🌬️ 21 : Amanda yang pendiam

364 62 1
                                    

☁️ SELAMAT MEMBACA ☁️

"KENAPA sebelumnya kau tidak bilang padaku kalau dia sudah punya tiga orang anak?" tanya Gavin yang tidak bisa lagi menyembunyikan kekesalannya pada Sheyla.

"Memangnya kenapa kalau Ainsley sudah punya anak?" Bukannya menjawab Sheyla malah balik bertanya. "Lagi pula kau sendiri tidak bertanya."

Gavin yang tengah berjalan lantas menghentikan langkahnya lalu menatap Sheyla dengan tajam. Sadar akan hal itu, Sheyla juga menghentikan langkahnya sambil menatap Gavin dengan sebelah alis terangkat.

"Apa? Kenapa kau menatapku begitu?" tanya Sheyla.

"Kau pasti sengaja tidak memberi tahuku, kan? Karena kalau kau memberi tahuku sebelumnya, kau takut aku akan menolak."

"Y-ya, tapi ... ya, sudahlah. Buat apa memperdebatkan apa yang sudah terjadi?"

"Bukan itu masalahnya, Sheyla!"

"Lalu apa?"

"Kau tidak jujur padaku dan kau —"

"Baiklah, aku akui aku salah dan aku minta maaf padamu," tukas Sheyla yang memilih untuk mengalah.

Kali ini Gavin tidak membalas. Dia malah semakin menatap tajam Sheyla seraya menyilangkan tangannya di dada.

Jujur saja dia masih ingin memarahi dan mengeluarkan semua unek-unek di hatinya. Namun, benar kata Sheyla. Untuk apa memperdebatkan sesuatu yang sudah terjadi? Tentunya tidak akan mengubah apa pun bukan?

Lagi pula, Gavin juga sudah memutuskan untuk berteman saja dengan Ainsley. Bukan, bukan karena status Ainsley ataupun karena ketiga anaknya.

Hanya saja banyak hal yang harus dipikirkan seandainya Gavin menjalin hubungan dengannya. Beruntung sekali, Ainsley yang berpikiran dewasa mau mengerti.

"Hey, kenapa diam saja?" tegur Sheyla. "Kau benar-benar marah padaku?"

Bukannya menjawab, Gavin malah memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Oh, ayolah, jangan bersikap menyebalkan. Aku sudah mengakui kesalahanku dan sudah meminta maaf juga."

Gavin menyeringai, apa katanya? Bersikap menyebalkan? Jelas-jelas sejak awal Sheylalah yang bersikap menyebalkan dan rasanya tidak salah jika dia merasa kesal sekarang.

"Gavin, ayolah jangan diam terus," ujar Sheyla seraya memegang tangan Gavin.

Gavin kembali menatap gadis itu dan entah apa yang terjadi, tapi tiba-tiba saja tubuhnya meremang, jantungnya pun kembali berdetak tidak biasa. Apa yang dia rasakan saat ini sama persis dengan yang dia rasakan saat Sheyla memeluknya semalam.

Sungguh, ini benar-benar merepotkan dan Gavin tidak tahu kenapa jantungnya bisa seperti ini hanya karena Sheyla menyentuhnya.

Tidak ingin hal itu kian menjadi-jadi, Gavin lantas mengempaskan tangan Sheyla, membuat gadis itu sedikit terkejut.

"Baiklah, aku memaafkanmu tapi aku ingin kau memberi tahuku semua informasi tentang ketiga temanmu berikutnya dan ingat —"

"Aku mengerti," tukas Sheyla sambil tersenyum senang saat Gavin mau memaafkannya.

THE MAN IN THE SKY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang