DS 05 : Engagement

758 64 1
                                    

Jangan lupa vote & comments
Happy reading






Setelah kejadian tempo hari di rumah Ethan, sudah sekitar dua minggu berlalu Karina memilih diam tidak mau membahas hal tersebut kembali. Rasa bersalah menyelimuti perasaannya, tentu saja Karina merasa telah menyakiti Daniel. Meski memang Karina belum secara resmi menjadi istri seorang Daniel tapi rasanya dia sudah melakukan sebuah kesalahan yang bisa di bilang besar.

Kini di ruang ini Karina hanya termangu menatap sekeliling tanpa melakukan apapun, kemarin lusa pertemuan antar dua keluarga telah di laksanakan membahas penentuan tanggal pernikahan sekaligus pertunangan.

Hari itu Daniel terlihat sangat menawan dengan kemeja warna hitam, tatapannya juga sangat menenangkan siapapun yang melihatnya. Tidak terkecuali Karina, lelaki ini memang bisa di bilang sosok lelaki idaman untuk di nikahi.

Di atas meja sudah terdapat sebuah kotak beludru berwarna merah yang di yakini oleh Karina sebagai cincin pasangan. Daniel sedari tadi memandang teduh ke arah Karina, tentu saja dirinya salah tingkah.

Tidak ada acara khusus untuk pertunangan ini, hanya pemasangan cincin pasangan secara simbolik yang di hadiri oleh beberapa anggota keluarga dari kedua belah pihak. Memang progress hubungan Daniel-Karina terhitung sangat cepat, hanya dalam kurun waktu beberapa bulan saja dan keduanya sudah yakin akan hubungan berkomitmen ini dengan segala risiko yang akan mereka ambil.

Pada acara pertunangan ini kakak Karina tidak bisa hadir karena memang sangat sibuk selain itu juga jarak untuk perjalanan akan memakan waktu yang cukup lama. Victor sendiri bekerja di pulau yang berbeda dengannya, dalam setahun saja bisa di hitung dengan jari kepulangan lelaki tampan yang sebentar lagi akan memiliki dua anak. Victor adalah kakak satu-satunya Karina, jarak umur mereka sekitar lima tahun namun mereka juga sama saja seperti saudara kandung pada umumnya, yaitu bertengkar. Jika di ingat-ingat kembali baik Victor maupun Karina mereka sering terkekeh akan kelakuan mereka saat masih berumur belasan. Meski begitu mereka tetap saling menyayangi satu sama lain. Bahkan ketika Victor memutuskan untuk bekerja di luar pulau, Karina tersedu-sedu, merasa kesepian lebih tepatnya. Menjadikan Karina seolah anak tunggal, padahal dirinya memiliki kakak lelaki yang sangat ia sayangi. Saat Victor mengetahui adik perempuan satu-satunya akan di persunting oleh seorang lelaki yang bertanggung jawab, Victor banyak mengucapkan syukur. Sejak dulu dirinya sudah memikirkan jika hal ini kelak pasti terjadi. Adik yang ia sayangi akhirnya akan menjadi milik orang.

Flashback on

Beberapa saat lalu Victor menitikkan air mata saat Karina menghubunginya via panggilan video.

"Nina, Mas nggak nyangka kamu secepat ini bakalan nyusulin Mas." Nada bicara Victor terdengar sangat tulus. Sebaliknya Karina malah menggoda Victor

"Kenapa malah nangis sih Mas, udah mau punya anak dua juga haha."

Victor nyengir tidak terima akibat ucapan adiknya, "Mas terharu, my one and only sister akhirnya nikah. Padahal Mas masih inget banget dulu kamu suka ngambek kalo Mas telat jemput."

Kali ini Karina yang balik nyengir karena ledekan Victor, "Ya namanya juga masih bocah. Oh iya Mas, Mbak Sally sama Ray dimana kok nggak keliatan?"

Victor membawa laptopnya ke arah yang lain, lebih tepatnya menuju kepada Sally dan juga Ray. Karina tersenyum cerah saat melihat kakak ipar dan keponakannya yang menggemaskan "Mbak Sally, aku kangen." Ucapnya

Sally yang sedang bermain dengan Ray melambaikan tangannya menyapa balik "Eh Kayin, Mbak sama Ray juga kangen kamu."

"Ray ganteng, Tante kangen banget loh ini." lanjut Karina yang menatap senang pada Ray yang asik bermain
"Tante besok kesini aja sama Om suami." Goda Sally dengan sedikit kekehan

Victor hanya tersenyum ringan kemudian melanjutkan acara bermainnya dengan Ray,"Iya Mbak, besok aku kesana deh. Kalian pulang terakhir kali bukannya setengah tahun yang lalu ya?"

Victor menaikkan sebelah alisnya. "Iya Nin, udah lama juga ya."

"Sibuk banget ya Mas sama kerjaannya?" tanya Karina lagi

Victor mengangguk sekilas sebelum menimpali, "Kadang Mas juga bosen Nin kalo banyak kerjaan, pengen resign tapi mikir tanggung jawab sama keluarga."

Karina paham sekali akan hal itu, Victor memang sejak dulu adalah seorang pekerja keras dan juga sangat bertanggung jawab atas hal atau keputusan yang ia ambil . Jadi tidak heran apabila sampai sekarang dirinya menjadi seorang kepala rumah tangga yang luar biasa bertanggung jawab kepada keluarganya.

Sally mengusap punggung tangan Victor, menguatkan sang suami. Karina tenang saat melihat pasangan ini saling menguatkan serta melengkapi satu sama lain. Namun yang ada dalam pikirannya adalah apakah bisa dirinya seperti Sally yang kelak bisa mendukung Daniel dalam segala hal?

"Mas, udah dulu ya, aku mau siap-siap buat acara."
Victor dan Sally pun mengangguk setuju lalu memutuskan sambungan panggilan video mereka.

Flashback off

Masih dengan perasaan yang campur aduk serta lamunan yang sejak kemarin mengganggunya Karina di minta untuk menyematkan cincin pada jari manis Daniel, meski dengan perasaan tidak enak Karina tetap melakukan perintah para orang tua.

Daniel juga menyematkan cincin pada jari manis Karina yang di ikuti dengan sebuah kecupan di punggung tangan perempuan itu. Ribuan kupu seakan beterbangan di perut Karina, Daniel adalah sebuah definisi lelaki termanis yang pernah ia temui. Kedua pihak keluarga di buat tidak percaya dengan hal yang terjadi di depan mata mereka.

Apakah Karina kuat dengan perlakuan manis yang akan di terimanya besok ketika sudah hidup bersama dengan Daniel. Baru begini saja Karina ingin terbang. Sejenak saja, lupakan Ethan. Lelaki itu sering membuatnya terluka, sangat berbanding terbalik dengan Daniel.

Acara pertunangan selesai dan kini berganti dengan pembahasan tanggal pernikahan serta konsep yang akan dipakai untuk acara tersebut. Setelah saling mengungkapkan pendapat, akhirnya di putuskan tanggal pernikahannya, tepatnya setengah bulan dari acara pernikahan ini dengan konsep sederhana saja. Itu semua keinginan dari kedua belah pihak. Hanya beberapa pihak saja yang di undang. Relasi dari kedua keluarga serta teman-teman dari Daniel dan Karina.

Di taman depan, kini duduk sejoli yang akan membahas hal lain yang berkaitan dengan rencana setelah pernikahan, "Kar, aku mau ngomong, boleh?"

Senyum cerah terpatri di wajah cantik perempuan ini "Boleh lah Mas, ngomong aja kalik."

"Eum gini, kamu mau 'kan kalo besok kita tinggal di rumahku?"

Nampak raut berpikir yang di tunjukkan oleh Karina, "Rumah Papa?"

"Bukan, aku udah punya rumah sendiri, jaraknya nggak jauh kok dari rumah Papa."

Wow, Daniel memang sempurna di mata Karina, hebat sekali. Di umur yang masih bisa tergolong muda, lelaki ini sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Kira-kira itu lah yang di pikirkan Karina.

"Oh maaf Mas aku nggak tau. Iya Mas, aku mau kok tinggal di rumah kamu."

Daniel dalam hati bersyukur kalau Karina mau tinggal bersamanya, memang sejak dulu dirinya mempunyai mimpi untuk tinggal mandiri setelah menikah serta menghadapi dinamika kehidupan bersama pasangannya kelak. Hal itu terwujud lebih cepat dari prediksinya.









Love Blaz❤️




January 5th,2022





Dark Side | [Yeonjun X Karina X Heeseung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang