelas dia terlihat baik-baik saja, malah Yibo sendiri yang kelihatannya kurang baik-baik saja

Atau langsung saja beri tahu bahwa namanya adalah Wang Yibo, tapi pemuda itu tidak menanyai namanya, dan malahan mata jernih yang tampak indah milik pemuda asing itu menatapnya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Wang Yibo merasa seperti sedang diadili. Otaknya menjadi buntu dan lidahnya kelu.

'Kalian harus tahu, mulai detik ini, dia yang manis ini adalah milikku!' Mendadak Yibo terngiang kata-kata pemuda itu.

Blush....

Yibo merasa wajahnya memanas, dan ia sudah bisa menebak pasti saat ini wajahnya memerah. Yibo menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan rona wajahnya, dan ia melirik pada pemuda itu, ternyata Robin Hoodie itu masih menatapnya dalam diam.

Cukup lama keterdiaman itu berlangsung, hingga Yibo merasa jengah, ia heran kok ada orang yang betah hanya diam memandang orang di hadapannya. Yibo mengalihkan pandangannya lebih dulu. Yibo melihat motor yang diduduki si Robin Hoodie, di sana ada sebuah benda panjang berbentuk bilah yang dibungkus kain hitam di ikat di sisi motor, apakah itu pedang yang dimaksud? Yibo tak berani bertanya. Ia lalu melihat ke sekeliling, suasana sore itu sudah mulai redup, dan cahaya lampu di area sekitar sudah mulai menyala. Yibo menarik napas dalam menguatkan hatinya untuk membuka suara.

"Ahghem... A... anu..." Yibo menggaruk kepalanya yang tidak gatal, salah tingkah yang berkelanjutan

"Kamu? Mengapa berurusan dengan geng Cadas Hitam?"

"Eh? A... Apa?" Yibo tak menyangka pemuda itu begitu to do point. Yibo menjadi ragu untuk menjawab karena teringat ada hubungannya dengan Eddy, peristiwa kebakaran dan ledakan di bar Starhigh, ia takut disalahkan atas kejadian itu. Atau ia ceritakan akar permasalahannya, tapi memalukan karena berkelahi gara-gara perempuan. Yibo semakin ragu

"Apa kamu mengenal Eddy?"

"Eh.... Tidak, Aku tidak mengenal Eddy" Yibo mengutuk dirinya, merasa bodoh dengan jawabannya, karena jika tidak kenal bagaimana ia berurusan dengan Eddy, tetapi bukankah pada dasarnya ia memang tidak kenal ya?

Chasing the Wind [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang