🌬️ 25 : Si tomboi Brianna

360 58 8
                                    

☁️ SELAMAT MEMBACA ☁️

SHEYLA yang tengah menatap keluar jendela bus sesekali bernyanyi pelan, mengikuti lirik lagu yang dia dengar lewat earphone. Saat ini dia dan Gavin memang berada di dalam bus untuk pergi ke tempat di mana teman Sheyla berada.

Di saat asyik melihat pemandangan yang dia lalui, Sheyla dibuat terkejut saat Gavin dengan seenaknya melepas sebelah earphone yang dia kenakan. Tak hanya itu, Gavin juga langsung memakainya di telinga.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Sheyla kesal.

"Melakukan apa yang kau lakukan," balas Gavin sambil menyilangkan tangannya di dada.

Sheyla berdecak, tapi tidak berkata apa-apa. Dia juga memilih untuk kembali menatap keluar jendela daripada meladeni Gavin.

"Sheyla," panggil Gavin.

"Apa?" balas Sheyla acuh tak acuh.

"Eum ... tadi kau bangun jam berapa?"

"Yang pastinya lebih dulu daripada kau."

"Benar juga," gumam Gavin. "Terus apa kau yang meletakkan bantal dan menyelimutiku?"

"Kau pikir siapa lagi, hah?"

Gavin tersenyum. "Kalau begitu terima kasih."

Sejenak Sheyla terdiam, lalu dia mengangguk pelan. "Terima kasih kembali."

"Hah? Terima kasih untuk apa?" Kening Gavin berkerut.

Sheyla mendengkus. Entah Gavin memang tidak mengerti atau dia hanya berpura-pura, yang jelas Sheyla tidak berbicara lagi. Dia hanya mengedikkan bahunya.

"Ah, biar kutebak," ujar Gavin. "Kau berterima kasih karena semalam aku membiarkanmu memelukku atau —"

Ucapan Gavin terhenti saat Sheyla tiba-tiba menatapnya tajam. "Ya, terima kasih dan kau tidak perlu memperjelasnya!"

Gavin tersenyum geli. "Baiklah."

°°°°

"Jadi hari ini kita akan bertemu siapa?" Gavin bertanya.

Sheyla yang berjalan selangkah di depannya lantas berbalik. Lalu ditatapnya Gavin sambil berjalan mundur.

"Brian, dia mungkin jauh dari bayanganmu, tapi percayalah dia orang yang baik, menarik dan —"

"Tunggu, namanya Brian?" potong Gavin.

"Ya, ada yang salah?"

"Tidak, hanya saja ... namanya seperti nama laki-laki," balas Gavin membuat Sheyla tertawa. "Kenapa kau tertawa? Jangan-jangan dia memang laki-laki?"

"Tidak, tentu saja tidak," jawab Sheyla berusaha meredam tawanya. "Dia perempuan."

"Benarkah?"

"Ya, nama aslinya Brianna, tapi dia lebih suka dipanggil Brian."

Gavin termangu, bingung sekaligus heran. Namanya Brianna tapi kenapa dia lebih suka dipanggil Brian?

"Entah kenapa, tapi tiba-tiba aku punya firasat buruk," ujar Gavin.

"Ck, tidak ada yang perlu kau khawatirkan, Gavin. Semuanya akan baik-baik saja," balas Sheyla. "Ya, walau aku rasa Brianna bukan gadis tipemu, tapi siapa tahu kalian berjodoh, kan?"

"Bagaimana kau tahu? Jelas-jelas dia bukan gadis tipeku dan —"

"Amanda yang sesuai dengan tipemu saja kau tidak mau," tukas Sheyla.

"Itu karena—"

"Gavin, belum tentu apa yang menurutmu baik, itu benar-benar baik dan belum tentu yang menurutmu buruk, juga benar-benar buruk. Siapa tahu yang menurutmu baik justru itulah yang buruk dan begitu juga sebaliknya," ujar Sheyla yang lagi-lagi memotong ucapan Gavin.

THE MAN IN THE SKY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang