35. HE IS BACK

814 33 3
                                    


Terkadang, dalam hidup kita membutuhkan yang namanya sebuah konflik untuk mendewasakan dan mengukur seberapa kuatkan diri dan hati kita.
.
.
.
.
.
Panjalu 8 April 2022
H-7 Ramadhan.

Assalamualaikum
Happy reading 🤗

Masih adakah yang setia sama cerita Asya? Kangen gak nihhhh? Enggak! Sungguh tega sekalihhhh.
Lope lope❤❤ untuk yang terus sabar nungguin lanjutannya.

Saat ini semua keluarga tengah berkumpul di ruang keluarga. Dengan diramaikan oleh ocehan Malik yang membuat mereka tertawa. Dan dengan dentingan  suara garpu dan sendok yang tengah Bundanya siapkan di meja makan.

Malam setelah acara, mereka memutuskan untuk menginap karena hujan deras yang turun di malam tadi. Acara memang selesai pukul 9 malam, tapi setelah itu Asya dan ka Firdan tak henti-hentinya diinterogasi atas segala sesuatu yang terjadi. Tak ada pilihan lain dan tak ada rencana untuk terus menerus menutupi nya selain berkata jujur dan menjelaskan semuanya kepada mereka. Asya ingin mbak Mira bisa dengan baik di terima dalam kelurga besarNya dan suaminya,karena dia bukanlah aib yang harus terus menerus di tutup tutupi.

Banyak pro dan kontra di antara mereka yang menentang kehadiran Mbak Mira ke dalam keluarga kecilnya. Tetapi Asya tidak ingin menyerah dengan hal itu. Ia menjelaskan segala sesuatu mengenai Mbak Mira, dengan segala kehidupan dan ketakutannya. Asya mendapatkan senyuman bangga yang terbit dari sang bapung. Mungkim dia sudah mengetahui sebab dan masalah apa yang membuat cucunya pergi ke Solo seorang diri beberapa bulan lalu.

" Aunty!" teriak Qais dengan suara yang seperti toa mesjid.

" Apa sayang ku.. "

" ini dede bayik siapa? Tunjuknya pada Qais yang tengah Asya suapi bubur bayi.

" ini bayi aunty lah.. "

"ini anaknya aunty? "

"iya. "

" Tapi kok, pelut aunty tidak buncit? Tidak sepelti pelutnya bunda? "

" iya, karena aunty di beri secara langsung sama Allah, jadi gak perlu buncit dulu seperti bunda. "

Malik terdiam. Ia merasa bingung dan tidak mengerti dengan ucapan sang bibi. Mungkin yang dia tau atau di ajarkan oleh bundanya, kalo mau dedek bayi harus punya perut buncit terlebih dahulu.

" Malik kalo mau susu gimana? " sekarang bapung yang bertanya.

" Malik minta sama bunda." jawabnya dengan alis yang saling bertautan.

" Dikasih gak susunya sama bunda? "

" Dikasih lah,kan Malik minta."

" Nah, Aunty juga gitu. Aunty kan gak punya dedek bayi, jadi Aunty minta sama Allah buat dikasih dedek bayi.. "

"Telus Allah kasih ya bapung dedek bayik nya..." sela Malik.

" iya" timbal bapung mendalami cerita.

" Allah bayik banget yah bapung. Sampai kasih aunty dedek bayik?"

" iya dong. Malik sayang gak sama Allah? "

" Sayang dong"

" Kalo sama dedek bayi, sayang juga gak? "

Qais tampak terdim. Ia menimang nimang pertanyaan bapung kepadanya.
" Kalo dedek bayi nya jadi dede Malik, Malik sayang. Kalo tidak, ya Malik tidak sayang. "

Semua orang tampak tertawa dengan ucapan Malik yang memberikan penawaran kepada Asya.

" Bagaimana aunty? Mau tidak dedek nya di sayang Malik?"

Assalamualaikum CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang