TIGAPULUHEMPAT🍃

289 21 0
                                    

TIGAPULUHEMPAT🍃


Tandai Typo!!

Happy Reading!!!





Tidak ada salah nya untuk mencoba. Jika ini gagal, saya akan kembali mencoba sampai berhasil.

_Jery Januarta.





"Kamu ini aneh sekali Ghea," ujar Ferdo tiba-tiba.

Kening Ghea berkerut bingung. "Maksud Papah?" Bukan Ghea, melainkan Kenzo yang bertanya.

"Dia memanggil Mamah mu dengan sebutan Mamah, tapi aku? Dia malah memanggil ku dengan sebutan Om," ujar Ferdo. "Padahalkan aku juga ingin memiliki Putri," lanjutnya.

Ghea dan juga Fatma terkekeh mendengar perkataan dari Ferdo. Lain hal nya dengan Kenzo yang malah berdecak sambil memutar bola matanya malas. Kenzo rasa ayah nya itu sangat lebay sekali.

"Ghea gak enak Om," kata Ghea, sambil menerima piring yang sudah berisi nasi serta lauk nya dari Fatma.

"Gak ada alesan Ghe, pokoknya panggil Papah oke?" Kata Ferdo.

"Jangan mau Ghe, dia kalo jadi bapak gak asik," kompor Kenzo, ia mencibir seraya memasukan nasi ke dalam mulutnya.

"Kenapa saya harus memiliki Putra seperti dia?" Perkataan Ferdo barusan berhasil mengundang gelak tawa Ghea dan juga Fatma. Sedangkan Kenzo mendengus tak suka. Ia menatap tajam Ferdo yang anteng menyuapkan nasi pada mulut nya.

Ghea menghentikan tawanya, ia memperhatikan pertikaian antara Kenzo dengan Ferdo yang masih belum selesai. Ferdo ini sangat terlihat berwibawa dan tegas di luar sana, tapi di sini? Ia sangat pandai membuat anak nya kesal.

Ia kemudian tersenyum getir, andai saja Mamah nya masih hidup, pasti dia tidak akan mengalami peristiwa menyedihkan ini di hidupnya dan akan tetap menjadi Putri kesayangan Papah nya.

"Ken kayak gini juga gen dari Papah!" Tiba-tiba suara teriakan Kenzo menyadarkan lamunan nya.

"Mungkin dulu Papah salah tekhnis, jadi hasilnya kayak kamu gini," balas Ferdo.

"Udah-udah, sarapan dulu. Nanti kalian terlambat," lerai Fatma.

"Oh ya Ghea," panggil Ferdo.

"Iya Om?" Sahut Ghea.

"Papah Ghe," koreksi Ferdo.

"Ehh, i-iya Pah?"

"Kamu gak pergi sekolah kan hari ini?"

"Jangan. Lo tetep di sini sampe gue pulang." Kenzo berkata mendahului Ghea.

"Ck, Ken. Papah lagi ngomong sama Ghea, bukan sama kamu," decak Ferdo kesal.

Ghea sedikit meringis, ayah dengan anak ini tidak pernah akur. "Iya Om Eh Pah, Ghea gak berangkat hari ini," ujarnya.

"Kalo gitu Papah juga gak berangkat ngantor hari ini, Papah mau ngobrol sama Ghea,"

"Lah kok gitu Pah?" Tanya Fatma.

"Sibuk aja nih bapak-bapak," cibir Kenzo.

"Iri aja nih bocah!" Ketus Ferdo.

"Udah lah, Ken udah selesai sarapan nya," Kenzo melirik Ghea. "Gue berangkat dulu, kalo ada apa-apa kabarin gue," pintanya pada Ghea.

Ghea mengangguk mengiayakan pernyataan dari Kenzo. Lagi pula, bagaimana ia bisa terluka di rumah ini? Apalagi Ferdo akan ada senantiasa di sini.

"Ken pamit Pah," Kenzo menyalimi tangan Ferdo.

Fatma sudah bersiap mengulurkan tangan nya pada Kenzo, namun tindakan Kenzo kembali melukai hati nya.

GHEA'S STORY🍃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang