☁️ SELAMAT MEMBACA ☁️
MENIKMATI senja di cakrawala adalah salah satu hal yang sangat mengasyikkan. Warna jingganya yang indah selalu bisa memanjakan mata bagi siapa saja yang melihatnya.
Begitu juga bagi Gavin Alfarellza, berbaring di atas awan yang empuk, disinari hangatnya mentari senja seraya menatap anak-anak bermain di awan adalah hal yang sangat menyenangkan.
Bagi Gavin sendiri mendengar celotehan dan tawa anak-anak yang tengah melompat dan berlarian adalah sebuah musik yang indah dan ceria. Dia juga yakin, siapa pun yang mendengarnya pasti akan dibuat tersenyum dan diselimuti perasaan hangat yang membuat hati merasa bahagia.
"GAVIN!"
Seorang gadis berambut cokelat tiba-tiba muncul di hadapan Gavin seraya berkacak pinggang. Dia yang melayang satu meter dari awan yang Gavin tiduri pun terlihat melotot padanya.
Sayap putih yang terbentang di belakang gadis itu pun berhasil menghalangi penglihatan Gavin yang sejak tadi menatap anak-anak bermain.
Secepat kedatangan gadis itu, secepat itu pula suasana hati Gavin berubah. Dia yang awalnya merasa bahagia, mendadak dibuat kesal. Apalagi saat tahu siapa orang yang dengan seenaknya menghancurkan sorenya yang indah.
"Apa yang kau lakukan? Menyingkirlah sana!" usir Gavin.
"Apa kau bilang? Menyingkir?!"
"Ya, pergilah sana dan jangan ganggu aku!"
Mulut gadis itu menganga tak percaya. "Aku tidak akan mengganggumu kalau saja kau tidak melupakan rencana kita!"
Selain terkejut dengan suara gadis itu yang memekakkan telinga, Gavin juga dibuat bingung dengan apa yang gadis itu ucapkan.
"Apa maksudmu? Rencana apa yang apa yang kau maksud?"
"BUKANKAH AKU SUDAH BILANG HARI INI KITA HARUS MENCARI BULU ANGSA?!"
Gadis itu berteriak dengan perasaan kesal yang luar biasa. Matanya melotot tajam, rahangnya mengeras, tangannya terkepal erat dan napasnya pun memburu.
Meski begitu, Gavin menanggapinya dengan tenang. "Ohh, kalau begitu carilah."
"Kau menyuruhku mencarinya sendiri?!"
"Haruskah aku ikut mencari juga? Maksudku, kau bisa melakukannya sendiri bukan?"
"GAVIINNN!"
Rasanya gendang telinga Gavin ingin pecah saat gadis itu lagi-lagi berteriak padanya. Bukan hanya meneriaki namanya saja, tapi saat sedang berbicara pun gadis itu terus menggunakan nada tinggi seolah-seolah indera pendengaran Gavin terganggu.
Dengan perasaan kesal yang sudah tak bisa dibendung lagi, Gavin lantas bangun dari posisinya. Di saat itu juga, sepasang sayap putih yang tampak lebih besar dari gadis itu muncul dari balik punggungnya. Sayap itu tampak begitu gagah dan siapa pun yang melihatnya pasti akan dibuat terpukau.
Dengan sekali kepakan sayap, kini Gavin dan juga gadis itu sudah berada dalam ketinggian yang sama. Meski begitu, tubuh Gavin yang tegap dan juga tinggi mengharuskan gadis di hadapannya untuk mendongakkan kepala agar bisa menatap wajahnya.
"Dengar Olivia, kau yang mau menikah denganku dan aku tidak pernah memaksamu untuk melakukannya. Jadi carilah apa pun yang kau perlukan dan jangan harap aku akan membantumu!" ujar Gavin dengan penuh penegasan di setiap katanya.
Gavin yang sebelumnya sudah dibuat kesal tapi masih bersikap tenang, akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. Melihat ekspresi Gavin yang begitu dingin dan tidak bersahabat, gadis yang panggil Olivia itu seketika membisu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MAN IN THE SKY [END]
FantasyMulanya kehidupan Sheyla Azzura berjalan selayaknya orang normal. Dia juga berusaha menjalani hari-harinya dengan baik. Namun, kehidupan normalnya seketika berubah saat semesta mempertemukannya dengan seorang lelaki aneh yang mengatakan dirinya adal...