DS 17 : Reconcile

337 42 9
                                    


Hay, good morning.....
Ada yg nungguin work ini gak?
Maaf agak lama lama ya update nya
Happy reading




Sally memasuki kamar Karina, membuka tirai yang masih menutup kamar sang perempuan. Tubuhnya menggeliat kala seberkas cahaya menembus jendela kamarnya.

“Rin, bangun yuk, udah jam setengah 8 loh.” Sally mengelus ujung kepala Karina

“Bentar Mbak, Karina masih males.”

“Bantuin Mbak bikin cookies yuk.”

Mendadak Karina membulatkan matanya kala mendengar kata cookies, entah sejak kapan dirinya jadi begitu menginginkan cookies, padahal semalam dia tidak menginginkan apapun.

“Nah gitu dong cantik, sana cuci muka, terus sarapan. Mbak udah masak banyak tuh buat sarapan.”

Si cantik berjalan gontai menuju kamar mandi, selesai mencuci wajah, Karina berjalan menuju ruang makan, dan betapa terkejutnya ia kala Daniel menarik tubuhnya ke dalam pelukan hangat lelaki itu.

Getaran dalam hatinya tidak lagi bisa berbohong, hatinya lebih hangat dan tenang hanya dengan membalas pelukan lelakinya ini. Semalaman dia memikirkan Daniel, paginya sosok yang terbayang semalam sudah memeluknya penuh kehangatan.

“Uwu banget ya, pagi-pagi sarapanku liat pemandangan pengantin baru.” Sindir Victor yang datang dari arah pintu depan bersama Ray.

Keduanya saling mengurai pelukan,
kemudian mengambil Ray dari pelukan sang Ayah.
“Ray, ikut tante aja yuk sama Om.” Ajak Karina Ketika Ray sudah ada dalam gendongannya

“Nggak ada, makanya buruan bikin, biar kalian berdua ada hiburan sendiri.”

Daniel menahan malu, meski sudah sama-sama dewasa namun hal ini bisa di bilang agak tabu kalau di ucapkan secara frontal.

“Udah bikin, tapi belum berhasil kayaknya, harus nyoba lagi lebih banyak.” Balas Karina sembari mengajak bicara Ray.

Sally yang mendengar seketika terbahak-bahak akibat ucapan Karina yang kelewat frontal, berbeda dengan Karina yang tersenyum sumringah, Daniel sudah merah padam menahan rasa malu. Kenapa istrinya jadi berubah seperti ini?

Baru berpisah sehari saja, Karina sudah menampakkan sikap brutalnya. Ya meskipun kalau sudah beradu di ranjang, mereka sama-sama dominan, namun kalau dengan kalimat begini, Daniel memilih untuk kabur saja. Apalagi ini di depan Victor dan Sally.

“Kalian kudu berusaha lebih keras lagi loh, kalau bisa tiap hari juga lebih bagus malahan.” Imbuh Victor yang semakin menggoda, melontarkan godaan pada adik iparnya.

Dengan segenap keberanian Daniel membalas godaan sang kakak ipar, “Aku mah kuat sih Mas, Karina-nya aja gimana? Kuat nggak? Kalau kuat sekarang juga aku siap.”

Victor berakhir menyembunyikan wajahnya, “Gue kayaknya salah deh ngomong kayak tadi. Tapi gue maklumin, kalian ‘kan pengantin baru, jadi masih membara."

Daniel menaik turunkan kedua alisnya, berniat menggoda Karina. Yang melihatnya menjadi salah tingkah, "Kamu ngapain Mas?"

"Nggak kok, kamu pengen ngapain gitu nggak hari ini?" Tanya Daniel sambil mengelus pipi gembul Ray

"Nggak tau, aku mau bikin cookies dulu  sama Mbak Sally."

"Aku sebenernya pengen ngajak kamu quality time."
Ucap Daniel pelan di iringi usapan lembut pada surai hitam milik Karina.

Betapa kagetnya si perempuan mendengar ajakan lelakinya untuk quality time, padahal seingatnya kemarin lelaki di depannya ini menaikkan nada bicaranya.

“Tapi ‘kan....” Karina menggantungkan kalimatnya. Meski tadi dirinya membalas pelukan hangat si lelaki namun ia masih terlalu takut jika Daniel masih marah padanya.

“Kalian berdua, bisa selesaikan masalah kalian di tempat lain, sebagai kakak gue males liat adegan uwu, bikin pengen aja.”

Sally yang sedang makan hampir saja tersedak, dengan lontaran kalimat yang Victor berikan. “Iri bilang boss.” Jawaban Karina seketika membuat tiga orang lainnya terbahak tak terkendali.

“Sono deh pergi.” Usir Victor yang kemudian mengambil Ray dari gendongan sang adik.
“Iya deh iya.” Dengan nada pasrah Karina berjalan meninggalkan ruang makan.

Sesampainya di taman atas rumah, Karina memberanikan diri menatap Daniel, “Aku minta maf banget Mas, aku nggak dewasa.”
Sebisa mungkin perempuan ini menahan rasa gugupnya,.

“Aku juga minta maaf, kalau caraku kemarin salah. Seharusnya aku ngasih tau kamu baik-baik, nggak dengan cara kayak kemarin.” Daniel mengangkat dagu Karina agar saling beradu pandang satu sama lain.

Setelahnya Karina memeluk erat tubuh berotot milik suaminya, merasakan aroma yang menjadi candu baginya. Aroma yang memabukkan, mengisi paru-paru dan memorinya dengan setiap hal yang di miliki lelaki dalam pelukannya ini.

“Tadi kamu sampe sini jam berapa?”

“Jam 6 lebih dikit kayaknya.” Balas Daniel yang sedang menepuk-nepuk punggung Karina lembut.

“Berarti dari rumah sekitar jam 5 dong?”

“Iya deh kayaknya.”

Keduanya bercengkrama kembali, meresapi momen yang seperti sebelum-sebelumnya mereka lakukan.











Maaf pendek, buntu ide, semoga nge feel
Jangan lup vote & comments
Thanks
See you, love you🥰

Tue, July 19, 2022

Dark Side | [Yeonjun X Karina X Heeseung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang