DS 14 : His foods

397 39 0
                                    

Malemm semuanya
Maaf baru balik lg, hehe
Siapa yg kangen pasutri uwu ini?
Langsung aja ya
Happy reading ❤️








Sejak semalam Karina bingung dengan sikap Daniel yang mendadak diam, bahkan saat tidur lelaki itu memunggunginya. Meski begitu, Karina memilih untuk memeluk dari belakang tubuh gagah Daniel. Pelukan hangat itu benar-benar terasa di kala suhu dingin menusuk kulit keduanya. Selain itu, tidur Daniel jadi lebih nyenyak akibat pelukan Karina. Begitupun dengan sang istri.

Fajar sudah menyingsing, tiga puluh menit lalu Daniel sudah membuka kedua matanya. Namun masih enggan beranjak, malahan sedang asik memandang wajah teduh Karina yang sangat dekat dengan wajahnya.

Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Daniel, sementara tangannya masih bergerak mengelus lembut rambut, pipi, hidung hingga bibir. Menikmati setiap detik momen yang berganti di saat perempuan di hadapannya sedang mengarungi alam mimpi.

Dengan kesadaran utuh, Daniel menyatukan belah bibirnya dengan belah bibir Karina. Mengecupnya dalam-dalam. Masih ada rasa kesal yang bersisa dalam batinnya akibat kedekatan istrinya dengan sahabatnya.

Lantas ketika Karina menggeliat saat Daniel masih memagut bibir merah itu, buru-buru lelaki ini menjauhkan wajahnya. Dan kembali menutup matanya, berpura-pura tidur. Takut kalau Karina menyadari perbuatannya barusan.

Sesegera mungkin Daniel beranjak dari tempat tidur, dengan gerakan sepelan mungkin agar Karina tidak ikut bangun.

*

*

*

Suara dari dalam perut Daniel terdengar cukup kencang, sejak kemarin sore memang dirinya tidak makan. Malah lebih memilih duduk di kursi taman belakang rumah sambil sesekali memandangi langit malam, bahkan menghindari keberadaan Karina. Tetapi Karina tak kunjung menyadari jika Daniel sedang ngambek.

Pada akhirnya Daniel pagi ini memutuskan memasak makanan sendiri, selain karena sudah kelaparan, dia juga sedang tidak berharap Karina akan memasakkan makanan untuknya. Bukti nyata, Karina juga belum bangun, padahal hari juga sudah cukup siang.

07.27

Dengan keahlian yang ia miliki semasa kuliah dulu, Daniel masih bisa jika hanya membuat masakan seperti telur dadar, nasi goreng atau sup. Kali ini, dengan bahan yang ada dalam kulkas lelaki berperawakan tinggi tersebut membuat telur dadar dan nasi goreng rumahan.

Beberapa menit berkutat dengan peralatan dapur, membuat tubuhnya berkeringat. Untung saja, dia hanya mengenakan kaos tanpa lengan sehingga meminimalisir rasa panas yang tercipta.

Aroma sedap masakan yang di buat oleh Daniel tercium hingga ke kamar, Karina ternyata sudah bangun sejak seperempat jam yang lalu. Wajahnya juga sudah jauh lebih segar.

Merasa tertarik dengan aroma masakan tersebut, Karina melangkahkan tungkai kakinya menuju ruang dapur dan di dapatinya sang suami sedang menyuapkan sendok demi sendok nasi yang berada dalam piring.

Senyuman indah nan menawan terlihat pada wajah ayu milik Karina saat melihat Daniel begitu menikmati makanannya, "Mas, kok nggak bangunin aku?"

Karina mengawali pembicaraan sembari duduk di samping Daniel. Yang di ajak bicara masih tidak menggubris omongan istrinya, malahan lebih memilih mengunyah makanannya kembali.

Jus jeruk milik Daniel yang masih tersisa setengah gelas di ambil oleh Karina, seketika Daniel menolehkan kepalanya ke samping menatap perempuan ini, "Kamu bisa ambil sendiri Kar, aku bikin jus lumayan banyak kok."

Hancur sudah pertahanan yang Daniel buat agar tidak berbicara dengan Karina.

Dasar lemah, kutuknya dalam hati dengan mata memejam.

Karina menggeleng, kini telapak tangannya sudah menempel tepat di pinggang Daniel, pipi tirus sang dara juga menempel pada lengan kekar miliknya.
"Makan nasi goreng, kok nggak ngajak-ngajak?" ucap Karina menggoda

Daniel melirik sekilas, "Bikin sendiri, ini cuman sepiring."

Tanpa aba-aba Karina mengambil piring berisi nasi goreng yang masih ada sekitar 2/3 piring lalu menyuapkannya dengan santai.

"Ambil sendok sendiri gih, aku juga masih laper ini." protes Daniel di sertai bibir mengerucut.

"Nggak mau, salah kamu sih bikin cuman sepiring doang." bela Karina yang tidak mau kalah

"Kamu emang nggak risih apa? Makan pake sendok bekasku."

"Ngapain risih, sini aku suapin kamu."

Setelah menyuapkan nasi untuknya, kini giliran Karina menyuapi Daniel.

Tanpa terasa piring sudah bersih, "Udah habis aja, aku masih laper loh ini."

"Bikin sendiri." Balas Daniel cukup ketus
Saat akan beranjak, tubuh tingginya di tahan oleh Karina.

"Apa?" tanya Daniel tanpa menatap mata lawan bicaranya

"Bikinin ya?" pintanya bernada memelas

"Nggak ah, enakan juga masakan kamu."

"Please ya Mas, nasi goreng buatan kamu enak banget."

"Ah masa? Kamu mau ngeledekin aku?"

Karina tersenyum geli, "Aku serius. Kamu masih ngambek sama aku?"

"Nggak."

Meski dengan kesal Daniel kembali membuat nasi goreng, demi istrinya.

Sambil berkutat dengan peralatannya, mereka mengobrol kembali, "Dulu kamu belajar masak apa gimana Mas?"

Daniel membalasnya dengan gelengan, "Efek jadi anak kos, jadi bisa masak."

"Pantesan." Karina menghampiri Daniel, memeluknya dari belakang sambil menempelkan pipinya pada punggung lebar lelakinya..

Tubuh Daniel menegang merasakan sentuhan yang di berikan Karina, "Kamu kenapa sih, Yang?"

"Pengen aja kayak gini, emang semalem kamu nggak kerasa kalau aku peluk kamu kayak gini juga?"

Daniel mematikan kompor lalu membalikkan tubuhnya menghadap Karina dan menarik ke dalam pelukannya, "Aku 'kan udah tidur, ya nggak tau lah."

Karina menatap si lelaki yang memeluknya , "Udah nggak ngambek 'kan?"

"Masih, tapi terpaksa nggak ngambek lagi. Kamu jangan ngegodain aku terus dong, aku lemah kalau liat kamu so sweet gini."

Mendengar jawaban sang suami Karina berakhir tersipu, "Maaf kalau aku bikin kamu nggak nyaman kemarin."

"Jangan gitu lagi ya Sayang, aku nggak ngelarang kamu sahabatan sama Ethan cuman ya kamu harus bisa memposisikan diri kamu, sebagai istri aku."

Terdengar sederhana namun bisa menghujam jantung Karina tepat pada sasarannya. Meski lelaki ini tidak ada niat sedikit pun menyentil Karina, ucapannya murni dari apa yang ia rasakan.

"Iya Mas." Balasnya lirih

"Udah mateng nih, makan lagi yuk." Lelaki tersebut mengalihkan pembicaraan

Mereka berdua kembali duduk bersama tetapi kini keduanya duduk di sofa panjang, "Kamu yang suapin aku deh sekarang."

"Sini."

Karina mendekat ke sisi Daniel, dengan penuh kesabaran suaminya itu menyuapinya.

"Mas, kamu kepanasan?"

"Iya, tadi pagi pas bangun tidur. Kenapa emang?"

Kekehan terdengar oleh pendengaran Daniel, "Nggak papa kok."

Melihat raut wajah Daniel yang kebingungan menciptakan rasa bahagia di dalam hati kecilnya.
Sepertinya Daniel sudah mulai menguasai hatinya sedikit demi sedikit.













So sorry, kalo chapter ini agak mengecewakan dan banyak typo nya
Jangan lupa vote & comments nya
See you☺️

Dark Side | [Yeonjun X Karina X Heeseung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang