DS 23 : Karina's Feeling

333 30 14
                                    



Hai selamat malam reader's -nim
Saya kembaliiiiiii
Ngehehe
Langsung aja yaa..
Happy reading 💞





Sampai saat ini, kehamilan Karina tergolong kuat dan tidak pernah meminta permintaan aneh-aneh. Hanya sekali kali saja menginginkan makanan atau pergi ke suatu tempat. Itu pun tidak tiap minggu. Daniel juga bisa menghandle dengan baik. Lelaki ini memang tipe lelaki yang siap siaga ketika istrinya hamil. Walau dengan kondisi tubuh yang kadang tidak terlalu fit, Daniel tetap menuruti keinginan istrinya.

Contohnya sekarang, Karina ingin pergi ke pantai pasir putih. Hari itu juga Daniel meng’iya’kan permintaan istrinya, padahal dirinya baru pulang dari luar kota , lagi. Meski lelah namun dia berjanji untuk membahagiakan istrinya, walau dia harus rela menahan lelah. Bagaimana pun itu juga kebahagiaan Karina, kebahagiaan Karina adalah kebahagiaannya juga.

Cukup jauh untuk sampai di pantai pasir putih, butuh waktu lima jam untuk sampai di tujuan. Karina diam menikmati setiap pemandangan yang ia lewati, setiap momennya sangatlah menenangkan jiwanya. Di temani suami tercinta yang siap siaga 24/7 untuknya.

Ada satu kejadian, sekitar satu minggu lalu. Dini hari kala itu, Karina merasa kehausan dan membangunkan suaminya. Meski dengan mata setengah terbuka lelaki ini meladeni permintaan sang istri.

“Mas, minta tolong ambilin air putih biasa, jangan yang dingin ya.”

Daniel hanya menjawab dengan anggukan, kemudian berlalu menuju dapur mengambilkan segelas air putih untuk perempuan yang ia cintai.

“Nih Sayang.” Daniel menyodorkan segelas air mineral sembari mengucek matanya. Masih menyesuaikan cahaya yang masuk dalam retinanya. Karena lampu kamar dalam kondisi menyala, dan begitu terang.

Karina segera meneguk habis air mineral yang diambilkan oleh Pak suami, “Mas, pijitin dong. Pinggang aku pegel semua.”

Dengan penuh kesabaran Daniel tetap menuruti permintaan Karina, hanya bertahan sekitar lima belas menit lelaki ini memijat pinggangnya. Setelahnya lelaki ini kembali tertidur di punggung sempit Karina. Seulas senyum terpatri di wajah Karina.

Perempuan ini menidurkan Daniel di posisi berbaring, lalu menyelimutinya hingga sebatas dada. Lelaki ini sungguh keterlaluan, bisa-bisanya hanya mengenakan kaos tanpa lengan dan celana training. Padahal dari tadi Karina merasa kedinginan, mungkin karena memang sedang tidak enak badan. Suhu AC di kamar juga tidak terlalu rendah, namun tetap saja rasa dinginnya menusuk kulit mulusnya.

“Kalau masih ngantuk tuh nggak usah di paksain, aku cuman mau ngecek seberapa besar pengorbanan kamu buat aku Mas, makasih banyak ya Mas Suamiku Sayang, yang tampan nan baik hati.” Ucap Karina tepat di depan bibir Daniel.

Kemudian Karina menjatuhkan belah bibirnya di atas bibir Daniel. Sebagai wujud rasa cintanya pada lelaki ini. Semua pengorbanan yang lelaki ini lakukan tidak sia-sia, karena kini cinta yang ia tanam sudah menuai hasil seperti yang di inginkan. Tidak harus di ungkapkan dengan kata cinta, menghargai dan menerimanya saja Daniel sudah terlampau bahagia. Tidak masalah untuk sementara ini hanya Daniel yang mencintai dalam hubungan ini. Namun keyakinannya mengatakan kalau suatu saat nanti Karina akan membalas cintanya.

Sampai di pantai Karina sudah tidak sabar, karena mendengar deburan ombak saja membuat perempuan ini segera ingin menceburkan dirinya kedalam air laut. Untung saja Daniel mencegahnya, cukup berbahaya karena air sedang pasang dan ombaknya pun sangat besar hingga terdengar begitu keras menabrak karang.

“Kar, nggak usah buru-buru, bahaya.” Ujar Daniel menahan lengan Karina agar tidak membahayakan untuk dirinya dan anak dalam kandungannya.

“Iya Mas, nggak sabar banget pengen main air.”

“Main air boleh, tapi jangan ke tengah, bahaya. Ombaknya gedhe banget gitu.”

Karina menuruti ucapan sang suami, dan memilih untuk menggandeng lengan sang suami, menyusuri sepanjang bibir pantai. Beberapa kali mereka mengabadikan potret dalam ponsel. Si perempuan mengembangkan senyum indah di wajahnya. Merasa gemas sendiri dengan potret swafoto yang mereka abadikan.

“Seneng?” tanya Daniel sembari mengecup sebelah kiri kepala Karina

“Jelas, makasih banyak Ayah.”

Panggilan barusan yang terlontar seketika membuat Daniel bersemu. Sebentar lagi dirinya akan menjadi ayah. Tetapi ada rasa kecewa dan penyesalan yang begitu besar di hatinya. Tentunya ini berkaitan dengan masa lalunya.

Sementara biarkan begini saja dulu, dirinya tak kuasa jika mengungkapkan segala luka dan lara di masalalunya. Tentu itu akan berdampak pada hubungannya juga dengan sang istri.

Kini Daniel mengecup kening Karina lalu memeluknya erat, “Kar, mau nyari makan dulu nggak? Laper nih aku.”

“Aku pengen kelapa muda, tapi belum terlalu laper.”

“Ya udah, kita ke café yang di atas itu.” Tunjuk Daniel pada tempat yang ia maksud

“Oke.” Karina hanya menurut, Daniel menggenggam erat jari-jemari yang kini tidak lagi seramping dulu. Semenjak kehamilannya, Karina sudah mengalami kenaikan berat badan sebanyak lima kilogram memasuki bulan kelima. Perubahan bentuk tubuh ketika hamil itu hal yang wajar, dan itu sama sekali tidak mempengaruhi rasa cinta Daniel kepada Karina.
Setelah memesan makanan, Karina memberanikan diri untuk menatap dalam-dalam iris hitam kecoklatan milik lelakinya, Yang di genggam balik menatap, “Kenapa hm?”

“Aku boleh ngomong jujur sama Mas nggak?”

“Tinggal ngomong aja sih Kar, kenapa pake ijin segala.” Senyuman Daniel tidak luntur dari wajah tampannya

“Um, tapi kok aku jadi malu ya Mas.”

“Ih kenapa sih, ngomong aja.”

“Mas, aku udah beneran jatuh cinta sama kamu, nggak papa ‘kan?”

Sontak Daniel memerah dan memberanikan diri menatap Karina. “Aku nggak salah denger ‘kan Kar?”

“Enggak lah Mas, aku serius ini. Pokoknya aku cinta sama kamu, udah. Nggak ada pengulangan.”

Daniel berpura-pura salah tingkah, “Wah baru aja aku dapet pernyataan cinta dari istri sendiri, makasih banyak ya Sayangku. Aku juga cinta banget sama kamu.”

Cinta Karina pada Ethan semakin hari semakin terkikis dengan segala perhatian dan pengertian yang Daniel berikan. Lagi pula Ethan sama sekali tidak pernah bertanggung jawab atas perasaan yang ia timbulkan. Bahkan lelaki itu barang sedikit pun tidak peduli akan dirinya. Sudah terlalu banyak Karina menelan rasa pahit dan asam hubungan tidak jelasnya dengan Ethan. Kini saatnya Karina untuk menemukan kebahagiaannya dengan masa depannya ini. Tidak lagi stuck dengan masa lalunya. Akhir dari rasa sakit yang di rasakan selama beberapa tahun ini. Awal kebahagiaan juga.

Belum terlambat mengakui perasaan yang ia miliki pada suaminya sendiri. Lebih baik seperti ini bukan?
Kelapa muda yang di pesan Karina datang, perempuan ini dengan semangat menyeruput hampir setengah dari air yang terdapat di dalamnya. “Kamu haus?” tanya Daniel lembut

“Hmm, panas banget soalnya.”

“Kenapa nggak bilang dari tadi, ‘kan aku bisa beliin. Kamu tunggu di pinggir pantai.”

“Nggak papa Mas, udah buruan makan. Katanya tadi laper.” Pinta Karina

Sambil mengunyah, Daniel menyupkan makanan juga pada Karina. “Makan, cepet.” Ucapnya walau tidak terlalu jelas

Tanpa penolakan Karina menerima suapan dari Daniel. So romantic

Beberapa orang memperhatikan dari kejauhan, mereka tersenyum di buatnya melihat momen menggemaskan pasangan muda ini.






Gimana gimana respon kalian? Canda boss wkwk
Sekian dan terima gaji
Eh gak ding, masih lama gajiannya🤭🤭🤭muwehehe, malah curhat
Jangan lupa tinggalkan jejak, vote & comments nya
Yeay
Menjelang ending, malah membagongkan..
See you, luv you🥰🤩










Dark Side | [Yeonjun X Karina X Heeseung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang