21.FIRST DAY PROMIL

417 22 3
                                    

Biarpun maut memisahkan kita, biarkan Asya pergi satu detik lebih cepat dari Kakak.

- Labiqa Kabsya Abidah-

Assalamualaikum
Happy reading 🤗

"Ka,"

"hemm?"

Malam ini Asya dan Firdan sedang duduk di kursi balkon di kamarnya sambil menatap langit malam yang bertabur bintang bintang. Asya yang sedang memeluk suaminya sambil selonjoran dengan sesekali suaminya itu meminum teh hangatnya.

Hal yang membuat Asya geram seharian ini adalah, suaminya yang terus menerus berhadapan dengan berkas berkas dan laptop yang selalu menyala. Bahkan sekarang pun, dia memeluk Asya dengan tangan kiri dan tangan kanan ia gunakan untuk bekerja . Asya melihat lihat sosial media di ponselnya.

" Waduh cakep banget nih , giginya ada gingsul nya, hidungnya mancung, matanya bagus banget , apa lagi senyum nya , MashaAllah bikin meleleh ." 

Monolog Asya berharap suaminya mengalihkan pandangannya dari pekerjaannya.

" Wihhh ... Mana masih single lagi,"

Firdan tidak menoleh sedikitpun.

" Lihat akunnya ah ,"
Bukan suaminya yang dongkol, yang ada malah , Asya yang semakin dongkol dengan seuaminya.

" Ouhh.. Namanya Muhammad park seo jun . Cakep banget ,kok bisa sih dia masih single,  padahal -"

" Gak ada nama korea yang awalannya pake Muhammad, yang ada tuh, park, song, kim, lee. Ngarang ngarang aja kamu. "

Ujar Firdan sambil menyimpan ponsel istrinya itu di meja.

" Lagian Kakak kerja terus, Asya juga butuh perhatian Kakak. Di kantor kerja , di rumah kerja , di tempat tidur kerja, sambil duduk sekarang aja Kakak tetep aja kerja. Mana waktu buat Asya nya ?"
Geram Asya dengan nada jutek Nya sambil menjauhkan rangkulan suaminya dan membelakangi Nya.

Firdan terdiam sejenak. Tidak di sangka istrinya sangat memperhatikan segala gerak gerik nya. Dan bodohnya Firdan bisa lupa dengan kodrat seorang wanita yang selalu ingin di perhatikan .

Firdan mematikan laptopnya dan menutup berkas berkas di sampingnya, dan kembali berusaha merangkul tubuh istrinya.

Cobaan pertama gagal . Asya tetus menolak rangkulan itu.

" Maaf , "

Asya tidak menjawab.

" Kakak tidak tau kalo perbuatan Kakak bisa membuat hati Asya terluka. Kakak tidak tau kalo Asya akan cemburu dengan kertas kertas dan laptop."

Asya membalikan badannya menghadap ke arah sang suami. Dengan wajah yang masih kesal dan bibir yang masih mengerucut.

" Bagaimana mungkin orang sepertiku tidak merasa cemburu jika memiliki seorang suami seperti dirimu ." Gerutu Asya.

Firdan tersimpu dengan ucapan sang istri.

" Iya wahai Aisyah ku ,"

" Lah , kok tau ?"

" Itu hadist yang di riwayatkan oleh imam Ahmad yang aku tulis di buku pengajian yang berwarna biru yang aku dapatkan hadist itu dari ceramah ustad Abdul handi ."

Assalamualaikum CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang