Epilogue

121 14 0
                                    

Ini beneran chapter terakhir ya guys












Tiga hari lalu, Ethan mendapatkan kabar dari Daniel, jika Karina telah melahirkan anak kedua mereka. Dalam hati Ethan, dia sungguh bersyukur. Orang yang ia sayangi mendapatkan begitu banyak anugerah dalam hidupnya. Tak lupa ia juga selalu mendoakan kebaikan untuk keluarga kecilnya dan juga keluarga kecil Karina.

Rencananya hari ini Ethan dan Emilia hendak mengunjungi Karina di kediamannya. Emilia telah menyiapkan sebuah kado untuk kelahiran bayi Karina.

"Sayang, mau berangkat jam berapa?" Emilia bertanya pada suaminya, yang malah asik bermain game

"Tiga puluh menit lagi ya. Emang kamu udah siap-siap?"

"Udah dari tadi." Emilia sedikit menggerutu, kesal jika Ethan malah lebih fokus bermain game.

Menyadari Emilia agak tak suka dengan apa yang di lakukannya, segera ia menutup aplikasi yang ia mainkan tadi.

"Maaf ya Sayang. Ya udah kamu keluarin mobil dulu, aku cuci muka sama ganti baju doang. Langsung berangkat deh habis itu."

Emilia membalas dengan deheman, masih kesal dengan tingkah laku Ethan.

Ethan sungguh menepati ucapannya, lelaki itu sudah rapi dengan celana Jeans serta kemeja berwarna hitam tak lupa dengan kacamata hitam yang di letakkan di atas kepala.

Emilia hanya berdecih kala melihat Ethan menuju mobil dengan gaya seperti itu. Ethan hendak mengambil alih kemudi, namun Emilia tidak mau. Dia berniat mengemudikan mobil sampai tujuan

"Tumben mau nyetir, biasanya kalo jarak agak jauh kamu alasan capek." Ethan menggoda Emilia yang mengarahkan fokusnya ke depan

"Diem." Balas Emilia singkat

"Kamu marah sama aku?"

"Nggak."

"Dih beneran marah, nggak asik." Ethan membuang muka ke arah jendela samping

Selanjutnya tidak ada obrolan lagi, hingga mereka sampai ke rumah Karina.

"Aku minta maaf deh, kalo bikin kamu badmood."

"Aku nggak marah." Balas Emilia singkat sembari mengambil kado yang sudah ia siapkan untuk putri kecil Karin. Tak lupa dengan bingkisan serta mainan untuk anak pertama Karina, Devan

Ethan mengikuti langkah kaki Emilia, dengan tatapan datar. Ia sedikit berpikir kenapa Emilia diam sejak tadi, apakah ada yang salah?

Emilia menekan bel rumah Karina, tak lama terdengar sahutan dari dalam rumah.

Ceklek

Pintu terbuka, sosok Daniel nampak dari balik pintu. Senyumnya mengembang, menyapa pasangan suami-istri baru ini.

"Eh panganten baru, sini masuk." Daniel mempersilahkan keduanya memasuki rumah mereka

Devan sedang sibuk memainkan legonya, tak jauh dari ruang tamu.

"Devan ganteng, sini dong." Panggil Ethan

Namun Devan tak menghiraukan panggilan Ethan.

Daniel yang menyadarinya, meminta sang putra untuk menyapa Ethan dan Emilia.

"Hallo om tante." Sapanya sambil memegang lego yang tadi ia mainkan

"Devan mau mainan nggak?" Tanya Ethan dengan senyuman manisnya

"Emang om punya?"

"Punya dong, 'kan om emang nyiapin mainan buat kamu." Ethan memberikan sebuah paper bag berisi mainan anak lelaki kepada Devan

Mata Devan berbinar bahagia, menerima hadiah dari Ethan

"Bilang apa sama Om Ethan sama Tante Emilia?" Ujar Karina dari arah kiri ruang tamu

"Makasih Om ganteng, Tante cantik." Ucap Devan sumringah

"Sama-sama anak pinter." Balas Emilia gemas, di iringi usapan lenbut di pipi Devan

Ethan hanya mengulas senyum melihat tingkah laku Devan.

Karina menggendong putrinya yang sedang tidur lelap. Di ikuti Daniel di belakangnya. Emilia antusias sekali melihat putri Karina

"Wah si cantik." Ucapnya kala melihat putri Karina

Karina hanya tersenyum sambil menatapi putri cantiknya

"Oh iya kak, ini buat Kakak." Emilia memberikan kado kepada Karina

"Kok malah ngerepotin sih Mil, kalian dateng kesini aja aku udah seneng loh." Tutur Daniel

"Nggak papa Kak, nggak ngerepotin sama sekali kok."

"Kamu mau gendong Mil?" Tanya Karina

"Boleh Kak." Lalu Karina memberikan putrinya ke dalam gendongan Emilia

Emilia mengamati bayi lucu Karina, dengan begitu sayang Emilia menggendongnya.

"Lo kasih nama siapa?" Tanya Ethan pada Karina

"Zeya Radinsya Aryasa Hutama." Balas Karina

"Panggilannya Zeya Kak?" Tanya Emilia

Daniel dan Karina kompak mengangguk.

Zeya masih tetap terlelap meski di gendong oleh Emilia.

Daniel dan Karina sudah mengetahui, jika Emilia baru saja kehilangan calon bayinya. Mereka menguatkan pasutri baru tersebut, dan mendoakan agar keduanya segera di berikan momongan lagi.

"Capek nggak sih Kak, kalo udah punya anak dua?"

"Ya capek sih, tapi seneng." Senyum Karina terukir di wajah cantiknya yang tak berubah

Emilia ikut tersenyum, membayangkan nanti jika ia sudah memiliki anak.

"Lo suka bantuin nggak Dan?" Ujar Ethan

"Ya sesekali gue bantuin, nggak tega gue kalo liat dia ngerjain apa-apa sendirian. Sebisa mungkin kalo kerjaan udah kelar, gue balik lebih cepet."

Ethan kagum dengan sosok Daniel, meski lelaki itu bekerja namun ia bisa tetap memprioritaskan keluarga kecilnya dan juga bisa berkontribusi pada perkembangan anak-anaknya

"Salut gue sama lo Dan, bener-bener Papa idaman anak-anak lo."

Daniel terkekeh geli, "Nggak juga sih Than. Tetep aja gue ada sisi minusnya."

"Tapi banyak sisi plus-nya."

Keduanya lalu tertawa bersama, kedua perempuan disana juga ikut tertawa.

Semua sudah berjalan sesuai jalurnya. Inilah memang yang sudah Tuhan gariskan untuk mereka semua. Berakhir bahagia dengan cara dan jalan masing-masing. Saling menguatkan, mendukung, serta mendoakan

Masa lalu jadi bagian untuk mereka belajar akan kesalahan, masa kini mereka jalani serta perbaiki, dan masa depan akan mereka susun sebaik mungkin, agar tak akan ada lagi luka, penyesalan serta air mata yang jatuh



























Finally, kelar juga work ini
Happy ending ga nih?
I hope you can enjoy my work, so many thanks to all my readers that support me in this work or another work, see you

Dark Side | [Yeonjun X Karina X Heeseung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang