20. Pertengkaran Lagi

39.1K 4.5K 44
                                    

Happy reading, jangan lupa vote dan comment nya. Terima kasih...

***

Setelah memberikan cincin lamaran untuk Terra, Dion langsung menyeret Terra pulang. Tidak ada acara kencan, nonton, atau makan seperti yang biasanya dilakukan pasangan lain. Ada urusan lain yang harus Dion lakukan.

Sejak kemarin Faris memberondongnya dengan pertanyaan yang belum sempat dia jawab. Reyya nekat menemui Faris dan mengatakan semua yang dia lihat di perusahaan. Terang saja Faris kaget, lelaki itu tahunya Terra adalah karyawan disana yang bertugas khususu untuk membantu Dion.

Untung saja Faris memilih diam, tidak mengiyakan, tidak juga menyangkal. Kali ini dia harus benar-benar berterima kasih pada sahabatnya itu. Dion tidak membayangkan apa yang terjadi kalau sampai Faris bilang Terra dan dirinya tidak ada hubungan apa-apa. Reyya bisa terus-terusan mengganggunya.

Faris memberikan pesan kalau dia sudah ada di depan apartemen Dion, menunggunya untuk mengatakan semua yang terjadi kemarin. Terra tidak protes sama sekali ketika Dion mengantarkannya pulang. Wanita itu cukup mengerti dengan keadaan mereka yang tidak biasa seperti pasangan lainnya. Itu saja sudah cukup membuat Dion puas.

Sampai di depan apartemennya, Dion sudah disambut Faris yang bersandar sambil melipat tangannya di dada, menatap Dion dengan tersenyum, mengejek tentu saja. Dion berjalan mendekat, menggeser Faris untuk membuka pintu yang terkunci menggunakan kata sandi.

"Jadi ada yang mau menikah sama karyawannya sendiri? Beneran apa cuma bohongin Reyya doang?" Mata Dion memicing mendengar pertanyaan Faris. Bukan masalah pertanyaannya, tapi nama Reyya yang keluar dari mulut Faris membuat Dion tidak suka.

Dion masuk ke dalam, diikuti oleh Faris. Kedua lelaki itu langsung merebahkan tubuhnya di sofa. Lebih-lebih lagi Faris, lelaki itu malah mengangkat kakinya dan meletakkannya diatas meja seperti tuan rumah.

"Reyya datang ke kantor kemarin. Katanya abis dari kantor lo. Terus dia maksa gue bilang yang sebenarnya. Katanya dia nggak percaya lo mau nikah. Gue aja kaget. Nggak ada angin nggak ada ujan tiba-tiba dengar kabar beginian dari tuh perempuan lagi."

Dion memijat keningnya pusing. Bagaimana dia mau menjelaskannya pada Faris. Lelaki itu bisa menganggapnya gila kalau tahu rencana perikahannya ini.

"Lo nggak beneran mau nikah sama sekertaris itu kan?" Lanjut Faris karena tidak mendapatkan jawaban apa-apa dari Dion.

"Dia itu Manajer Keuangan, bukan sekertaris." Koreksi Dion. Faris mengangkat sebelah alisnya, kemudian menyunggingkan senyum jahil tapi penuh makna. Seorang Dion tidak akan mau repot-repot mengkoreksi hal yang tidak penting baginya.

"Ternyata beneran ya? Hahaha..." Tawa renyah Faris menggema di seluruh apartemen sunyi itu.

"Gila, gue ketinggalan berita apa nih? Kemarin perasaan masih kaya orang musuhan, hari ini kok mendadak malah jadian. Nope, mau nikah malah. Karena Reyya kembali?" Dion memutarkan kepalanya, menatap Faris kesal.

"Jangan gitu, kasian anak orang dijadiin tumbal cuma gara-gara perempuan lain."

"Siapa yang jadiin tumbal? Memang sudah terlanjur, tapi bukan berarti gue main-main doang."

"Lah terus? Lo serius sama dia? Itu siapa namanya kemarin? Terra ya?" Dion mengangguk membenarkan.

"Serius lah." Faris geleng-geleng kepala, tidak habis pikir dengan jalan pikiran Dion.

"Gue bingung, belasan tahun gagal move on dari satu perempuan. Sekarang tiba-tiba mau nikah sama perempuan yang baru satu bulan lo kenal. Ini yang gila gue apa lo?" Dion ingin meninju muka Faris rasanya. Enak saja bilang dia gagal move on.

TerraCotta (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang