34. Ketakutan Mira

924 23 0
                                    


Seseorang akan berubah karena dua kemungkinan. Hatinya yang semakin terbuka, atau lukanya yang semakin menganga.
.
.
.
.
.
.
Panjalu 6 April 2022


Assamualaikum
Happy reading 🤗

"Assalamualaikum"
Ucap Firdan pelan saat membuka pintu kamarnya.

Iya melihat Asya yang tengah merapikan pakaian di atas tempat tidur.

" Waalaikumsalam." jawabnya sambil tersenyum tipis kearahnya. Mungkin Asya masih marah.

Firdan menyimpan jas dan tasnya di atas meja lalu perlahan mendekat Dan duduk di hadapan istrinya, di atas tempat tidur. Firdan menatap istrinya yang tengah menggantung baju-baju kerjanya dengan telaten. Sekarang Asya manggarai rambutnya tanpa ditutupinya dengan jilbab ataupun ciput di kepalanya. Dengan setelan daster sederhana, namun tampak luar biasa jika dia yang memakainya. Firdan baru menyadari ternyata saat ini istrinya sangatlah kurus. Berbeda saat pertama kali mereka menikah. Sekarang, tulang dadanya tampak terlihat dengan jelas, tulang pipinya tanpak sangat menonjol. Tidak ada lagi daging besar yang singgah di sana. Wajahnya kusam, auranya dingin, walaupun dengan bibir yang selalu pastinya mencoba untuk tersenyum.

"  Asya." ucap Firdan pelan.

Asya berhenti dari aktivitasnya dan menatap ke arah suaminya ketika tangannya digenggam oleh Nya.

" Boleh Kakak bertanya?" izinnya dengan hati-hati.
Asya menatap mata suaminya lalu menganggukan kepalanya sedikit ragu.

" Boleh kakak minta jawaban terjujur dari semua ini? terlepas dari apapun, dari siapapun ya akan terluka di sini. Boleh? "

Asya tampak bingung dengan ucapan dari permintaan suaminya saat ini. Fikirannya berkeliaran kesana kemari, menebak nebak apa yang akan di tanyakan oleh suaminya saat ini. Walaupun dengan kebingungan, Asya tetap mengangguk kan kepalanya dan kembali memandang suaminya yang menggenggam erat tangannya.

" Boleh. "

Firdan tampak menarik nafasnya terlebih dahulu sebelum berucap. Asya semakin berdebar dan bingung dengan tingkah suaminya. Apaka suaminya akan meminta untuk bercerai? Membuat pilihan yang sama sekali tidak akan pernah menguntungkan kebahagiaan untuk mereka? Asya tidak tahu. Ia hanya berdoa meminta yang terbaik menurut Allah untuk kelangsungan rumah tangganya saat ini.

" are you oke?"

Hening. Asya terdiam dan Firdan terdiam juga karena menunggu jawaban atas pertanyaannya.

Hati Asya mencelos. Ini pertama kalinya suaminya bertanya secara langsung tentang bagaimana keadaannya.

" Asya -

" Asya oke ko. " jawabnya cepat.

Firdan menggeleng. Dia tahu istrinya berbohong kepadanya. Terlihat dari matanya yang mengalihkan pandangan ke arah lain.

" Tolong jujur Asya, are you oke? " ulangnya.

Asya nampak terdiam. Dia kembali mencoba memandang lebih dalam mata yang kini memandang ke arahnya tanpa berkedip. Mata Itu tampak lelah, dengan lingkaran hitam yang terpancar di bawah matanya. wajahnya kusam, rambutnya tampak acak-acakan tak terurus, bajunya berantakan. Sangat jauh dari sosok Firdan yang seaungguhnya.

Ternyata bukan hanya dia yang berkorban di sini, tapi suaminya juga tak kalah berkorban nya. Asya sadar ternyata dia hanya sibuk mengobati dirinya sampai lupa untuk mengurus suaminya yang juga membutuhkan dukungan darinya. Tapi rasanya untuk saat ini Asya sangat lelah untuk terus menerus menahannya dalam hati.

Assalamualaikum CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang