13. Calon Istri

45K 5.1K 70
                                    

Happy reading, jangan lupa vote dan comment nya. Terima kasih...

***

Bolehkah Terra merasa kalau kehidupannya dua hari belakangan ini membaik? Dia baru saja mengirimkan draft laporan bulanan yang diminta Dion. Tugasnya berkurang satu. Oh iya, jangan lupakan juga Dion yang sudah tidak marah-marah seperti kemarin.

Pasca amukan dahsyat pulang dari BluBelle yang membuat Terra gagal makan dan asam lambungnya naik, Dion mendadak jadi begitu baik. Dia tidak pernah marah-marah tidak jelas lagi. Bahkan keesokan paginya dia membawakan Terra segelas es kopi dan roti lapis dari salah satu merek kafe ternama.

Terra penasaran, jangan-jangan Dion kecelakaan saat pulang hingga mengakibatkan pergeseran pada saraf-saraf otaknya. Atau malah jangan-jangan Dion gegar otak? Entah apapun yang terjadi pada bosnya, yang paling penting adalah kehidupan kantor Terra bisa sedikit lebih tentram.

Seperti pagi ini, Jumat pagi yang indah, belum ada deringan telepon sama sekali. Suasana masih tenang, damai, aman, dan sentosa. Pagi hari yang cerah ini Terra sudah menikmati es kopi dan juga roti cokelat yang sempat dia beli tadi sebelum ke kantor.

Pekerjaan sebanyak apapun bisa jadi biasa saja kalau didukung suasana yang kondusif. Terra kembali lagi kepada rutinitasnya, apalagi kalau bukan membuat laporan, diselingi dengan memeriksa beberapa dokumen jika dia mulai bosan dengan apa yang dilakukan. Cara bekerja Terra memang unik, sebagian orang bilang kalau dia tidak bisa fokus, tapi hasil tidak pernah berkhianat.

Ada pepatah yang bilang don't judge the book by it's cover. Jangan pernah menilai buku dari tampilan luarnya, belum tentu dalamnya bagus. Sepertinya ini juga yang akan terjadi di hari cerah dan menyenangkan menurut Terra.

Seorang perempuan berjalan mendekatinya, Terra tahu betul siapa itu. Tidak, dia tidak tahu namanya, tapi Terra masih ingat rupanya. Mana mungkin dia bisa lupa begitu saja pada wanita ini.

"Pak Dion nya ada di dalam?" Suara lembut itu bergema di telinga Terra. Perempuan yang sukses membuat Dion mengamuk, dan sukses pula menaikkan asam lambungnya. Terra menahan napasnya sejenak. Dia bingung harus melakukan apa.

Bilang ada kah? Kalau ada artinya dia harus menghubungi Dion, dan Terra tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi. Kalau dia bilang tidak ada, tapi kalau ada hal yang penting bagaimana?

Terra bingung, sementara perempuan dihadapannya masih tersenyum cantik. Dion pernah berpesan untuk tidak membiarkan Karin masuk karena mengganggu, lalu yang ini bagaimana? Dia tidak pesan apa-apa kan? Terra menghembuskan napasnya, sebelum mantap memberikan jawaban.

"Ada Bu, apakah sudah buat janji dengan Pak Dion sebelumnya?" Atas dasar profesionalisme Terra akhirnya menjawab yang direspon dengan gelengan oleh perempuan itu.

"Kalau boleh tahu dengan Ibu siapa, mohon maaf?"

"Reyyana Diswara."

"Baik, mohon ditunggu sebentar ya. Saya hubungi Pak Dion nya dulu." Ucap Terra sopan. Tahu juga dia siapa nama perempuan ini.

"Pagi Pak, ini ada Ibu Reyyana Diswara ingin bertemu dengan Bapak." Beberapa detik tidak ada jawaban sama sekali dari Dion. Terra masih terus menunggu, kalau sebentar lagi masih tidak ada respon juga, Terra tentu tahu kalau dia harus mengusir si Reyyana ini.

"Baik Pak." Jawab Terra, kemudian menutup telepon.

"Silahkan Ibu, mari saya antar ke dalam." Terra sudah siap-siap berdiri ketika dihentikan oleh Reyya.

TerraCotta (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang