Butuh waktu delapan hari untuk Karsha menenangkan dirinya selepas dari kejadian di ruangan Bundanya. Selepas dia membaca note yang ditinggalkan Bundanya.
Sedang Kaluna, selama Karsha menenangkan diri yang Kaluna lakukan adalah memberikan ruang pada Karsha. Dia tidak menghubungi Karsha sebab Karsha mengatakan padanya akan menghubunginya setelah dirinya membaik.
Dan pagi tadi Karsha menelfonnya, mengabari bahwa dia sudah baik-baik saja. Bahkan laki-laki itu juga menawarinya untuk mengantarkan Kaluna ke sekolah. Akan tetapi, Kaluna menolak tawaran Karsha. Sebagai gantinya dia meminta bertemu di sore hari saja. Dengan mudah Karsha menyetujuinya.
Kehidupan Kaluna juga perlahan mulai membaik dan ia juga sudah kembali ke sekolah, meski waktu ia masuk sekolah harus ke ruang BK lebih dulu. Di sana dia hanya di minta untuk lebih terbuka dan tidak memendam hal-hal yang menyakitinya karena Bu Muhsi, guru BK, siap mendengar segala keluh kesahnya. Sebelumnya, Bu Muhsi sudah tahu yang terjadi dengannya, tentang dirinya yang mencoba melakukan bunuh diri. Yang membuatnya lega sekalipun Bu Muhsi mengetahui apa yang terjadi padanya Bu Muhsi tidak menyebarkannya. Kata Bu Muhsi, hanya ada beberapa guru yang tahu.
Bekas di goresan di pergelangan tangan kanannya memang terlihat jelas dan bisa saja orang-orang akan berasumsi tapi Kaluna tidak peduli. Biarlah orang lain berasumsi, yang terpenting ia terus berusaha memperbaiki diri. Sebenarnya di pergelangan tangannya bukan hanya goresan semata, karena ia benar-benar menyayatnya, dan bekas sayatan itu dijahit sewaktu ia tidak sadarkan diri.
Selama di sekolah Kaluna lebih sering menghabiskan waktunya di kelas. Ketika istirahat pun Kaluna memilih di kelas dan memakan bekal buatan Mama. Walaupun kondisi sudah membaik, dan Mama sudah berubah, tapi ada sedikit ketakutan yang dirasakannya. Ia takut menemui orang-orang yang sudah Mama sakiti.
Tapi untunglah belum ada kejadian di mana ia jadi samsak anak-anak sekolah untuk menyalurkan rasa sakit hati mereka karena ulah Mama. Kaluna harap akan terus begitu.
"Kita makan pecel lele dekat sini aja, ya," ajak Mama, yang saat ini sedang bersama Kaluna karena Mama sengaja menjemput Kaluna sepulang sekolah.
Sampai di warung tenda pecel lele Mama memesan pesanan mereka kemudian mereka duduk di ujung karena hanya di sanalah tempat duduk yang tersedia.
"Habis ini Mama balik lagi kerja?" tanya Kaluna.
"Iya, tapi Mama nggak bakal pulang larut malam kok. Paling kita nanti bisa makan malam bareng."
Perubahan yang paling Kaluna sukai dari Mama adalah Mama yang tidak lagi pulang malam dan selalu menyempatkan waktunya untuk bersama dengannya.
"Nanti sore aku ketemuan sama Karsha, Ma."
Mama mengangguk. "Akhirnya dia muncul lagi. Mama kira dia sibuk banget lho gara-gara jarang main sama kamu."
Pesanan mereka datang membuat obrolan mereka terhenti. Mama mengucapkan terima kasih pada pelayan. Kaluna mencuci tangannya di kobokan yang disediakan begitu pula dengan Mama. Setelah itu barulah mereka makan.
"Kalu, kamu ada rasa sama Karsha?"
Sebelum menjawab Kaluna menelan makanannya lebih dulu, takut muncrat. "Nggak lah, Ma. Lagian juga belum lama Kaluna kenal Karsha. Jujur aja dari awal Kaluna anggap Karsha Kakak sekaligus teman."
Entah, kenapa Kaluna memang tidak ada keteraktiran khusus pada Karsha. Memang awalnya Kaluna sempat terkejut karena Karsha sangatlah mirip dengan Nigra. Akan tetapi, setelah keterkejutannya menguap ia menjadi biasa saja. Dia kini juga melihat Karsha sebagai Karsha tidak ada lagi bayang-bayang Nigra.
Mungkin apa yang dirasakannya pada Nigra itu tidak nyata karena dia merasakannya dalam mimpi. Lagi pula tokoh Nigra adalah fiktif. Itulah kesimpulan yang Kaluna buat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequel (Selesai) ✓
Fantasia"Cintailah orang sewajarnya. Jangan sampai cinta mengendalikan diri kamu sepenuhnya. Kamu harus bisa memberikan ruang tersendiri antara perasaan dan logika ketika sedang jatuh cinta." Start: 16 Januari 2022 Finish: 09 Agustus 2022 *** Credit cover b...