LIMAPULUHSEMBILAN🍃

743 19 21
                                    

LIMAPULUHSEMBILAN🍃





Tidak masalah, hei! Saya belum mati!

Ghea Nada Gutama_



Semua penghuni kantin ikut panik, melihat Ghea yang di gendong Barat dengan tergesa keluar kantin. Gadis itu tampak terkulai lemas dengan bibir yang sudah tampak pucat!

"Langsung bawa aja ke Rumah Sakit!" Titah Kenzo, laki-laki itu mengarahkan Barat untuk membawa Ghea langsung ke parkiran sekolah.

Barat menggendong Ghea melewati koridor sekolah dengan tergesa, wajah nya tampak jelas menggambarkan kepanikan yang teramat saat ini.

Guru-guru pun tampak keluar dari ruang guru saat mendengar ada keributan. Pak Jarot, pria dengan kepala botak itu pun menghentikan Bima yang kebetulan lewat di depan nya.

"Ada apa ini Bima?" Tanya nya.

Bima masih dengan wajah panik nya, laki-laki itu tampak mengatur napas nya sesaat. "Ghea Pak, tiba-tiba sesek napas! Sekarang mau di bawa ke Rumah Sakit dulu, saya sama temen-temen yang lain ijin ya Pak?" Ujar nya.

"Temen-temen kamu itu banyak, masa mau ikut semua?" Pak Jarot tampak tak terima, bisa saja ini modus kan?

"Yaelah Pak, gak ada waktu buat debat nih. Semua nya panik," entah keberanian dari mana, Bima dengan lancar membantah perkataan Guru BK yang terkenal galak itu.

"Yasudah! Saya ikut sama kamu,"

"Naik motor saya?" Tanya Bima.

"Iya ayok!"

Mereka pun pergi menyusul yang lain dengan tergesa.

Beberapa saat telah berlalu, hanya butuh sekitar 10 menit untuk Bima dan Pak Jarot sampai di Rumah Sakit yang menangani Ghea.

"Kamu kalo mau mati jangan ajak-ajak saya!" Pak Jarot dengan kesal memukul bahu Bima.

Bima tampak meringis, "kan buru-buru Pak, nanti malah kejebak macet kalo pelan-pelan bawa nya," ujar nya.

"Ngeles aja kamu! Ayo cepetan masuk!"

Mereka pun langsung masuk ke Rumah Sakit, bertanya pada resepsionis dimana ruangan Ghea lalu beranjak mencarinya.

Sampai di depan Ruang UGD, di depan sana sangat ramai di penuhi dengan siswa dan siswi dari SMA Nirwana. Bagaimana tidak? Semua yang tadi satu meja dengan Ghea ikut ke Rumah Sakit tanpa memikirkan apapun lagi.

"Bagaimana Ghea?" Tanya Pak Jarot setelah berada di depan ruang UGD.

"Belum tau Pak, dokter masih belum keluar," ujar Kenzo memberitahu.

Pak Jarot sempat ingin kembali berbicara, namun kedatangan Fian dengan asisten nya membuat ia kembali menutup mulut nya rapat-rapat.

"Dimana Ghea? Kenapa Ghea di bawa ke Rumah Sakit?" Tanya Fian langsung.

"Ghea masih di tangani dokter Pak, silahkan duduk dulu. Kita tunggu sampai dokter keluar," ujar Pak Jarot.

Semua teman Ghea menatap Fian heran, ada apa dengan pria itu? Tidak biasanya dia panik sampai seperti itu sebelum nya, bahkan Ghea hampir sekarat oleh ulah nya pun ia tak pernah pergi untuk sekedar melihat keadaan putri satu-satu nya itu.

Tak lama seorang pria berjas putih keluar dari ruangan dimana Ghea di tangani saat ini, dengan serempak mereka berdiri dan mendekat ke arah pria yang bergelar seorang dokter itu.

"Bagaimana anak saya Dok?" Tanya Fian tak sabaran.

"Ghea keracunan, entah apa yang dia makan. Tapi kalian tidak perlu khawatir, racun nya belum tersebar dan kami sempat menanganinya." Jelas Dokter itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GHEA'S STORY🍃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang