"LEPASIN GUE!"
Kaluna tidak pernah menginginkan untuk dilahirkan tapi mengapa orang-orang di sekelilingnya selalu menyalahkan atas kehadirannya. Seperti sekarang ini, tanpa tahu kesalahannya dia harus di seret-seret oleh dua siswi yang tidak pernah dia kenal sebelumnya.
Dua siswi itu membawanya ke toilet bekas yang ada di belakang sekolah lalu tanpa belas kasihan dua siswi itu mendorongnya hingga dia jatuh di atas lantai yang kotor penuh debu.
Siswi berambut keriting berjongkok kemudian mencengkeram dagunya. Dia dapat merasakan kuku cewek itu menancap pada dagunya. "Lo tahu buah itu nggak bakal jatuh jauh dari pohonnya! Lo ini anak pelakor yang nggak pantas hidup. Kalau lo dibiarin hidup yang ada lo bakal jadi kayak Mama lo yang sukanya hancurin rumah tangga orang!"
"Gue denger-denger lo emang anak haram, ya?" Kini giliran cewek yang mempunya kulit putih berambut sebahu yang menyiksanya dengan menjambak rambutnya.
"NGGAK ADA YANG NAMANYA ANAK HARAM!" teriak Kaluna sebelum akhirnya dia meringis sebab si cewek berambut keriting itu mencengkeram dagunya lebih kuat lagi.
"Tapi lo itu anak haram! Emang lo tahu siapa Bapak lo? Enggak kan?" siswi yang menjambak rambut Kaluna tadi tertawa.
"Gue di sini mau ngasih pelajaran buat lo." Cewek itu melepaskan cengkeramannya pada dagu Kaluna lalu mengambil beberapa foto dari saku seragamnya. "Ini bukti Ibu lo itu seorang pelakor! atau lebih tepatnya seorang pelacur!"
Cewek itu membanting foto-foto itu di hadapan Kaluna. Kaluna menatap nanar foto-foto itu. Hatinya rasanya perih. Seharusnya dia sudah terbiasanya menghadapi situasi seperti ini tapi tetap saja hatinya akan berdenyut ngilu waktu melihat fakta-fakta bahwa Mama bukanlah orang yang baik.
"Arghh!" Kaluna memegang rambutnya yang dijambak siswi berambut sebahu tadi.
"Bilangin Ibu lo buat nggak ngerusak rumah tangga orang! Dan suruh dia ninggalin Bokap gue!" Cewek berambut sebahu tadi melepaskan rambut Kaluna lalu pergi dari sana untuk mengambil sesuatu yang akan menjadi kejutan untuk Kaluna.
"Kita nggak akan biarin lo hidup tenang setelah Ibu lo udah buat Bunda gue hancur!" tekan cewek si rambut keriting.
Cewek berambut sebahu tadi kembali membawa ember yang berisi tepung, telur, kecap, dan air yang sudah diberi pewarna. Tanpa aba-aba cewek itu menguyur Kaluna.
Kaluna memejamkan matanya dan menerima guyuran air yang sangat menjijikkan itu pada badannya. Air matanya luruh bersama sisa-sisa air berwana kecoklatan yang tanggal di wajahnya.
Kedua cewek itu meninggalkan Kaluna yang sudah tidak berdaya bersama luka-luka yang membelit hatinya. Kaluna menyeka air matanya. Tidak ada gunanya menangisi semua yang terjadi padanya. Tangis tidak akan merubah segalanya.
Kaluna mendesah melihat seragam putihnya sudah berubah warna menjadi coklat. Nodanya pasti sangat sulit dihilangkan. Dan Kaluna juga harus menerima rambutnya yang sudah tidak karuan bercampur bau-bau yang tidak enak.
🌼🌼🌼
Setelah membersihkan seragamnya di toilet sekolah yang memakan waktu lumayan lama akhirnya Kaluna memilih menyerah dan pulang ke rumah. Seragamnya sangat sulit dibersihkan. Dia pulang ke rumah memakai seragam olahraga dan hoodie hitamnya.
Sampai di halaman sekolah dia disambut hujan. Hujan yang turun saat ini sangat tepat untuk menggambarkan suasana hati Kaluna. Abu-abu dan pilu.
Dari pada menunggu hujan sampai reda Kaluna memilih untuk tetap melanjutkan perjalanan pulangnya toh dia selalu membawa payung hitamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequel (Selesai) ✓
Fantasy"Cintailah orang sewajarnya. Jangan sampai cinta mengendalikan diri kamu sepenuhnya. Kamu harus bisa memberikan ruang tersendiri antara perasaan dan logika ketika sedang jatuh cinta." Start: 16 Januari 2022 Finish: 09 Agustus 2022 *** Credit cover b...