DS 24 : Tell 'bout...

292 35 8
                                    

Syelamat sianggg
Apa kabar reader's -nim?
Maaf baru balik lagi hehe
Happy reading













Semenjak mengetahui Karina sudah mengandung, sejak saat itulah Ethan di liputi rasa bersalah dan menyesal. Ada rasa terpendam dalam batinnya yang tidak kunjung hilang, ternyata ia baru menyadari kalau ternyata dia benar-benar mencintai sahabat yang selama ini ia sia-siakan atau hanya sekedar pelampiasan. Pelampiasan disini bisa bermakna ganda.

Dunianya seolah sirna karena Karina kini tidak banyak waktu atau malah tidak bisa lagi bersamanya. Ini terasa begitu menyakitkan hingga setiap mengingat ingat kenangan yang masih tersimpan begitu mengiris hati, nyeri di ulu hatinya juga saangat amat terasa.

Tuhan, kalau bisa aku mohon hilangkan seluruh perasaan yang tercipta ini, ujarnya dalam batin setengah berteriak.

Ego Ethan semakin hari semakin membuncah, tidak lagi bisa mempertahankan rasa cemburunya dan rasa memiliki. Mungkin untuk terakahir kalinya Ethan ingin mengungkapkan rasaa yang ia rasakan dan rasa yang ia miliki pada Karina. Meski perempuan itu sekarang sudah memiliki suami dan sedang mengandung. Setidaknya ini salah satu ungkapan rasa cintanya pada Karina.

Dia sama sekali tidak memikirkan nanti reaksi Karina bagaimana, yang terpenting tidak lagi menahan rasa sesak dalam dada.

Satu jam yang lalu, Ethan berusaha menghubungi Karina dan dia sangat bersyukur karena perempuan itu mau menjawab telponnya untuk diajak bertemu nanti. Namun sejak pertama kali mengangkat teleponnya, Karina sudah menegaskan jika sewaktu bertemu nanti hanya di beri waktu satu jam. Perempuan itu juga menjelaskan alasannya memberi batasan waktu, karena tidak ingin lagi terjadi perselisihan dalam rumah tangganya.

At café

Ethan duduk sembari memandangi jalanan yang ada di depannya, menunggu kedatangan Karina. Sudah empat puluh lima menit ia menunggu. Namun perempuan itu belum kunjung datang.

“Than.” Interpusi suara dari arah sampingnya
Ethan menolehkan kepalanya, mendapati sosok yang sangat ia rindukan. Lelaki tersebut langsung memeluk erat tubuh yang kini sudah mulai berisi tersebut.

“Rin, gue kangen banget sama lo.”

Dengan segera Karina mendorong tubuh Ethan, “Sorry, jangan peluk gue.”

Batin Ethan semakin terasa sakit mendengarnya, dulu Karina sangat suka jika di peluk, tapi kenapa sekarang berubah jadi seperti ini?

“Duduk Rin.” Lalu Ethan menyerahkan sebuah buket berwarna merah muda, sama seperti yang ia berikan sewaktu Karina wisuda tempo hari.
Karina menerimanya namun di iringi dengan rasa enggan dan terpaksa, “Mau ngomong apa, to the point aja.”

Deg

Ethan semakin merasakan sesak dalam batinnya, perubahan sikap Karina terasa begitu menusuk jantungnya. Ini gila, seumur-umur Ethan tidak pernah di perlakukan seperti ini oleh perempuan di depannya.

Apakah memang benar Karina sudah mencintai suaminya?

“Rin, lo kenapa jadi dingin gini sama gue?”

“Gue bersikap sewajarnya Than, menghindari konflik. Lagi pula lo dan gue udah punya kehidupan masing-masing.”

Semakin menjadi Karina mengungkapkan rasa kesalnya pada lelaki di hadapannya ini, “Gue cuman mau bilang, gue jatuh cinta sama lo Rin. Maaf baru bisa ngungkapin sekarang, gue nyesel senyeselnya kenapa nggak dari dulu gue sadar kalau gue beneran naruh perasaan sama lo.”

“Apa menurut lo sekarang itu penting dan berguna?”

“Gue tau, ini nggak ada gunanya, yang terpenting hati gue lega udah bilang semua ini sama lo.”

Dark Side | [Yeonjun X Karina X Heeseung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang