☁️ SELAMAT MEMBACA ☁️
GAVIN tak henti-hentinya mengedarkan pandangan ke seisi Auzora Cafe, sesekali dia juga tersenyum saat mengingat kembali pertemuannya dengan Sheyla malam itu.
Rasanya baru kemarin dia turun ke bumi, bertemu gadis itu dan tinggal bersamanya. Namun, pada kenyataannya semua itu sudah terjadi cukup lama.
"Kenapa kau tersenyum?" tanya Sheyla saat memergoki Gavin sedang tersenyum. Padahal tidak ada hal apa pun yang lucu.
Gavin menatap gadis itu. "Eum ... aku cuma teringat pertemuan kita di kafe ini saja."
Sebelah alis Sheyla terangkat. "Begitukah?"
"Ya, apa kau masih mengingatnya?"
Sheyla menyeringai. "Apa kau bercanda? Mana mungkin aku melupakan kejadian itu. Kejadian yang membuatku ketakutan setengah mati."
"Padahal aku tidak menakutimu. Kau saja yang terlalu penakut."
"Hey!"
"Apa? Aku benar, kan?"
Sheyla berdecak lalu memukul lengan Gavin dengan kesal. Meski begitu baik dia maupun Gavin, keduanya sama-sama tersenyum. Namun, senyum Sheyla perlahan memudar saat matanya tiba-tiba melihat ke arah sudut kafe.
"Ada apa?" tanya Gavin.
"Cuma perasaanku saja atau orang itu memang sedang memperhatikan kita diam-diam?"
Kening Gavin mengernyit lalu dia menatap ke arah yang Sheyla tatap. Di mana ada seorang lelaki berpakaian serba hitam sedang membaca atau mungkin menutupi wajahnya dengan buku menu.
"Kau mengenalnya?" tanya Sheyla seraya menatap Gavin.
"Entahlah, tapi aku merasa tidak asing dengan orang itu," jawab Gavin yang juga menatap Sheyla.
"Benarkah?"
"Ya, tapi aku tidak begitu yakin," balas Gavin. "Apa sebaiknya aku ke sana? Mungkin kalau aku melihat wajahnya aku akan tahu."
"Aku ra—"
"Sheyla!"
Ucapan Sheyla terhenti saat seorang gadis berambut panjang bergelombang tiba-tiba meneriaki namanya. Dia dan Gavin juga langsung menoleh ke arah sumber suara.
"Rosalind!" balas Sheyla seraya melambaikan tangan.
Gadis yang dipanggil Rosalind balas melambai sambil menyunggingkan senyum. Dia lalu berlari kecil menghampiri Sheyla.
"Aaa aku merindukanmu," ujar Rosalind yang langsung memeluk Sheyla saat gadis itu baru saja berdiri.
"Aku juga," balas Sheyla.
Selagi kedua gadis itu asyik berbincang dan melepas rindu, Gavin yang sedari tadi diam tampak menganga. Dia terkejut sekaligus tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Sebelumnya Sheyla memang sudah bilang jika Rosalind adalah gadis yang cantik, pintar merawat diri dan bergaya kekinian.
Awalnya Gavin kira cantiknya Rosalind seperti gadis-gadis bumi yang pernah dia temui, tapi setelah melihat gadis itu sekarang, Gavin rasa kata cantik bukanlah kata yang pas. Dia lebih suka menyebut Rosalind sebagai gadis yang menakjubkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MAN IN THE SKY [END]
FantasyMulanya kehidupan Sheyla Azzura berjalan selayaknya orang normal. Dia juga berusaha menjalani hari-harinya dengan baik. Namun, kehidupan normalnya seketika berubah saat semesta mempertemukannya dengan seorang lelaki aneh yang mengatakan dirinya adal...