🌬️ 44 : Persiapan pernikahan

326 40 0
                                    

☁️ SELAMAT MEMBACA ☁️

GAVIN menatap sebuah kotak kecil di tangannya. Kotak yang kemarin diberikan kakek Roland di apartemen, di saat Sheyla sedang menyiapkan minuman.

Katanya benda di dalam kotak adalah benda turun temurun dan seharusnya dia memberikan benda itu pada Damian. Sayangnya, takdir tidak mengizinkan dia memilikinya. Karena itu, di rasa saatnya sudah tiba, kakek Roland lantas memberikan benda itu pada Gavin.

Tok tok tok!

Baru saja Gavin hendak membuka kotak itu dan melihat isinya, suara ketukan di pintu membuat Gavin mengurungkan niatnya. Ditaruhnya kotak itu di dalam laci nakas kemudian dia berjalan menuju pintu lalu membukanya.

"Hai," sapa Sheyla sembari tersenyum.

"Hai juga untukmu," balas Gavin ikut tersenyum juga.

"Eum ... kau sedang apa?"

Gavin mengedikkan bahunya. "Tidak ada, memangnya kenapa?"

"Baguslah," balas Sheyla. "Karena hari ini, ibu mau kita mulai mendiskusikan semua keperluan pernikahan."

Gavin mengangguk-anggukkan kepalanya. "Baiklah, ayo lakukan."

Sheyla tersenyum lalu keduanya pergi ke ruang tamu. Di sanalah mereka mulai mendiskusikan semuanya. Dimulai dari tema pernikahan, jumlah tamu undangan, baju pengantin dan sebagainya.

Diam-diam Elina mengintip mereka dari dapur sambil tersenyum senang. Awalnya dia ingin bergabung dan memberi saran-saran, tapi dia tidak ingin menggangu kebersamaan Sheyla dengan calon suaminya.

Sampai sejauh ini Sheyla dan Gavin memiliki konsep pernikahan yang sama. Mereka juga saling bertukar pikiran dan memberi saran sambil bercanda dan tertawa.

"Bagaimana kalau putih?" tanya Sheyla.

"Boleh, aku juga suka warna putih," balas Gavin.

"Baiklah, untuk dekorasi kita pakai warna putih," kata Sheyla seraya menuliskannya di buku.

Jika sebelumnya Gavin sama sekali tidak membantu Olivia saat menyiapkan pesta pernikahan mereka, lain halnya dengan sekarang.

Gavin justru dengan senang hati membantu Sheyla dan memberi ide-ide menarik agar pernikahan mereka bisa menjadi momen paling indah bagi keduanya.

°°°°

Gavin yang baru saja keluar dari kamar dibuat terkejut saat melihat kehadiran Sheyla yang ternyata sudah menunggunya. Dengan senyum yang terukir di bibirnya, Sheyla mengulurkan tangan pada Gavin.

"Sudah siap?" tanyanya.

Gavin meraih tangan Sheyla. "Tentu saja."

"Bagus, ayo pergi," ajak Sheyla yang diangguki oleh Gavin.

Pagi ini, mereka dan Elina akan pergi menemui seorang wanita yang bekerja sebagai wedding organizer. Wanita itu adalah sahabat Elina dan dengan senang hati dia mau membantu Sheyla dan Gavin untuk mengatur pernikahan mereka.

Mengingat waktu persiapan pernikahan yang cukup singkat, mereka tentu tidak bisa menyiapkan semuanya sendiri. Harus ada orang yang ahli dalam bidangnya agar pernikahan mereka bisa berjalan sesuai dengan harapan.

"Kalian masuk duluan, Ibu mau kunci pintu dulu," kata Elina saat Sheyla dan Gavin keluar dari rumah.

"Baiklah," balas Sheyla.

Lalu keduanya masuk ke taksi yang sudah terparkir di depan rumah. Kebetulan hari ini mobil keluarga Sheyla sedang dipakai Henry ke kantor, sedangkan Sheryl sendiri harus kuliah meskipun dia sangat ingin ikut bersama mereka.

THE MAN IN THE SKY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang