DS 30 : Happy Ending?

151 14 0
                                    

Hai, selamat sore readers-nim
Masih ada yang nungguin work ini?
Langsung aja yaa
Happy reading🫶🏻











3 years later



Musim semi sudah di mulai, bunga-bunga pun mulai bermekaran, entah itu di pinggir jalan atau di taman. Ethan menikmati momen tersebut, sebelum ia benar-benar meninggalkan kota dan negara ini, dan kembali ke tanah air.

"Apa kabar lo disana?" Senyum miria terlihat di wajah Ethan

"Cih, miris banget deh gue." Monolog nya sendiri, sembari melemparkan kerikil kecil ke dalam sebuah danau

Ya, memang tiga tahun sudah berlalu. Rasa ini masih terus ada dalam hatinya, tidak sama sekali hilang. Meskipun sudah sekitar dua atau tiga kali ia mencoba mengenal sosok wanita, namun masih nihil

"Gue masih tau segala tentang lo, lo berhasil bikin gue nyesel senyesel-nyeselnya Rin. Karma udah kembali ke gue."

Hampir saja Ethan menetaskan air matanya, sebisa mungkin lelaki ini menahannya, dengan mendongakkan wajahnya ke atas
Ethan menarik napasnya dalam-dalam guna meredakan sesak yang ia rasa. Jika dia harus kembali ke tanah air, siap tidak siap ia suatu saat bertemu dengan Karina maupun keluarga kecilnya

Itu lah yang membuatnya sejak tadi merasa benar-benar tidak mampu membayangkan.

"Gue harus bisa nerima ini semua, Karina juga berhak bahagia. Dari dulu gue juga udah bikin dia sakit terus menerus." Ethan introspeksi diri, dan selalu menyadari setiap kesalahan yang pernah ia buat sendiri

Kali ini air matanya tak dapat terbendung, air matanya lolos dengan sendirinya. Ia membungkam mulutnya agar tidak memunculkan suara yang membuat orang lain sadar kalau ia sedang menangis.

Syal yang ia kenakan kini di gunakan untuk menyeka air mata yang sudah membasahi pipinya yang mulus.

Ting


Ponselnya berdering, Mama-nya menelepon
Sebisa mungkin Ethan menyembunyikan suaranya yang terlihat setelah menangis, "Eum, iya Ma, kenapa?"

"Kamu take off jam berapa Nak?" Tanya Mama nya dari sebrang

"Tiga jam lagi Ma. Emang kenapa sih Ma?"

"Enggak papa, hati-hati ya Nak."

"Iya Ma." Lalu Ethan menutup panggilan
Ethan berjalan kembali ke apartment yang ia tempati selama tiga tahun terakhir di Belanda ini.

Cukup banyak moment yang ia lewati di sini. Namun banyak moment sedih ketimbang moment bahagia. Selama kuliah pun ia hanya sebatas berkuliah, pulang, begiti seterusnya. Karena dia cukup malas jika harus melakukan kegiatan lain. Seperti tidak ada semangat hidup setelah ia pindah kesini.

Sebelum berangkat ke bandara, Ethan menyempatkan makan terlebih dulu. Rasa lapar yang melanda harus segera ia tuntaskan. Untuk terakhir kalinya setelah tiga tahun ia makan di tanah Belanda ini.

Ethan menatap langit di atasnya, yang terlihat begitu indah, biru, bersih dari awan. Hanya hitungan jam ia tidak akan lagi melihat langit indah ini. Dia akan kembali ke tanah kelahirannya. Menjalani hidup yang memang ia mau, ia memutuskan pulang juga sudah melalui berbagai pertimbangan. Meski disini ia sudah mendapatkan tawaran perkerjaan yang sangat bagus, namun ia menolak dengan halus. Karena ia ingin bekerja di tanah airnya saja.

Kaki jenjang lelaki itu melangkah kembali menuju apartment nya, mengambil koper beserta barang bawaan yang akan ia bawa kembali pulang. Di basement apartment ia sudah di tunggu taxi yang akan mengantarkannya ke bandara. Di bantu sopir taxi, Ethan memasukkan barang bawaannya.

Dari apartmentnya Ethan menempuh jarak yang cukup dekat, hanya membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit.

Tiga tahun lalu ia menginjakkan kaki di bandara ini, kini ia berada di sini lagi, untuk pulang ke kampung halaman.

Setelah menurunkan barang bawaannya, Ethan segera menuju pengecekan keamanan, Check-in dan kemudian menunggu di ruang tunggu setelah melewati beberapa prosedur. Sembari menunggu gate di buka, ia mengecek ponselnya. Mengecek sosial medianya. Memberikan kabar kepada tiga kawannya, Shindu, Arvey dan Jayandra. Mereka sering bertukar kabar walau tak sesering dulu, kala Ethan masih bersama mereka.

Tiga orang itu kini sudah tumbuh semakin dewasa, Shindu bekerja di salah satu perusahaan entertainment yang cukup mentereng, lalu Arvey juga sudah memiliki pekerjaan yang cukup wow, bergerak di bidang pertambangan. Lalu yang terakhir Jayandra kini memiliki sebuah bisnis kuliner serta cafe yang ia bangun bersama sang kekasih, Yuna. Dan kabarnya Jayandra sebentar lagi akan menikah, karena mereka setahun lalu sudah bertunangan.

Jika Jayandra sudah serius dengan kisah cintanya, berbeda pula dengan Arvey masih saja bergonta ganti pasangan, meski sudah memiliki kekasih. Berandal itu, Ethan terkekeh mengingat kelakuan Arvey yang sebelas dua belas dengannya, waktu itu. Kalau sekarang ia sudah sedikit banyak merubah kebiasaan buruknya. Karena ia takut hal buruk berbalik kepadanya.

Terakhir, Shindu. Lelaki itu bisa di bilang nasibnya juga sama dengannya, patah hati. Namun bedanya kalau Shindu masih bisa memandang perempuan yang ia suka, sementara Ethan hanya bisa mengetahui dari sosial media. Ethan juga lebih miris, ia sudah di tinggal menikah. Kalau Shindu hanya di tinggal dengan yang lain. Yang tak lain dan tak bukan adalah sahabat sendiri. Betapa plot twist nya kehidupan ini

Ah sudah lah, memang sudah seharusnya begini.
Tanpa terasa, gate sudah di buka. Segera Ethan menuju gate penerbangannya, agar tidak tertinggal.

Ethan menaiki pesawat yang akan membawanya pulang, membutuhkan waktu yang cukup lama. Dan membutuhkan transit di dua negara. Begitu melelahkan memang, tapi Ethan juga cukup senang kalau ia pulang ke tanah air.
Perjalanan yang cukup lama pun tidak terasa bagi Ethan. Kini ia sudah landing di bandara. Helaan napas lega melingkupinya. Matanya mengamati sekeliling, tidak ada perubahan yang cukup signifikan di bandara ini.

Ia sudah mengaktifkan ponselnya sejak setelah landing tadi, memberikan kabar kepada orang tuanya, dan sebentar lagi akan di jemput.
Sambil menunggu Ethan duduk di kursi tunggu sembari memainkan ponselny. Ia memberikan kabar pada sahabatnya kalau ia telah sampai. Meskipun belum ada yang membalas namun Ethan tetap lega.

Ponselnya berdering, Mama nya menelepon. "Kamu dimana Nak?"

"Oh bentar, aku kesitu." Ethan bergegas menghampiri mobil yang tengah menunggunya
Disana kedua orang tua Ethan melambaikan tangannya, setelah sampai di dekat mobil, Ethan segera memeluk kedua orang tuanya. Rindunya begitu membuncah.

"Makin ganteng aja anak Mama, kamu makan apa Nak disana?" Mama Ethan mengusap ujung kepala sang anak

Ethan hanya bisa tersenyum malu.
"Ya udah ayo pulang Ma." Ajak Ethan
Mereka kemudian pulang ke kediaman, sesampainya di rumah Ethan segera makan, makanan favourite nya yang telah di buat oleh sang Mama.

Selama 3 tahun cukup sulit mencari makanan seperti yang Mama nya buat. Jadi makanan ini terasa begitu mengobati rasa rindunya.






***



Suasana pagi ini masih terasa tenang, namun berubah begitu saja kala Karina kembali memuntahkan isi perutnya di wastafel. Daniel memijit tengkuk Karina pelan, untuk meredakan mual yang di rasakan istrinya.

"Mendingan?" Tanya Daniel masih memijat tengkuk istrinya

"Udah Mas, nggak papa kok. Dulu waktu hamil Devan juga gini 'kan. Tapi kayaknya parah ini sih." Senyum Karina tetap terlihat meski masih merasakan mual

"Apa kita ke dokter aja? Buat periksa, aku khawatir sama kamu."

Karina menggeleng, "Aku udah ada obat pereda mual kok Mas."

"Beneran?" Tanya Daniel memastikan

"Iya Mas, beneran kok. Tenang aja."

Kehamilan Karina yang kedua ini sudah memasuki minggu ke 18, namun ia masih merasakan mual

"Sayang, semalem aku telponan sama Ethan."


Deg


Karina sedikit kaget namun sebisa mungkin ia netralkan ekspresinya, "Kok bisa? Bukannya dia di Belanda?"

"Dia udah pulang, dia ngajak kita ketemu dia. Katanya pengen ketemu juga sama sahabat lamanya." Ucap Daniel santai, Daniel sudah tidak merasa cemburu sama sekali, karena ia tahu istrinya itu benar-benar mencintainya

"Emang kapan Mas ketemunya?"

"Weekend besok. Kamu bisa 'kan?" Balas Daniel
Karina mengangguk, dalam lubuk hatinya. Ia tidak lagi membenci Ethan, namun ia juga merasa iba pada lelaki itu, sampai harus pergi jauh demi melupakannya. Tidak ada salahnya ia juga berusaha memperbaiki hubungan persahabatannya dengan lelaki itu. Ia juga tak lagi khawatir soal perasaannya, karena lelaki yang ia cintai kini di sampingnya.






Udah segitu dulu yaa
See you
Luvvv















Update on Wednesday, 22 May 2024



Dark Side | [Yeonjun X Karina X Heeseung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang