DS 06 : Married

787 66 3
                                    

Hay, selamat pagi, siang, sore, malem reader's-nim
Blaz balik dg chapter baru ini
Semoga suka yaa
Happy reading ❤️







Acara pernikahan di laksanakan secara khidmat di sebuah gedung yang cukup besar, tamu undangan tidak terlalu banyak karena itu keinginan kedua belah pihak. Baik Daniel maupun Karina hanya mengundang teman terdekat keduanya, ingin lebih private saja katanya.

Kini pasangan suami-istri ini sedang duduk menghampiri tamu undangan untuk menyapa mereka. Karina menggamit lengan Daniel begitu erat menuju tempat duduk para tamu, sungguh serasi pasangan ini. Ucap para tamu setengah berbisik.
Netra Karina mengamati sekeliling mencari sosok yang cukup ia rindukan, tapi nihil orang itu tidak ada disana. Daniel mengajak istrinya untuk menyapa teman-teman semasa kuliah dulu. Senyuman pasangan ini secerah mentari menyapa empat orang lelaki dan satu perempuan yang duduk berdampingan.

Karina menunduk sopan untuk menyapa kelima orang tersebut, Daniel menjabat tangan mereka satu persatu dan duduk bersama setelahnya. "Dan selamat atas pernikahannya, gue nggak nyangka lo cepet banget melepas masa lajang." Ucap lelaki berkemeja hitam di iringi kekehan ringan.

"Thanks, Nu. Lo kapan nyusul?"

Kali ini wajah Wisnu berubah menjadi kecut, gara-gara balasan tidak terduga dari Daniel.
"Lo masih aja nyebelin Dan." Lirikan Wisnu menajam
Karina kemudian mengajak Daniel menyapa yang lain setelah berpamitan pada Wisnu dan yang lain.
Tiga jam telah berlalu, acara resepsi selesai. Pasangan suami istri baru ini pulang ke rumah Karina untuk beristirahat. Sementara kedua orang tua Daniel sudah pulang.

Kini di ruangan bernuansa pastel ini Daniel sedang duduk berdampingan dengan perempuan yang beberapa jam lalu telah sah menjadi sepasang suami istri. Keduanya tidak saling membuka pembicaraan, malah sibuk dengan ponsel masing-masing. Hingga Daniel tersadar kalau hari sudah mulai petang, badannya juga sudah terlalu lelah dan memutuskan untuk mandi. Sementara Karina masih sibuk dengan ponselnya, sampai Daniel menginterupsinya "Kar, aku mandi dulu."

Baru lah Karina menolehkan pandangannya pada Daniel, "Iya Mas."

Daniel berlalu ke kamar mandi untuk beberapa saat, dan Karina juga bersiap-siap mandi setelah suaminya selesai.

Setelah Daniel keluar dari kamar mandi Karina segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Lima belas menit berlalu, perempuan cantik itu keluar dengan wajah lebih segar. Saat Karina menemukan suaminya masih di depan meja rias dengan raut bingung.

"Mas, kenapa bingung gitu, nyari apa?"

"Nyari hair dryer Yang."

Hati Karina berdesir halus saat Daniel memanggilnya dengan panggilan 'Yang'.

"Oh bentar aku ambilin." Karina mengambil hair dryer dari laci lemari pakaian dan menancapkannya pada stop kontak.

"Mau aku bantuin ngeringin rambutnya?" tanya Karina dengan senyum terpampang di wajahnya

"Boleh, Kar." Kemudian Karina mengambil posisi di depan Daniel yang duduk di tepi ranjang. Karina menata rambut Daniel dengan jari lentiknya hingga rapi sambil merapikannya.

Sejak tadi Daniel tidak henti-hentinya menatap wajah istrinya yang begitu cantik meski tanpa make-up, pikirannya sudah mulai berkelana kemana-mana. Dengan segera Daniel menepis pikiran gila yang barusan menghampiri pikirannya. Sialan

"Udah selesai Mas, makan dulu yuk." Ajak Karina pada sang suami, masih dengan posisi yang sama, namun tiba-tiba saja Daniel berdiri di depannya hingga badan mereka reflek saling menempel dengan jarak wajah hanya terpaut beberapa centimeter. Hingga keduanya dapat merasakan deru napas masing-masing.

Debaran hati yang Karina rasakan berbeda dari debaran hati saat bersama dengan Ethan.
Daniel mengedipkan matanya beberapa kali saat menyadari betapa dekat wajah mereka, keduanya masih saling tatap satu sama lain. Saat kesadaran sang lelaki kembali, sesegera mungkin Daniel menjauhkan wajahnya.

Atmosfer di ruangan ini menjadi sangat berbeda karena kejadian barusan, rasa canggung juga menyelimuti keduanya.

"Um, itu anu.... Kamu duluan aja Kar, aku nyusul nanti." Daniel mendadak gagap saat matanya bertatapan kembali dengan Karina.

Karina memilih lebih dulu ke ruang makan untuk makan malam. Tidak sampai lima menit Daniel juga muncul dari balik pintu kamarnya.

Makan malam berjalan santai sampai selesai, tidak terlalu banyak pembicaraan yang terjadi selama acara makan malam, hanya sedikit gurauan saja. Mungkin karena semua orang merasakan lelah, akhirnya mereka segera masuk ke kamar masing-masing untuk mengistirahatkan tubuhnya.
Sampai di kamar atmosfer kembali terasa sangat berbeda, Daniel sudah memposisikan tubuhnya berbaring di atas ranjang, sementara Karina merasakan dilemma hebat di hatinya. Padahal ini juga bukan pertama kalinya bagi seorang Karenina tidur dengan seorang lelaki. Tapi yang menjadi pergolakan di batinnya adalah Daniel itu suami sah nya.

"Kamu nggak tidur Sayang? Nggak capek?" suara Daniel lirih tapi bisa membuat hati Karina berdesir tak karuan.

"Iya Mas ini mau tidur kok."

"Sini sampingku."

Shit, sekarang jantung Karina bekerja tiga kali lipat dari sebelumnya.

Pelan-pelan Karina membaringkan tubuhnya di samping Daniel dengan posisi tubuhnya terlentang, enggan menghadap Daniel. Sedangkan Daniel sudah memiringkan tubuh tingginya agar lebih merapat ke arah sang istri.

Menyadari hal tersebut Karina sedikit menjauhkan tubuhnya.

"Kenapa ngehindar Sayang?"

Sungguh hati Karina ingin melompat kesana kemari hanya dengan panggilan 'Sayang' dari suaminya.

"Oh nggak papa Mas, takut kamu nggak nyaman kalo aku deket kamu."

Daniel menyeringai, 'Karina apa-apaan' batinnya

"Sini, aku peluk." Senyum Daniel tidak pernah luntur dari wajahnya.

Cukup menegangkan bagi Karina ketika harus berpelukan untuk pertama kalinya dengan Daniel yang berstatus sebagai suami sah-nya.

Hug

Karina dapat merasakan tubuh hangat Daniel yang kini merengkuh tubuh rampingnya. Satu kata yang bisa mendeskripsikan perasaan Karina sekarang yaitu nyaman.

Hal tak terduga lainnya terjadi begitu saja, kecupan hangat di daratkan pada dahi mulus perempuan cantik ini. Kupu-kupu terasa beterbangan dalam perut Karina. Perasaan macam apa lagi ini?
Mata bulat Karina mengerjap beberap kali, lalu tatapannya jatuh tepat pada kedua bola mata sang suami. "Makasih ya Mas, udah mau nerima aku jadi istri kamu."

Daniel beralih untuk menggenggam telapak tangan Karina tanpa sedikit pun beralih dari wajah cantik itu. "Aku juga banyak terima kasih sama kamu Kar. Kamu udah mau menemani hari-hariku ke depannya."
Karina mengangguk tulus.

Jujur, Daniel dan Ethan adalah dua kutub yang sangat berbeda. Ibarat kata, kutub utara dan kutub selatan.

Perlakuan Ethan memang manis tapi sayangnya tidak ada hubungan resmi di antara mereka, sehingga membuat Karina tidak yakin pada lelaki itu. Terlebih perlakuan Ethan padanya juga seenak sendiri. Mengesalkan sih memang, Tapi rasa cintanya pada Ethan mengalahkan rasa kesalnya.

Kalau Daniel, ah lelaki ini sangat berbeda dari Ethan. Selalu memperlakukan Karina secara special dan manis, bagaimana dirinya tidak beruntung? Seperti mendapatkan lotre rasanya.

"Tidur Sayang udah malem. Good night." Daniel lagi-lagi mendaratkan kecupan manis di dahi Karina. Mengakhiri hari ini dengan tenang dan manis.









Jangan lupa vote dan komennya
Maaf update nya lama, kemarin sempat kurang mood buat ngerjain






Dark Side | [Yeonjun X Karina X Heeseung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang