Sebelum bertanya kepada seseorang kenapa dia berubah, coba bertanya kepada dari sendiri bagaimana kamu memperlakukannya.
-Labiqa Kabsya Abid'ah-
Assalamualaikum
Happy reading 🤗Jam sudah menunjukkan pukul 07:00, sudah dipastikan kira-kira Asya sedang di dapur untuk memasak sarapan. Firdan bergegas keluar dari kamar yang semalam ia tempati, malam tadi Firdan membiarkan Asya untuk sendirian karena itu keinginannya. Asya yang mengunci kamar dari dalam saat Firdan hendak masuk. Semalaman Firdan tidak tidur, melainkan terus mendengarkan tangisan istrinya sampai tengah malam.
Saat sholat subuh, Firdan sholat munfarid. Namun niatnya berubah kala seseorang menepuk pundaknya. Asya berada di belakangnya. Terdengar dari lantunan Amin yang ia ucapkan kala Firdan selesai membaca Surat Al Fatihah. Namun makmunya lansung pergi setelah salam terakhir dalam sholat. Dia tak mengamini doa Firdan. Tak lagi mencium tangannya dengan manja. Tak lagi merengek ngantuk kepadanya.
Firdan turun bergegas dengan sedikit terburu-buru. Bagaimanapun Firdan harus menjelaskan se detail-detailnya kepada Asya, dan menceritakan tentang masa lalunya.
Firdan berlari menuju arah dapur, namun hanya Bi Narmi yang Firdan lihat sedang mencuci piring."Bi, Ibu mana?" Tanya Firdan.
"Enggak tahu Pak, saya belum lihat."
" Oh gitu ya."
"Mau saya buatkan teh atau kopi, Pak ?" tawar bi Narmi.
" Eggak usah, makasih,"
Firdan melangkahkan kakinya ke taman, berharap Asya sedang memberi makan ikan ikan. Namun nihil, Asya tidak ada. Firdan mencari ke ruang perpustakaan, namun tetap saja, Asya tidak ada. Firdan kembali ke ruang tv, dan ternyata Asya baru saja turun di tangga dengan menggunakan seragam gurunya.
Firdan tersenyum bersyukur Asya tidak pergi. Firdan mendekat ke arah Asya yang sebentar lagi sampai di dasar tangga." Asya, Kakak mau -"
ucap Firdan terhenti saat Asya tidak berhenti di depannya, melainkan malah terus berjalan melewati Firdan tanpa kata ataupun ekspresi.Firdan paham, Asya masih kecewa karenanya. Firdan mengikuti istrinya dari belakang dengan terus memanggil nama Asya. Tapi orang yang dipanggil tidak mau memberikan respon atau jawaban apa-apa. Asya mengambil sepatu warna hitam, tapi Firdan menarik sepatu itu, berharap Asya mau mendengarkan dan berbicara dengannya.
" Asya tolong, tolong dengerin dulu penjelasan Kakak. Kakak akan menceritakan semuanya, bahkan tentang masa lalu Kakak." ucap Firdan memohon kepada Asya.
Asya terdiam mendengar ucapan suaminya. Firdan yang melihat itu berharap Asya mau berbicara dengannya. Helaan nafas panjang Firdan dengar. Berharap setelah helaan itu Asya akan beucap
"jelaskan, " Namun ternyata tidak.
Asya malah mengambil sepatu warna putih dan memakainya lalu pergi keluar tanpa mengucapkan sepatah atau dua patah kata padanya.
Firdan tidak menyerah, dia langsung mengejar istrinya sampai ke depan gerbang.
"Asya, Asya tunggu....! Asya! "
Asya tetap berjalan mengacuhkan panggilan Suaminya.
Grepp.
Firdan berhasil mencekal tangan istrinya, tak sadar dia terlalu kencang menarik tangan itu, sampai luka di tangan Asya kembali mengeluarkan darah segar yang kembali mengalir di tangannya. Firdan kaget ketika membalikkan tangan Istrinya, terdapat luka tusukan di tangannya yang cukup dalam dan banyak luka goresan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Cinta
Teen FictionFollow dulu atuh akunnya biar berkah. Yang udah follow didoain masuk surga, rizkinya melimpah, bahagia dunia akhirat. Yang belum follow juga gak papa, doain aja biar cepet cepet sadar terus follow deh. --------------------- --------------------- "...