EMPAT🍃

489 35 1
                                    

EMPAT🍃



Entah sampai kapan aku harus membohongi dunia, aku sakit, aku terluka, dan aku sedang tidak baik baik saja. Dan bantu aku untuk menutupi semua itu.

_Ghea Nada Gutama.


Ghea memarkirkan mobil nya di depan markas, tampak malam ini markas sangat penuh, apa ada hal penting yang harus di bahas bersama? Pikirnya. Ghea pun keluar dari mobil dan berjalan menuju markas. 

Bangunan tinggi di tengah lahan terbuka itu tampak menyeramkan jika di lihat dari luar. Tembok yang sengaja di beri cat abu, serta tamanan liar merambat di sisi sisi bangunan. Tempat ini sengaja di jadikan markas oleh ketua Dragon Gang angkatan pertama, dengan alasan jauh dari kota, dan jauh dari pandangan masyarakat. 

Namun, jangan salah. Bagian dalam bangunan itu sangat nyaman, beberapa sofa, kursi, bahkan alat alat dapur pun ada di sini. AC di setiap ruangan, beberapa TV, PS, Proyektor, dan komputer tersedia. 

Di sini juga terdapat beberapa kamar yang lengkap dengan tempat tidur, Dapur, Kamar mandi, Ruang kumpul, Ruang komputer yang berguna sebagai tempat pencarian informasi serta data data sinyal bahaya, seperti musuh, dan anggota Dragon lain nya.

Back to topic...

"Kenapa masih di luar?" Tanya Ghea pada beberapa anggota Dragon yang masih nongkrong di depan Markas.

"Nunggu lo," jawab salah satu dari mereka. Sebut saja Alif.

"Nunggu gue?" 

"Iya. Cepetan masuk," 

Ghea pun masuk di ikuti beberapa anggota lain nya yang langsung menutup serta mengunci pintu markas.

Ghea di buat heran dengan keadaan saat ini, mereka juga bertingkah sangat serius. Tidak seperti biasanya, markas tidak di penuhi canda tawa maupun lelucon dari anggota. 

Ketika Ghea masuk ke ruang kumpul, netra matanya melihat ke 7 inti Dragon Gang angkatan 10 dan 5 inti dari Angkatan 11. Tidak seperti biasanya, mereka juga sangat serius. Mereka akan serius jika sedang membahas hal penting saja. Itu pun jika pembahasan di mulai. Lalu, apa yang sedang mereka bicarakan?

"Ada apa?" Tanya Ghea to the point. Mereka semua menatap Ghea.

"Duduk Ghe," titah Gio. Yang langsung di turuti sang empu.

Masih tidak ada yang membuka suara saat Ghea sudah duduk. Ghea pun menatap Alex meminta penjelasan. Namun Alex tetap bungkam.

"Ada apa Bang?" Kini Ghea menatap Kenzo.

"Dahi kiri lo kenapa?" Suara dingin itu berasal dari Alex.

Ghea mengernyit, menyentuh dahi kirinya. Lalu ia tersentak mengingat dahi kirinya terluka akibat terbentur ujung meja saat di tampar Fian tadi siang.

Ghea berusaha bersikap tenang agar mereka tidak curiga. "Ke bentur ujung meja bang," ujar Ghea jujur.

"Kenapa bisa?" Kini Gara yang bertanya.

"Tadi siang Hp Ghea jatoh ke kolong meja belajar, pas Ghea mau ambil Ghea gak hati-hati, jadi kebentur deh," jelas-jelas Ghea berbohong.

"Yakin lo?" Putra masih tidak percaya.

Ghea pun mengeluarkan ponselnya dari saku Hoodie nya, lalu menunjukan nya pada mereka.

"Nih liat, layar nya aja pecah. Ghea belom sempet ganti," Jelasnya. Layar ponsel Ghea memang pecah, tapi bukan karna terjatuh ke kolong meja, melainkan terlempar saat Ghea tersungkur saat Fian menamparnya tadi siang.

GHEA'S STORY🍃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang